Part 10

69 28 5
                                    

Haloo!

Sebelumnya terimakasih banyakk ya yang udah mau comment di part QnA~

Pokoknya thank you selalu buat kritik dan saran dari kaliann!

Aku jadi semangatt nulis lagii nih wkwk.

Happy Reading~!

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>




















"Lo temen gue? Dari kecil? Kalau gue gak inget please jelasin semua nya sekarang. Sebelumnya gue mau minta maaf kalau emang semua nya bener dan gue gak bersikap baik selama ini ke lo."

"Aduh, Danica jawab apa ya. Kalau iya, Danica gak mau bohongin Alba. Tapi kalau enggak ... Apa ini akal-akalan tante Anjani supaya Alba kayak dulu lagi ke Danica? Yaudah lah, Danica Iya in aja deh." - Batin Danica.

"Dan," panggil Albara karena Danica cukup lama tak merespon nya.

"Eh? Iya, Alba. Gapapa, gak usah minta maaf, lagian Alba pasti lupa sama Danica karena udah lama gak ketemu kan," jawab gadis itu.

Albara mengangguk. "Kalau gitu kita temenan sekarang."

Danica tersenyum kikuk. "O-oke."

"Nanti mau pulang bareng? Sekalian mau ketemu mama lo, udah lama pasti, siapa nama nya? Ah bahkan gue lupa," tawar Albara.

"Windy."

"Agak asing sih, but ya, mau pulang bareng?"

"Ngga usah, Danica bakal pulang telat nanti," tolak nya ragu.

"Kenapa? Gue tunggu."

Danica menggeleng. "Jangan, nanti lama, soalnya Danica mau bantu osis jadi panitia pensi."

Albara mengangguk mengerti. "Yaudah kalau gitu gue ke lapangan duluan."

Danica mengangguk. "Iya, Alba."

"Jangan lama-lama, ntar di cari Pak Haris. Inget, ada ujian praktek olahraga hari ini," peringat Albara sebelum ia pergi meninggalkan Danica sendiri di ruangan osis.

°°°°°

"Ah rasa nya aneh banget di bantu Alba tadi," oceh Danica berjalan ke luar lapangan sembari mengelap keringat nya dengan handuk kecil, ia membayang kan saat latihan sebelum ujian praktek tadi diri nya banyak di bantu Albara.

Dan, ya, Albara ternyata adalah seorang master dalam olahraga.

Danica sekarang berada di depan poker nya, ia mengambil beberapa buku paket yang ada di sana.

"Danica!!! Tolong Junaa!!"

Juna berlari kencang menghampiri Danica yang kini menghentikan kegiatan nya karena teriakan cukup keras dari Juna.

"Kenapa?" tanya Danica heran.

Juna mengatur nafas nya sebentar, kemudian telunjuk nya menunjuk kearah ia datang tadi. "Itu, gue di kejer cewek gak jelas."

"Hah?" Danica menaikan satu alis nya karena tak paham apa yang di maksud Juna.

"Gini loh, tadi ada adek kelas tiba-tiba nyamperin gue! Terus sok manja-manja gitu lagi, mana bilang ke temen-temen nya kalau gue pacar nya, halu banget kan! Idih amit-amit gue sama modelan yang make up an menor gitu, cabe ya kan di sebut nya?" cerocos Juna, wajah nya sangat menjiwai dan mengekspresi kan betapa kesal diri nya.

28 Hour [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang