thirteen

1.3K 144 16
                                    









"Sebenarnya... Kenapa lo ga bisa suka sama gue, Jaehyun? Gue kurang menarik? Apa karena gue lemah? Apa karena gue nggak berasal dari keluarga konglomerat kayak lo dan yang lain? Kenapa?"

Jaehyun menatap Eunwoo dengan tatapan datar, lalu menghela nafas pelan. "Maaf, Eunwoo. Gue sadar kalau semua yang lo alamin ini gara gara gue. Tapi gue udah mutusin kalau mulai sekarang, gue bakalan berenti buat manfaatin lo demi kepentingan pribadi gue. Gue harap... Lo mengerti."

"Gue gak akan ngerti, Jaehyun! Gue gak ngerti... Selama ini gue selalu diam bahkan pas tau gue cuma dare, karena gue harap lo bisa suka balik ke gue saat melihat ke gigihan gue. Tapi lo malah masang seluruh perhatian lo ke Jungkook! Gue gak bisa terima! Kenapa harus ke Jungkook? Dia sahabat gue, Jaehyun!"

"Gue gak minta lo bersabar!" Jaehyun berteriak. "Dari awal kita pacaran gue udah kasih tau semua niat gue ke lo. Lo juga tau kalau gue minta dikenalin ke Jungkook karena gue suka sama dia! Ga masuk akal kan kalau lo baru protes tentang perasaan gue sekarang?"

"Gue suka sama lo... Jaehyun... Kenapa harus teman gue... Gue ga bisa..."

Jaehyun menghela nafas lelah, "Sudahlah. Kita bahas ini kapan kapan. Pas kepala lo udah dingin. Ayo balik villa, yang lain pasti nyariin kita."

"Jaehyun, gue boleh egois sekali aja?"

"Hah?"

"Gue harap lo bisa suka ke gue gimanapun caranya."



DEG!

Jaehyun membuka matanya secara tiba-tiba setelah mimpi itu. Iya, dirinya terbangun dalam keadaan kepala yang sakit luar biasa setelah beberapa memori merasuki kepalanya dan muncul dalam bentuk mimpi.

Iya...

Jaehyun ingat.

Jaehyun ingat apa yang terjadi di malam itu. Malam dimana dirinya berwisata bersama Bambam, Mingyu, Eunwoo, Jungkook, dan kakaknya Jungkook Yugyeom.

Hari itu yang ingin dikatakan Jaehyun bukanlah lamaran.

Melainkan penolakan.

***


Jaehyun berlari menelusuri lorong fakultas hukum dengan terengah-engah. Dirinya mencari sosok itu, sosok dengan wajah manis namun tubuh tegap bagai binaragawan itu. Jeon Jungkook.

Langkahnya terhenti tepat didepan Jeon Jungkook yang kini berjalan santai bersama beberapa teman sefakultasnya. Dengan langkah tergesa-gesa, cowok itu menghampiri Jungkook yang kemudian kaget melihat kehadiran Jaehyun didepan matanya sekarang ini.

"Jungkook." Jaehyun memanggil cowok dengan wajah manis itu,

"I-iya? Ada apa nyari gue..."

"Gue mau bicara sama lo. Sekarang," kata Jaehyun, tegas.

"S-sekarang? Tapi kelas gue udah mau mulai..."

"Kenapa lo bicara sama gue kayak gitu?"

"Apa?"

Jaehyun kemudian menarik tangan Jungkook dan kemudian menariknya paksa kedepan, sampai cowok itu ikut tertarik, menabrak dada milik Jaehyun.

"A-aw! Apa apaan sih Jaehyun?!"

"Apa namanya pukulan lurus kedepan dalam tinju?"

"Mm... Jab?"

"Apa itu uppercut?"

"Upper... Apa?"

Jaehyun kemudian mengeratkan pegangannya pada tangan itu,

"Aw! Itu sakit Jaehyun!"

Jaehyun diam. Seolah olah dirinya tidak mendengar rintihan Jungkook yang ada didepannya, dan kemudian membisikkan sesuatu ketelinga cowok itu, "Dimana Jungkook?"

"Eh?" cowok itu terkesiap.

"Berhenti main main. Yang mana Jungkook yang asli.... Bambam?"

Seketika Bambam merasa kepalanya bagai tersengat listrik.

***



Di kafe itu, Bambam dan Jaehyun hanya terdiam seribu bahasa. Setelah fakta bahwa Jaehyun mengetahui tentang mereka yang bertukar tubuh, dirinya tidak bisa lagi memberikan alasan lain untuk mengelakkan fakta yang sebenarnya.

Dan lagi, baik dirinya dan juga yang lain juga sangat khawatir dengan Jaehyun lebih dari apapun. Cowok itu, meski terlihat belingsatan dan semena mena, dia sudah dilahirkan dari keluarga yang strict dan super ketat dalam hal akademis. Wajar jika Jaehyun itu sekarang pintar meski dia hanya menangkap beberapa hal aneh. Tapi tetap saja, Bambam masih sedikit kagum bahwa Jaehyun berhasil mengungkapkan faktanya hanya karena dia menyadari perubahan Eunwoo dan kemudian fakta bahwa Jungkook yang biasanya menyukai tinju sekarang tidak tahu apa itu uppercut.

"Jadi..." Jaehyun memulai percakapan, "Kalian seperti ini sejak tanggal 3?"

Bambam mengangguk, "Gue juga ga ngerti alasannya... Tapi, satu fakta yang gue tau... Kalau ini semua ada hubungannya dengan gue."

Jaehyun menatap Bambam dengan tatapan menyipit, lalu bertanya lagi, "Maksudnya?"

"Lo tau...? gue dari dulu suka sama kakaknya Jungkook... Gue sampai sampai berpikir hal bodoh kayak... Gimana ya seandainya kalau gue jadi Jungkook? Liat kakak ganteng tiap hari gitu, masakin dia dan itu... Ha... Lo tau sendiri kan kalau gue benci ibu dan bapak gue. Tapi anehnya gue iri sama Jungkook karena punya Yugyeom. Apa mungkin ini semua terjadi karena keinginan bodoh gue ya...?"

Jaehyun mendengus, "Ga mungkin. Kalau ini terjadi karena lo yang terlibat ga bakal ada 6 orang. Yah, meskipun keinginan bodoh lo ada kemungkinan juga jadi penyebab semua ini sih..."

Bambam kemudiam memainkan jari-jarinya dengan gelisah, "Lo... Bakal ngasih tau semua ini ke yang lain? Fakta kalau kita bertiga ketukar?"

Jaehyun diam sejenak, sebenarnya, pikirannya pun kacau sebenarnya. Dirinya baru pertama kali membolos tanpa memberi tahu seseorang untuk menitipkan absennya. Dikepalanya, dia perlu tahu kebenarannya.

Beberapa hari ini pun, sebenarnya juga cukup aneh. Dia tidak pernah menikmati hari harinya dengan Eunwoo dengan sebegitu lancarnya. Dirinya, dan Eunwoo tidak pernah cocok dalam situasi maupun topik pembicaraan. Itu mengapa hubungan mereka hanya berjalan ditempat tanpa melaju kemana mana.

"Tapi Jaehyun, sekarang lo tau kalo yang ada di badan Eunwoo itu sekarang Jungkook. Lo bakal apa sekarang?"

"Entahlah." Jawabnya, datar. "Gue juga bingung sama perasaan gue. Tiba tiba gue ingat sesuatu malam ini. Kalau sebenarnya gue udah nolak Eunwoo. Gue berniat buat terang terangan deketin Jungkook... Lalu entah apa yang terjadi malam itu, paginya kita semua sudah seperti ini. Haha."

Bambam kemudian menggeleng kuat, "Lo harus pastiin keputusan lo sekarang juga dihadapan gue, Jaehyun."

"Gue juga belum tau gue harus apa."

"Bukannya jelas?" Bambam mengetuk meja beberapa kali, sembari menatap Jaehyun dengan tajam, "Kalau lo suka sama Jungkook, jangan kasih Jungkook yang ada dibadan Eunwoo itu harapan lagi. Kalau lo suka sama Eunwoo, kalau gitu mulai sekarang perlahan lo bisa deketin Eunwoo yang ada di badan Bambam."

Jaehyun mengernyit kesal, "Lo gila? Kalau gitu mereka bakal sadar dong kalau gue tau tentang pertukaran kalian??"

"Itu lebih baik daripada lo mainin hati temen temen gue, Jaehyun."

Jaehyun kemudiam terdiam,

"Jungkook memperlakukan lo dengan baik selama ini karena berpikir lo itu adalah hal yang harus dia kembalikan ke Eunwoo satu saat nanti. Dan Eunwoo, dia orang asli yang memiliki badan itu. Dia pacar lo. Sekarang, apapun keputusan lo, tolong jangan sakitin temen temen gue."

Setelah itu, Bambam berdiri dari duduknya, dan kemudian menghilang dari balik pintu kaca kafe itu, tanpa melirik Jaehyun yang diam ditempat duduknya.

"... Jadi gue cuma barang yang akan dikembalikan nanti sesuai waktunya?" desis cowok itu, pilu.


SWITCHED BF • 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang