nineteen

1.4K 110 11
                                    






"Perkenalkan, penerusku, Jung Jaehyun. Dia akan bekerja disini selama liburannya. Kuharap kalian bisa membantunya selama dia disini."

Semua orang bertepuk tangan dengan meriah, bersamaan dengan Jaehyun yang menundukkan kepalanya dan memberi hormat untuk orang-orang yang kedepannya akan mengajarinya banyak hal.

Jaehyun tersenyum tipis, padahal rasanya baru kemarin dia riang gembira setelah mendapat balasan atas perasaannya. Tapi dia belum sempat mengajak Jungkook berkencan dengan benar karena sibuk mempersiapkan pekerjaan sementaranya.

Namanya saja dia belajar, tapi sebenarnya dia disini hanya untuk mencicipi sedikit dari masa depannya setelah lulus kuliah.

Ini menyebalkan.

Terutama, tatapan orang-orang yang memperhatikannya dengan berbagai macam prejudice. Mereka pasti memiliki banyak hal untuk dikatakan,

Tapi tidak bisa karena Jaehyum adalah anak dari atasan mereka.

"Chairman Jung menitipkan anda pada kami, tuan muda silahkan melihat-lihat kantor..."

"Anda tidak perlu melihat pekerjaan yang diberikan Chairman Jung pada anda karena kami akan menyelesaikannya!"

"Mohon ingat nama kami begitu anda naik ke posisi..."

Bersama dengan Jungkook beberapa hari ini hampir membuat Jaehyun lupa siapa dirinya. Dia adalah, orang seperti ini. Penerus keluarga Jung yang terhormat.

Ini hari yang sulit, dan Jaehyun berharap semoga ini cepat berlalu.

***

Mingyu menatap Eunwoo—yang tentu saja berada didalam tubuhnya Jungkooo dengan tatapan bingung. Setelah mereka memutuskan untuk liburan berdua saja, ia banyak diam dan tidak terlihat bersemangat.

Padahal, dia sangat menantikan liburan ini.

"Jung," panggil Mingyu, kemudian. "Tenang aja, yang lain bakal nyusul kok, agak telat tapi pasti datang."

Eunwoo tersenyum lembut, "Iya tauu, tapi agak sepi ya? Cuma berdua."

Mingyu mengangguk. "Yah... sepi, memang."

"Kalo lo ngerasa sepi..."

"Tapi gue ga masalah." Mingyu dengan cepat menambahkan. "Sebenarnya berdua doang itu juga ga masalah. Gue suka berdua dengan lo, Jung."

Apa yang barusan dia bilang?

Mingyu? Yang selama ini selalu berantem dengan Jungkook setiap kali bertemu?

"Lo agak aneh ya akhir-akhir ini. Gak teriakan lagi sama gue." Kata Eunwoo, pelan.

Mingyu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Habis lonya jadi lebih kalem, gue keikut suasana lo aja."

Eunwoo tersenyum. Entahlah, dia tidak tahu apa Mingyu sekarang hanya pura-pura bodoh atau memang bodoh. Jaehyun saja menyadari pertukaran itu, sedikit kemungkinan kalau Mingyu tidak. Mereka sejelas itu.

Bagaimanapun, diluar dugaan, ternyata Bambam maupun Jungkook menyimpan rahasia. Sama seperti Eunwoo. Sama seperti Eunwoo yang menyembunyikan fakta kalau dia dibully, Jungkook dan Bambam sama adanya. Dan mereka bertiga, dikala sibuk melindungi rahasia satu sama lain, diprosesnya itu tertangkap oleh mata Jaehyun.

Selama ini Jungkook pikir dia cukup pandai menyimpan perasaannya diam-diam, sampai kemudian kejadian ini terjadi.

Ternyata Jungkook salah paham.

Dia sangat menyukai Jung Jaehyun, bahkan sampai menganggap teman dekatnya yang sudah seperti separuh dari jiwanya sebagai rival.

Eunwoo berharap, badai ini cepat berlalu...

***

"Gue ga bisa."

Bambam menatap Yugyeom yang memegang lengannya dengan wajah tidak enak. Sementara Bambam kemudian bertanya dengan suara serak, "Apa alasannya?"

Yugyeom mengigit bibir resah, tapi Bambam tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Sampai kapan dia akan bersabar?

"Lo suka sama adek tiri lo?"

"Gila." Yugyeom memakinya.

Bambam tertawa sumbang, "Lalu kenapa dia bisa dan gue enggak? Jawab."

Yugyeom melihat Bambam, yang selama ini ceria dan cerewet, menatapnya dengan tatapan menghakimi. Dia sejujurnya, merasa bingung dengan dirinya sendiri. Apa yang sebenarnya dia inginkan dari Bambam...?

"Tolong mengerti... gue itu..."

SNAP!!

Bambam terbangun dengan cepat dari tidurnya. Iya, dia memimpikan hal yang sangat aneh. Dia dan Yugyeom bahkan tidak sedekat itu, seingatnya, tapi kenapa dia memimpikan pembicaraan semacam itu dengan Yugyeom?

Apa Yugyeom juga tahu ini?

Untuk dikatakan sebagai mimpi semata, percakapannya sangat jelas dan nyata sampai rasanya itu lebih seperti potongan ingatan. Bahkan rasa sakit didadanya saat Yugyeom berkata kalau dirinya tidak bisa, itu terlalu nyata.

Apa...

Ini adalah potongan kejadian ditanggal dimana mereka bertukar tubuh?

Yugyeom dan dirinya sempat memiliki pembicaraan serius?

"Sebenarnya.. apa yang mau dikatakan Yugyeom tadi itu? Kenapa gue kebangun dibagian pentingnya, sih!" Bambam mengacak-ngacak rambutnya dengan sebal.






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SWITCHED BF • 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang