Part 1

162 55 86
                                    

Haloo, gimana nih udah siap baca part 1??

Btw aku mau minta maaf dulu kalau misal nanti alur nya gak sebagus cerita fanfic yang pernah kalian baca🙏

Semoga cerita ini bisa membekas yaa buat kalian ><

I just hope you enjoyed to read this story😀🙌

HAPPY READING~

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>












"Ehh mau kemana kamu?"

"Mau masuk, Pak."

Security sekolah mulai mengunci gerbang dengan kuat.

"Pak! Saya mau masuk!"

"Telat lagi, Albara?"

Setelah security sekolah nya itu pergi, datang lah guru BK nya.

"Ini udah ke berapa?"

Albara berpura-pura menghitung jari nya.

"Udah banyak, Pak, gak kehitung," jawab nya enteng.

Irwan-guru BK nya itu udah terbiasa mengurus murid langganan nya ini.

"Masih mau masuk?"

Albara mengangguk.

"Kalau gitu sekarang pulang aja, besok kesini lagi, tepat waktu. Saya tau kok kamu gak niat belajar."

Albara memutar bola mata nya malas.

Tin tin.

Albara segera minggir saat tiba-tiba mobil hitam mewah sudah berada tepat di belakang nya.

Security itu pun membuka kan gerbang untuk mobil itu.

"Jangan masuk kamu!" titah Irwan.

Albara melipat tangan nya. "Nggak akan."

Setelah mobil itu masuk, dan gerbang sekolah kembali di kunci, Albara menaati peraturan untuk tidak menyelinap masuk.

"Kenapa?" tanya Albara sewot yang melihat Irwan menatap ke diri nya curiga.

"Kok gak masuk tadi?" Irwan membuka suara.

"Bapak nanya kenapa?" Albara balik nanya sembari melempar tas nya ke dalam gerbang sekolah.

"Albara! Turun sekarang!"

Bukan nya mendengarkan Albara dengan cepat memanjat pagar sekolah.

"Huh, selesai."

Albara mengambil tas nya. Setelahnya berjalan pergi dengan santai.

"Albara! Kamu masih harus di hukum!" panggil Irwan.

"Sorry, Pak, pr saya ada yang belum," sahut Albara, kemudian ia berlari ke dalam lapangan dan menghilang begitu saja.

°°°°°

"Selamat pagi semua."

"Pagi, Bu!"

"Hari ini kita kedatangan murid baru." Rania merangkul murid perempuan di samping nya.

"Kiw. Ekhem!"

"Apa sih lu!" Albara risih dengan teman sebangku nya-Juna. Belum apa-apa udah heboh.

"Noh liat, tuh cewek cakep bener," oceh Juna.

Awalnya Albara enggan melihat, namun setelah menatap wajah perempuan itu, "Danica?"

"Da-apa? Sokap idih," sahut Jian, teman laknat Albara yang duduk tepat di belakang nya.

28 Hour [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang