6

373 47 3
                                    

Pemotretan sudah selesai saat malam sudah tinggi, membuat Lea sebetulnya sudah mengantuk namun dia urungkan untuk tidur karena suaminya menelpon. Korea dan Paris memiliki perbedaan waktu delapan jam, dimana di tempat Jimin sedang jam empat sore sedangkan di tempat Lea berada sedang jam dua belas malam.



"Aku titip salam kepada Mama dan Papa," ucap Lea kemudian menjatuhkan kepalanya untuk berbaring pada bantal disebelahnya.



"Pasti akan aku sampaikan," balas Jimin kemudian ikut mengubah posisi duduknya yang tadi duduk tegang kini berbaring pada sofa mengikuti Lea. Namun tanpa sengaja hal tersebut membuat kamera video call Jimin bergerak, sampai Lea bisa menangkap ada seorang wanita yang tidak ia kenali turut berada di dalam rumah mertuanya.


Melihat itu Lea tidak ingin terlalu mengambil pusing, karena mungkin saja ada kerabat jauh Jimin yang tidak ia kenali mampir mengikuti acara keluarga mertuanya.


"Kau terlihat lelah," mendengar itu entah kenapa Lea seketika merasa panik takut dicurigai.


"Hm . . . iya karena kami habis jalan-jalan jadi kelelahan."



"Aku tau sayang, maksudku aku ingin kau segera beristirahat," imbuh Jimin membuat Lea menghembuskan nafas lega.

"Bentar aku ingin menutup jendela dulu," setelah itu Lea bangun, namun tetap membiarkan panggilan mereka tetap menyala.


"Kau tidak menutup jendela?"


"Iya, pemandangannya bagus," ucap Lea kemudian menutup seluruh jendela di kamar hotelnya dengan masih mengarahkan kamera pada dinding. Bahaya rasanya jika Jimin melihat pemandangan kota Paris malam ini.

Tidak lama Lea kembali dan langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang, "Jimin?"



"Hm?"


"Jauh begini mau video call sex tidak?"


"Sayang aku masih sedang berada di rumah orangtuaku. Dan, ya kenapa kau tadi semakin nakal?" ucap Jimin semakin heran pada Lea, karena istrinya itu terlalu belajar banyak darinya.



"Aku lupa!" seketika Lea menutup mulutnya panik sendiri, karena bisa-bisanya dia mengajak Jimin melakukan hal dewasa. Bisa sangat bahaya, apalagi jika ada yang dengar.


Jimin terkekeh melihat reaksi Lea, untungnya dia berada di wilayah yang jauh dari keramaian. Kecuali seorang wanita yang berada tidak jauh darinya yang mungkin saja daritadi mendengar percakapannya dengan Lea.



"Aku kepikiran tahu!"


"Kepikiran apa?" pancing Jimin, disatu sisi dia juga penasaran akan jawaban Lea.



"Tidak mau, aku takut ada yang dengar," tolak Lea malu.

"Tidak apa-apa katakan saja, sebentar aku akan masuk ke dalam kamar," setelah itu Jimin membuka pintu kamar miliknya dulu, yang sekarang sudah di tempati oleh Chaerin. Saat pertama masuk, kondisi kamar sangat terkendali dan rapi. Tercium aroma white musk bau parfum wanita tersebut yang membaui seluruh kamar.


"Kenapa kau penasaran sekali sih," heran Lea.



Jimin tertawa pelan, "Aku penasaran senakal apa istriku jika sedang jauh."


"Tidak jadi," seketika Lea menarik ucapannya.



"Sayang," ucap Jimin kecewa.



"Pengen lihat wajah Jimin jika sedang needy saat kita sedang jauh."



"Aku juga, ingin melihat kau memuaskan dirimu sendiri sambil memasukan dua jarimu pada lubangmu," ucap Jimin tidak kalah vulgar.



Mendengar itu Lea hanya bisa menggigit bibir, "Ternyata kau masih menjadi guruku," ucap Lea menyindir, tentu Jimin adalah gurunya dalam ssmua hal yang berbau seks.


Jimin kembali tertawa, "Jadi muridku tersayang ini ingin belajar private melalui online atau offline class?"



"Jimin!"



"Iya aku bercanda sayang."



Lea menganggukan kepala, "Kalau begitu aku tidur dulu."



"Goognight Lea, love you."


"Love you too, Jimin," setelah itu panggilan dimatikan, bersamaan dengan masuknya seorang wanita kedalam kamar.


***

tau ah pengen marah partnya tadi sempat kehapus.

𝐀𝐧𝐬𝐰𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang