9

229 43 7
                                    

Kaki telanjang Lea berjalan tak yakin menyelusuri jalan untuk menuju kolam permandian air hangat milik Raja—milik Jimin. Mulutnya menggerutu dengan sebal jika saja Jimin tidak berlaku seenaknya pada dirinya. Lea akui perlakuan Jimin padanya sudah lembut dan tidak sekejam saat pertama kali bertemu, dan kejadian di Kuil Jimin menceritakan segala hal yang tidak Lea ketahui.

Kaki Lea terhenti melangkah ketika dia sudah sampai di kolam air hangat. Jantung Lea berdegub kencang apalagi melihat Jimin yang tengah berada di tengah kolam bertelanjang dada membelakanginya. Ah, sepertinya tidak hanya bertelanjang dada, tapi Jimin juga bertelanjang dalam arti yang sesungguhnya. Pria itu sama sekali tidak menggunakan sehelai benangpun saat mandi.

"sayang ayo kesini, " seperti Jimin menyadari kedatangan Lea, karna itu Jimin membalik badan kearah Lea dan mengajak gadis itu untuk bergabung bersamanya.




Tentu saja, Lea datang kesini juga karna permintaan Jimin.



"apa aku tidak bisa menolak? " tanya Lea membuat Jimin tertawa.



"tentu saja tidak sayang. Dilarang menolak perintah Raja, " mendengar itu Lea hanya bisa memaki dalam hati.


"jangan lupa untuk membuka handuk yang kau pakai, " unjar Jimin sambil tersenyum mesum membuat Lea mendelik, dibalik handuk yang dia gunakan Lea juga sama seperti Jimin. Tubuhnya polos.


"Oppa berbalik badan jangan melihat kearahku, " ucap Lea malu. Perihal panggilan Oppa Jimin sendiri yang memintanya.

"harus sekali ya? " tanya Jimin padahal sayang sekali harus dilewatkan.


"cepat! " pekik Lea dengan pipi yang memerah, akhirnya mau tak mau Jimin membalik badan.


Lea melepaskan handuk itu dari tubuhnya lalu mengaitkan nya dari gantungan yang sudah tersedia. Saat pertama kali memasuki kolam, hidung Lea langsung disambut dengan bau harum yang tidak bisa dia jelaskan. Tapi yang pasti bau air kolam sangat membuat pikiran jadi rileks karna dicampur oleh rempah-rempah seperti gingseng.

Tubuh Lea merinding hebat ketika Jimin memeluknya. Sungguh di balik air tubuh mereka benar-benar sangat polos. Bahkan puncak payudara terasa tegang karna bergesekan dengan dada Jimin.

"Oppa—," rengek Lea sedikit menolakan dada Jimin pelan agar memberikan jarak di antara mereka.


"Lea aku akan menikahimu secepat mungkin, " kata Jimin membuat Lea membatu terdiam di tempatnya. Lalu mengdah untuk menatap mata Jimin memastikan ucapan pria itu barusan.



Jika ucapan Jimin benar, itu artinya Lea tidak punya kesempatan untuk terlepas dari Jimin.



"aku akan menemui Ayahmu siang ini, " lanjut Jimin lagi membuat kepala Lea mendadak pusing. Entahlah apa yang dia rasakan, yang jelas Lea tidak tau apakah dia akan senang atau tidak.

"apa aku tidak boleh menolak? " tanya Lea tiba-tiba.

Jimin tersenyum tanpa merasa tersinggung sedikitpun, "tentu, kau tidak boleh menolakku. " setelah itu Jimin membawa Lea ketepi kolam lalu mengangkat tubuh Lea untuk duduk di pangkuannya. "bahkan untuk yang satu ini kau juga tidak boleh menolakku, "

𝐀𝐧𝐬𝐰𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang