seven.

1.3K 147 9
                                    



"Lo ngapain aja ditanggal 2? Kok nanya itu ke gue?" Jaehyun mengerutkan kening, bingung mengapa Eunwoo tiba tiba menanyakan apa yang dia lakukan ditanggal dua padanya.

"Jawab duluu... Jangan nanya. Aku lupa sesuatu ditanggal itu." Mohon Jungkook.

"Lupa apa? Barang? Penting banget? Ayo kita cari," Jaehyun bergerak tangkas, setelah menarik tangan Jungkook yang lelah karena Jaehyun tidak kunjung menjawab.

"Aku mau nyari sendiri! Barangnya privasi. Makanya kalo lo ingat sesuatu tentang hari itu, coba kasih tau," Jungkook berbohong, akhirnya.

"Ha... Gue juga agak ga inget, sih..."

"Apa?!"

Jaehyun tersentak dengan teriakan Jungkook, lalu berdeham, "Kenapa deh? Penting banget?"

"I-iya..."

"Maaf Eunwoo, gue juga ga inget banget. Tapi samar samar kayaknya gue inget kalo waktu itu gue mabuk terus tidur dikamar," jawab Jaehyun, ragu.

Jungkook mengerjap cepat, "Kapan? Jam berapa? Kapan itu??" tanyanya, bertubi-tubi.

"Gue kayaknya pulang tengah malam. Diantar seseorang, tapi gue lupa siapa. Terus paginya gue bangun juga badan gue bau alkohol, jadi udah pasti kalo itu bukan mimpi."

"Tunggu, siapa aja yang tau password apartemen lo? Kalo lo diantar seseorang berarti dia tau password lo?" tanyanya, lagi.

"Aneh." Jaehyun menatap Jungkook yang menggunakan tubuh Eunwoo dengan tatapan curiga. Dia kemudian menyentuh wajah itu dan menatapnya serius. "Lo kayak orang lain, woo. Satu satunya yang tau password apartemen gue kan, lo doang dikota ini, kenapa lo nanya seolah olah lo ini orang lain?"

Jungkook menelan ludah, susah payah. Ini. Inilah hal yang jadi masalah dalam penyamaran mereka. Karena ada satu dua hal sepele yang tidak dia tahu tapi menjadi masalah besar kedepannya. Dia harus jawab apa kalau begini?

"G-gue lupa?"

Jaehyun menggeleng, "Ini bukan lupa biasa kalo lo sampe sampe jadi ganti kepribadian. Ada sesuatu ditanggal dua yang ngerubah lo kayak gini, ya? Kalau dipikir pikir, gue juga ga ingat banget apa yang gue lakukan waktu itu kecuali fakta kalo gue mabuk, Eunwoo, ceritakan apa yang terjadi," kata Jaehyun, serius.

"U-uh.. Jaehyun, gue juga bingung. Pas gue bangun, gue udah kayak gini, makanya gue lagi nyari tau." Jungkook menatap Jaehyun gugup. Ini dia tidak bohong, kan? Dia jujur, kecuali fakta kalau mereka bertukar tubuh.

"Benarkah?" Jaehyun memicing.

"Iya... Maaf ya kalau perubahan gue bikin ngga nyaman..."

Bukannya tidak percaya pada Jaehyun... Tapi Jungkook takut. Susah payah dirinya mencoba jadi Eunwoo, menjadi pacarnya Jaehyun. Dia takut kalau Jaehyun tahu dirinya Jungkook, Jaehyun tidak akan memperlakukan dirinya selembut dan sebaik ini.

Apalagi pesan kemarin, dimana Jaehyun melarang Eunwoo bergaul dengan dirinya. Jungkook tidak bisa menggambarkan betapa sakit hatinya saat itu.

Dia takut Jaehyun akan menjauhinya kalau Jaehyun tahu.

Dia tidak mungkin kan, selamanya akan bertukar tubuh dengan Eunwoo? Setidaknya... kali ini saja, dia ingin memiliki Jaehyun.

