Part 11

61 27 8
                                    

Haloo!

Udah lama yaa aku gak up

Sebelumnya makasii bangett buat kalian yang masih stay nunggu in cerita yang tidak terlalu bagus ini update wkwk

Mau minta maaf juga karena aku bentar lagi ujiann jadi lagi sibuk beresin tugas-tugas yang belumm sama mau fokus juga belajar buat ujiann.

Jadi mungkin setelah ujian baru aku up lagi next part nya. Tapi ntar klo bisa aku sempetin up lagi dalam waktu dekat yaa.

Btw kalian ujian nya kapann? Atau ada yang udah lulus maybe?

HAPPY READING~!

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>






























Albara berbaring di kasurnya memandangi langit-langit kamar nya yang berwarna putih susu.

Setelah menyerah agar bisa keluar rumah dan bermain, Albara kini hanya berbaring dan tak melakukan apapun karena ia juga bingung harus melakukan apa di hari Minggu ini.

Namun kemudian otak nya memikirkan sesuatu sehingga membuat nya bangun dari tempat tidur dan membongkar seluruh lemari, laci, bahkan nakas di kamar nya untuk mencari sebuah benda yang ia rasa pasti ia memiliki nya, namun entah ada dimana itu.

Lelah mencari tapi tak dapat apa yang diinginkan nya, Albara pun keluar dari kamar nya dan bergegas menghampiri sang Ibu yang kini masih setia dengan masakan nya di dapur.

"Mi," panggil Albara begitu tiba.

"Yes?" Anjani meninggalkan kompor sebentar dan menghampiri anak nya yang kini sudah duduk di meja makan.

"Albara mau liat album lama dong," ujar nya memulai.

"Album lama?" ulang Anjani sembari menyerengit.

"Iya, yang ada aku sama Danica pas masih kecil," jelas Albara.

"Tumben?"

"Aku penasaran aja, soalnya kalau emang kita temanan dari kecil pasti Mami atau mama nya Danica punya dong foto kita pas itu?" yakin Albara.

Anjani terdiam sebentar kemudian menunjuk kearah kamar nya yang terletak persis di balik tangga.

"Thanks, mom."

Albara segera berlari ke kamar Anjani kemudian ia juga mengacak-acak kamar Mami nya itu demi mencari album foto masa kecil nya bersama Danica.

"Wait, apa nih?"

Bukan album yang ia temukan, melainkan sebuah gips bekas yang terlihat sudah usang dan lama. Pada gips itu terlihat banyak coretan tangan yang rata-rata berisi kalimat penyemangat.

"Punya siapa nih?"

Albara membolak-balikkan gips bekas di tangan nya sembari membaca satu persatu tulisan di sana.

"Kembalikan otot muu om Kevin! Jiandra Arean Semesta?" Albara baru saja membaca pesan dari Jian pada gips itu.

28 Hour [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang