Part 26

38 15 0
                                    

HAPPY READING~!

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>























"Kamu hati-hati ya nak, maaf Ami nggak bisa ikut, tapi tenang aja ada Ayah," tutur sang ibu sembari mengusap pelan rambut Danica.

"Nanti kalau Danica udah bisa liat lagi, Ami dateng ya ke Jepang."

"Eh, gak usah deh, biar Danica aja yang nanti lari samperin Ami," putus Danica.

Windy menanggapi putri nya dengan tertawa renyah.

"Mi, Reyhan kan mau ikut, kenapa gak boleh sih? Nanti kalau Danica kenapa-napa gimana?"

Cerita nya Rehyan merajuk karena Windy selalu menolak permohonan nya yang sejak kemarin kukuh ingin menemani sang adik.

"Selesai kan dulu skripsi mu itu, awas kalau nggak lulus, gak ada BMW buat kamu," ancam Windy.

"Lagian Ayah bisa jagain Danica kok," sahut Danica membuat sang kakak tambah badmood.

"Bang Hadden mana?" tanya Danica tiba-tiba.

"Hadden balik ke Bandung," jawab Windy memberitau.

Reyhan menghela nafas pelan. "Hadden dicariin, aku disini gak di ajak ngobrol."

Nah kan ngambek lagi si Reyhan.

Danica lalu berjalan pelan kearah Reyhan. Ia kemudian menggandeng lengan Reyhan membuat kakak nya itu heran.

"Ayo, temenin Danica keliling bandara," ujar Danica semangat.

"Nah langsung senyum kakak mu tuh," ujar Carlos memberitau Danica.

"Bye Ayah sama Ami, kasian deh Danica mau nya jalan-jalan sama Reyhan wlee."

Dengan senang hati Reyhan langsung bergegas menuntun Danica untuk berkeliling bandara.

-
-
-

"Duduk sini dulu ya, Dan, pemandangan nya bagus."

Reyhan dan Danica berhenti setelah berjalan keliling bandara sekitar 10 menit.

"Cantik banget sih adek gue sumpah! Diem! Senyum! Gue foto!"

Entah kesambet apa Reyhan tiba-tiba bertingkah aneh. Biasanya diajak foto berdua dia gak mau. Terus sekarang?

"Coba liat ke kanan dikit," titah nya mengarah kan.

Danica menurut saja daripada nanti ditinggal.

"Oke. Sekarang senyum, ala-ala putri Disney gitu."

Lagi-lagi Danica menurut saja.

Reyhan jarang mau diajak foto atau berfoto bersama, tapi sekali nya dia ingin maka ribet urusan nya.

"Satu.. dua.."

Cekrek.

"Lagi-lagi, sekarang pake gaya terserah."

Danica berpikir gaya apa yang cocok untuk nya. Dan kemudian ia memilih menunjuk kan dua jari nya.

"Bentar, kamu berdiri disini."

Reyhan menuntun Danica ke dekat pagar yang merupakan pagar taman di depan bandara.

"Sip. Sekarang gaya lagi."

Danica mendesah pelan. "Aduh Kak, ini aku harus liat kemana?"

"Liat ke depan aja."

Danica langsung pasang pose seperti orang kepanasan karena memang cuaca nya sedang panas.

28 Hour [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang