1

575 82 14
                                    

Rasanya aneh jika tiba-tiba Jimin menjadi mengabaikannya, ada rasa sesak didada Lea saat pria yang berstatus suaminya itu tampak tak acuh kepadanya. Namun tentu saja Lea tidak mau kehilangan semestanya, oleh karena itu dia datang dihadapan Jimin berharap semestanya tidak akan menolak kehadirannya.

"Jimin kau tidak makan malam?" tanya Lea khawatir karna Jimin melewatkan makan malamnya.

"Aku sedang bekerja," sahut Jimin terkesan cuek, sekaligus masih menghincari segala macam komunikasi dengan Lea.


"Jimin maaf, maafkan aku," Lea langsung memeluk tubuh Jimin erat membuat Jimin hanya bisa menarik nafas pasrah.

"Jadi ini caramu merayuku?" ucap Jimin sedikit frustasi, entah kenapa dia selalu kalah dengan Lea. Jelas Jimin tidak mau tampak murahan, oleh karena itu dia ingin Lea berusaha lebih keras lagi.



"Kau ingin aku rayu seperti apa?"


"Aku bukan anak kecil."


"Kau memang bukan anak kecil Jimin, kau suamiku," ucap Lea kemudian menutup begitu saja laptop di pangkuan Jimin, "Ayo makan kau bisa sakit."



"Kau memasak sendiri atau memesan di luar?" harusnya Jimin tau jawaban dari pertanyaannya barusan, karna sejak awal menikah Lea memang tidak bisa memasak.

"Aku memesan diluar," jawab Lea agak malu, walaupun sebetulnya sejak dulu Jimin tidak pernah menuntutnya untuk menjadi istri yang bisa segala hal.


"Kalau kau mau aku bisa memasak ramen, atau kau juga mau naget dan sosis?" Lea memang tidak jago memasak, tapi jika hanya masakan simple dia masih bisa melakukannya.


"Aku mau ramen."


"Ini sudah malam, kau tadi pagi juga makan sedikit. Jadi makan nasi saja, ya?" ucap Lea berubah pikiran membuat Jimin cemberut.

"Baiklah, kalau begitu aku akan tambah marah."

"Jimin jangan marah, kau tidak boleh marah nanti cepat tua tau!" sungut Lea membuat Jimin terkekeh.


"Kenapa istriku manja sekali sih," imbuh Jimin heran.

"Kau juga manja!" pekik Lea kali ini membuat keduanya tertawa lepas.


"Yasudah ayo makan, kau juga harus makan yang banyak aku tidak mau kau sakit gara-gara diet ketatmu," ucap Jimin serius, setelah itu keduanya pergi ke meja makan.

Saat keduanya sibuk di meja makan, handphone Jimin menyala menandakan ada sebuah notifikasi yang masuk. Sebuah pesan tertera di layar ponsel pria itu, entah itu tidak penting atau justru malah sangat penting?


Min Chaerin
Jimin aku hamil


𝐀𝐧𝐬𝐰𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang