Hay hay hay guys 🤗 jumpa lagi dengan saya seorang manusia biasa seperti kalian semua, jangan bosen baca cerita aku ya 😊
Pengumuman:
Aku mohon sama kalian buat baca lagi part sebelumnya, karena ada beberapa dialog yang aku ubah, biar kalian gak bingung, sekian semua.
Jangan lupa vote 🌟 dan komennya di tunggu ya.
Happy reading 😍😍😍
.
.
.***
Tok tok tok...
Cklek
"Apa sih bang," Viona heran dengan Dion yang tiba-tiba memeluk nya saat ia membuka pintu kamarnya.
"Sorry," Viona menyatukan kedua alisnya saat mendengar kata sorry yang di ucapkan oleh Dion.
"Kenapa sih bang?, aneh banget," tanya Viona saat Dion melepas pelukannya.
"Maaf buat tadi malem, maaf gak bisa jagain lo, maaf gak bisa percaya sama lo," ucap Dion tulus.
Viona terkekeh geli, tidak di sangka kalau abangnya ini akan meminta maaf seperti sekarang, meskipun Dion sebenarnya akan meminta maaf ketika merasa berbuat salah, tapi ini lebih sangat menghayati.
"Apasih udahlah lupain, lukanya gak terlalu parah juga," balas Viona sambil tersenyum.
"Yuk turun," ajak Dion. Keduanya pergi menuruni tangga untuk sarapan kemudian berangkat ke sekolah.
***
"Vi sumpah lengan lo gak kenapa-napa, gimana sakit gak? Duh berbekas nih pasti,"
Plak
Viona menabok lengan Alexa karena gemas sekaligus kesal mendengar ocehan Alexa sedari tadi yang isinya hanya menanyakan keadaannya saja, apalagi barusan ucapan Alexa yang membuat Viona kesal setengah mampus.
"Lo kalo ngomong yang bener dikit napa sih, enak aja bilang pasti berbekas, gua robek juga ya congor lo," balas Viona sadis.
"Hih ngeri juga ya kalo lo marah," ujar Alexa sambil bergidik ngeri.
"Apa! mau," ancamnya.
"Gak gak, dahlah yok gua mau duduk pegel kaki gua jalan mulu," Viona memutar bola matanya malas untuk meladeni setiap ucapan yang keluar dari mulut Alexa, Kemudian melanjutkan jalannya yang sempat tertunda karena Alexa.
Kini keduanya, yaitu Viona dan Alexa telah sampai di kelas dan duduk di bangku mereka masing-masing.
"Gimana sama tangan lo?" Viona kaget karena tiba-tiba ada Alfin di sampingnya. Viona mendongak untuk melihat Alfin yang tinggi.
Gilang dan Sevan tak percaya kalau teman mereka yang satu ini bisa berbicara pada lawan jenis terlebih lagi Viona adalah murid baru.
"Gapapa," singkat jelas dan padat. Jawaban Viona dapat mewakili keadaan lengannya sekarang.
"Oh, oke," ucapnya dan pergi ke bangkunya yang ada di belakang Viona.
Setelah Alfin pergi, kini berganti Alexa yang berada di sampingnya dengan berbagai macam pertanyaan yang akan di khususkan pada Viona.
"Ko-," Dan yah, belum sampai Alexa mengucap satu pertanyaan, guru pengajar sudah datang lebih dulu.
Viona tersenyum kemenangan melihat wajah melas Alexa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I NEED
Teen Fictionini adalah kisah seorang gadis dari keluarga terpandang yang dikenal oleh semua orang akan kekayaan dan ke harmonisan dari keluarga ini tapi apakah yang orang orang bilang itu benar .....