HAPPY READING~!
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Albara berjalan di koridor dengan aura khas nya yang terlihat seperti senior dingin serta susah di taklukan, gaya nya yang terlihat mahal membuat semua mahasiswi yang melewati nya langsung terpana seolah mengalihkan dunia.
Cih, padahal dia mahasiswa baru tahun ini.
Baru saja lulus SMA namun gaya nya seperti itu. Banyak senior lelaki yang muak serta merasa tersaingi oleh ketampanan Albara.
Pasal nya, jujur aja nih ya. Albara lebih menarik daripada senior yang dulu nya juga di damba-damba semua mahasiswi.
Udahlah, ngapain bahas itu. Intinya Albara sudah kuliah sekarang. Berada di jurusan arsitektur membuat nya terpandang keren.
Ahh, bahas itu lagi.
Tapi mau bagaimana pun Albara tetap terlihat keren.
Hari ini Albara pulang siang dengan suasana hati bahagia berencana ke rumah Danica.
Sekitar 20 menit dari kampus nya, Albara kini sudah tiba di pekarangan rumah Danica yang cukup luas.
Albara turun dari mobil nya lantas memencet bel saat tiba di depan pintu.
Tak butuh waktu lama, Hadden keluar dari sana.
"Eh brother! Tumben ke sini? Gak sibuk lo?" tanya Hadden basa-basi.
"Enggak tuh."
"Biasanya juga sok sibuk," cibir Hadden tersenyum miring.
Albara tak jengkel, hanya ingin melempar wajah Hadden dengan sepatu nya.
"Danica mana?" Mata Albara tertuju ke belakang Hadden, sorot nya mencari-cari Danica ke dalam sana.
"Danica di culik tuyul," jawab Hadden ngawur.
Albara memutar bola mata nya malas, kemudian menyenggol pundak Hadden saat ia dengan santai nya langsung masuk ke dalam rumah Danica tanpa permisi.
"Woi! Gak percaya banget lu!" Hadden berbalik lantas mengikuti langkah Albara yang berjalan cepat menuju ruang tamu.
"Danica di bawa dua tuyul tadi pagi!" jelas Hadden berusaha meyakin kan Albara yang ternyata hanya melewati ruang tamu, justru ia berjalan ke belakang rumah Danica.
Albara menghentikan langkah nya saat tiba di pekarangan belakang rumah Danica yang di sana juga ada sebuah kolam renang kecil.
Hadden ikut menghentikan langkah nya.
"Danica mana? Biasanya duduk di sini?" tanya Albara sembari menatap sebuah ayunan kayu yang biasanya di tempati Danica saat gadis itu bosan.
Hadden berjalan mendekati Albara. "Udah gue bilang gak percaya banget. Danica di bawa dua tuyul," ujar Hadden yakin.
Albara menatap Hadden males. "Terus, kemana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
28 Hour [ END ] ✓
Fanfic"Mi, Danica mana?" Anjani menyerengit bingung. "Danica siapa, Al?" ★★★ "Dia adalah segala nya. Namun kepergian nya adalah mimpi burukku." - Albara Deron Mahendra Start « 13 October 2021 » End « 22 Maret 2022 »