Dia ingin memiliki Jaehyun kali ini saja untuk dirinya sendiri.

Jaehyun kemudian memeluk tubuh Eunwoo dengan erat lalu mengelus kepalanya, "Justru gue suka sifat lo sekarang. Gue juga suka sifat lo yang dulu. Tapi gue juga yang sekarang. Gue tau kita cuma dare. Tapi sejak kemarin, gue udah memutuskan buat mencoba menjalaninya dengan serius sama lo. Lo mau kan, nyoba pacaran serius sama gue?"

Lagi lagi Jungkook membeku. Ini hal bagus! Selain dirinya akan semakin dekat sama Jaehyun, dirinya menepati janji kepada Eunwoo untuk mendekatkan diri pada Jaehyun, dua burung dalam satu batu!

"I-iya Jaehyun! Makasih... Udah nyoba membalas perasaan gue," Jungkook menunduk, membalas pelukan Jaehyun yang erat. Tangannya meremas pakaian Jaehyun. Ini hal yang sangat dia nantikan, sangat dia dambakan,

Ini.. Ini hal yang bagus untuk semuanya, dan untuk memenuhi hasrat kotor Jungkook. Tapi... Kenapa?

Kenapa Jungkook menangis?

Kenapa hatinya sakit bagai dihantam batu?

Kenapa?

Padahal ini hal yang luar biasa bagus.

Kenapa?

"Eunwoo?" Jaehyun menatap Jungkook yang menangis dipelukannya. Tangan itu meremas pakaian Jaehyun, seolah olah ketakutan. "Eunwoo? Ada apa? Ada yang jahat sama lo? Iya? Siapa?"

Jungkook ingin namanya yang diucapkan dengan lembut seperti itu. Dia ingin Jaehyun memeluk dan menenangkannya sebagai Jungkook, bukan Eunwoo.

Kenapa bukan dia?

Kenapa harus Eunwoo?

Pikiran kotor merasuk dalam pikiran Jungkook. Padahal dia sudah memutuskan untuk mengubur perasaannya pada Jaehyun dan membiarkan Jaehyun bahagia bersama Eunwoo. Tapi mengapa rasanya sakit seperti ditusuk jarum?

Dia tidak rela.

Dia ingin memiliki Jaehyun.

Tapi dia tidak ingin menyakiti Eunwoo.

"Eunwoo... Dengar gue sini," Jaehyun mengangkat wajah itu untuk menatapnya. Jaehyun menatap wajah Jungkook dengan wajah tersakiti, seolah olah dialah ikut merasakan rasa sakit itu meski dia tidak tahu apa masalahnya. "Its okay kalo ngga mau cerita ada apa. Tapi lo harus tau kalo gue bakal selalu ada kapanpun lo mau nangis, oke? Meskipun gue sibuk, gue bakal datangi lo dimanapun itu. Gue bakal selalu ada buat lo. Oke?"

Gimana bisa Jaehyun?

Jangan berjanji untuk hal tidak mungkin, pikir Jungkook.

"Lo gak bisa melakukan itu, Jaehyun." kata Jungkook, serak.

"Kenapa?! Gue bisa. Gue yakin. Jangan nangis lagi, Eunwoo."

Karena lo ucapin janji itu buat Eunwoo dan bukan buat gue,

"Gue yakin lo ga bakal bisa nepatinnya, jangan berjanji."

"Kalo gitu gue bersumpah," Jaehyun mengelus wajah itu dengan lembut, "Gue bersumpah bakal selalu ada buat lo. Jangan nangis Eunwoo, hati gue sakit."

Berhenti buat ngucapin nama Eunwoo saat lo sedang nenangin gue, Jaehyun.

Jungkook menundukkan kepalanya,

Lo buat gue jadi ngerasa menyedihkan.

Jeon Jungkook, lo teman macam apa?

SWITCHED BF • 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang