Part 27 (End?)

45 14 12
                                    

HAPPY READING~!

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>























"Longsor ini disebab kan oleh curah hujan yang deras. Beruntung tidak ada korban atau kerusakan pada rumah warga sekitar."

"Berita selanjut nya adalah sebuah pesawat yang hilang kontak pada jam 2 pagi tadi. Di duga, pesawat terbakar kemudian hilang kontak dengan pihak bandara. Penyebab dari hilang nya pesawat-"

Albara yang baru saja melahap gigitan terakhir dari roti bakar yang Mami nya buat kan tadi kemudian mematikan televisi.

Laki-laki itu beranjak dari meja makan lantas berjalan keluar rumah menuju parkiran.

Drt drt

Namun sesaat akan menghidupkan mesin motor, ponsel nya berbunyi.

Nama Jian terpampang jelas di layar ponsel nya. Albara memilih untuk mengabaikan panggil itu.

Panggilan Jian tak di jawab, kini giliran Juna yang menelfon nya.

"Kenapa sih anak dua ini," gerutu Albara lalu me-reject panggilan dari Juna.

"Sabar, gue otw nih," oceh Albara pada ponsel nya.

Ia memakai helm nya dan menghidupkan mesin motor. Albara melaju kencang dengan motor nya menuju kampus.

Jian dan Juna pasti ingin mengingat kan nya agar ke kampus lebih pagi. Dan hari ini untung nya Albara bangun pagi jadi tidak perlu mengangkat telfon dari kedua teman nya itu.

°°°°°

"Nggak di angkat juga."

Kini Jian dan Juna tengah frustasi karena Albara tak mengubris panggilan mereka yang sebenarnya penting.

"Sekarang gimana?" Juna menatap Jian yang sedari tadi enggan berbicara.

"Gue nyusul Albara aja deh ya."

Juna yang hendak pergi ditahan oleh Jian yang kini sudah berdiri dari bangku nya.

"Gue aja."

Gantian, sekarang Juna yang menahan Jian.

"Lo yakin? Lo gapapa, Ji?" tanya Juna ingin memastikan.

Jian terpaksa senyum agar Juna tak khawatir pada nya.

-
-
-

Setelah perjalanan 15 menit dari rumah ke kampus nya, Akhirnya Jian tiba.

Tanpa semangat atau gairah apapun Jian berlari sekuat tenaga menuju kelas Albara yang berada di lantai 4.

"Terimakasih banyak, Pak," ujar Albara pada dosen nya.

Tepat setelah Albara keluar dari sebuah ruangan, Jian yang melihat itu langsung meneriaki nama Albara.

"Albara!"

Sontak yang di panggil langsung menoleh.

"Ey, Jian, ngapain lo? Nggak kelas pagi?" tanya Albara beruntun.

Jian masih terengah sehabis lari, ia mengatur nafas nya sebentar lalu mulai berbicara pada Albara.

"Al, ayo ikut gue." Jian langsung menarik tangan Albara tanpa meminta izin.

28 Hour [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang