13

196 46 14
                                    

Lipstick dengan warna merah merona yang sedang Lea gunakan, membuat Lea terlihat lebih dewasa dan sexy. Tapi jika boleh jujur Jimin tidak suka melihat Lea mengenakan makeup seperti itu. Meskipun saat ini Lea hanya menggunakan lipstick, tapi tetap saja tampak tebal dan menor. Jimin jauh lebih suka melihat Lea tampil apa adanya.



"Kau mau kemana berdandan seperti begitu?" Lea tidak ada bilang jika dia ada berencana ingin pergi kemana-mana hari ini. Jika Jimin tidak lupa jika istrinya adalah istri yang pembangkang. Mungkin pria itu tidak akan mencurigainya.


"Kau kenapa sensi sekali sih?" tanya Lea memanyunkan bibirnya, sampai Jimin gemas sendiri dengan bibir merah merona Lea.



"Jika kau ingin pergi karena ada pemotretan, izin saja kepadaku. Aku tidak akan melarang, asal kau tidak berbohong lagi."



"Jahat," ucap Lea semakin cemberut, "Kau menuduhku mau berbohong."




"Sayang," panggil Jimin tidak mau Lea marah.




"Memangnya kau ingin kemana?" Jimin mengulangi pertanyaannya, kali ini tidak terdengan secetus tadi.



Lea tidak langsung menjawab, membuka ikatan rambutnya sampai terurai dan terjuntai bebas ke bawah. Masih menatap Jimin dengan sebal, kemudian mendekat untuk berhadapan langsung dengan Jimin, "Jimin sini," tarik Lea agar pria itu sedikit menunduk, sampai pada posisi wajah mereka yang sudah sejajar Lea kemudian mencium pipi Jimin dengan menekankan kuat bibirnya. Sampai Jimin benar-benar merasakan permukaan bibir Lea yang menempel pada pipinya.




Sesudah melakukan itu, Lea tersenyum bahagia melihat bekas lipsticknya pada pipi Jimin tercetak sempurna, "Jangan berani-berani kau hapus jika kau sayang padaku," ancam Lea sok galak.



Jimin tersenyum lucu melihat tingkah Lea yang menggemaskan di depannya, "Baiklah cantik, tidak akan aku hapus."





"Memangnya kau tidak malu, setelah ini aku mau mengajak kau untuk pergi keluar," ucap Lea serius.



"Tidak," mendengar jawaban Jimin yang dengan lantang mengatakan 'tidak'. Lea sontak tersenyum puas.



"Kalau begitu jika ada yang tanya itu bekas ciuman siapa, kau harus jawab jika itu ciuman dari istrimu yang paling cantik, oke?" Lea memberikan Jimin briefing singkat, seolah-olah Jimin adalah anak TK yang sebentar lagi akan tampil dalam sebuah acara drama musikal sekolah.





Jimin menganggukkan kepalanya paham, "Memangnya kita ingin pergi kemana?"





"Kita akan pergi ke tempat gym," kebetulan sekali dilantai atas hotel ada tempat gym khusus yang disediakan oleh pihak hotel untuk para tamu hotel atau bagi orang-orang yang sudah menyewa. Mayoritas tempat itu pasti dipenuhi oleh para pria.


Mendengar nama tempat yang akan mereka datangi, Jimin hanya bisa menarik nafas pasrah. Untungnya ini diluar negeri, jadi segala hal yang seperti begitu mungkin sudah dianggap hal yang biasa. Bisa jadi tidak ada juga orang yang akan memperdulikannya.


***

Sepertinya Lea terlalu antusias, beberapa orang memang sempat memperhatikan Jimin. Dan hanya beberapa orang saja yang bertanya, selebihnya orang-orang disana terlihat lebih fokus pada aktivitas gym yang mereka lakukan. Membuat Lea yang memantau dari jauh lama kelamaan merasa bosan, dengan berakhir memesan minuman bersoda di cafe yang tersedia di dekat sana.


𝐀𝐧𝐬𝐰𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang