7

222 42 12
                                    

Sebagai akhir dari pemotretan, pihak acara mengadakan acara perpisahan untuk para model dan semua orang yang turut terlibat mengsukseskan acara. Satu persatu orang-orang mulai masuk ke tengah kerumunan untuk berjoget bebas. Sangat bebas sampai tidak memperdulikan lagi penampilan mereka yang terlihat berantakan karena berjoget ria.



"Aku dengar kau sudah menikah?" tanya Taehyung yang tepat mengambil tempat duduk di sebelah Lea.



Mendengar suara berat yang bertanya kepadanya barusan membuat Lea seketika menoleh. Sedikit tidak menyangka juga sebetulnya seorang Kim Taehyung mau berbicara kepadanya.



"Lalu apakah itu salah?" ucap Lea balik bertanya.



"Aku tidak bilang itu salah, hanya saja aku tidak menyangka jika ada seorang model yang sudah menikah namun masih aktif menjadi model. Apalagi saat model tersebut ternyata satu negara denganku."


"Kau berlebihan Taehyung, aku rasa diluar sana sudah banyak model wanita yang masih aktif meskipun mereka sudah menikah," ucap Lea tidak mau terlalu merasa berbesar diri.


"Kau benar, suami mu orang yang baik," sahut Taehyung membuat Lea sempat merasa heran, pasalnya dari mana Taehyung tau tentang suaminya?


"Kau mengenali suami, ku? tanya Lea tidak percaya.


"Tidak juga, tapi aku baru saja berbicara dengannya," mendengar itu entah kenapa membuat dada Lea seketika bergemuruh hebat. Sambil berharap penuh jika Taehyung hanya asal bicara saja.



"Maksud mu . . .?"



"Arah jam tiga, itu suami kau bukan?" dengan panik Lea segera menoleh ke arah jam tiga. Dimana disaat dia menoleh Lea langsung melihat keberadaan Jimin yang sedang menenguk satu gelas wine sambil menatap ke arah dirinya dan Taehyung.



Sejak kapan? sejak kapan Jimin menyusulnya ke Paris?


Seketika Lea merasakan jika kakinya terasa bergetar. Sorot mata Jimin terasa sedang menelanjanginya. Namun meskipun takut setengah mati, Lea tetap memberanikan dirinya untuk berjalan mendekati suaminya.

Jujur, saat ini Lea benar-benar takut jika Jimin marah. Raut wajah dingin Jimin bahkan sampai terasa keseluruh sum-sum tulangnya.


"Sudah jam satu dini hari, apa kau sudah ingin pulang?" tanya Jimin ajaibnya dengan suara pria itu seperti biasanya. Terasa janggal dan mencurigakan, bukan seperti Jimin yang biasanya. Atau mungkin pria ini akan memarahinya setelah mereka sampai di hotel nanti?



Tanpa membantah atau memberi alasan untuk pembenaran diri. Lea memilih untuk menganggukan kepala menurut. Membiarkan pria itu membawanya, dimana saat ini Lea dapat merasakan tangan Jimin yang menariknya untuk keluar dari kerumunan orang-orang pesta.


Masuk kedalam mobil dengan supir pribadi yang sudah menunggu. Membuat Lea dibuat duduk dengan rasa canggung, oleh karena itu yang bisa dia lakukan saat ini hanya menundukan kepalanya dalam-dalam.



"Kau sudah mengantuk 'kan? ingin tidur menyandar dengan bahuku atau aku pangku?" tawar Jimin membuat Lea merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.


"Jimin kau tidak marah?" demi apapun Lea lebih memilih Jimin marah saja saat ini daripada malah bersikap seperti biasanya seperti ini. Karena bagaimana pun entah kenapa rasanya terasa aneh.



"Aku marah," jawab Jimin namun lagi-lagi dengan nada bicara yang terdengar biasa. Tidak meninggi maupun kuat. Malahan terdengar pelan dan lembut.


"Kalau begitu marah saja, ini memang salahku," suruh Lea agar Jimin marah saja kepadanya. Biar perlu Jimin larang saja agar dia tidak bekerja sebagai model lagi.


"Ini sudah terlalu malam, sebaiknya kau tidur," sebaliknya Jimin justru membawa Lea dalam dekapan hangatnya. Mengusap-usap punggung kapala Lea sampai membuat Lea benar-benar merasa mengantuk.


"Jimin maaf . . . " ucap Lea pelan.



"Jangan melakukan hal seperti ini lagi, kau membuat aku khawatir," atau lebih tepatnya kebohongan Lea malah membuat Jimin semakin ketakutan akan kehilangan. Seperti simulasi yang mungkin kelak akan benar-benar terjadi.

***

sebelum kena protes aku mau bilang, ceritanya pendek dulu nanti baru agak panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sebelum kena protes aku mau bilang, ceritanya pendek dulu nanti baru agak panjang.

𝐀𝐧𝐬𝐰𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang