Rasa bersalah mulai menghantui Jungkook kali ini. Beberapa kali ia menatap pintu kamar Joohee yang sampai detik ini belum terbuka. Padahal, sudah hampir seharian sejak dirinya membentak wanita itu.
Jungkook menghampiri pintu kamar itu, mengetuknya berharap Joohee akan keluar hanya untuk mengisi perutnya. Ia benar-benar merasa bersalah karena melampiaskan kemarahannya pada Joohee. Padahal Joohee sudah membantunya merilis klarifikasi itu.
"Joohee ... Ayo makan."
Tak ada jawaban dari dalam sana, membuat Jungkook mencoba membuka pintunya. Namun, pintu tersebut terkunci hingga Jungkook kembali mengetuknya.
"Joohee, dari tadi kau belum makan 'kan?" tanyanya. Ia menyesal karena sama sekali tak memasak sebelum pergi untuk bekerja paruh waktu. Ia juga tak mendapati piring kotor di sana, artinya Joohee memang tak keluar kamar setelah ia memarahinya.
Jungkook kembali mengetuk pintu. Namun, lagi-lagi tak ada jawaban dari dalam sana. Hingga akhirnya ia menoleh saat mendengar seseorang sedang menekan password di pintu masuk. Tentu saja ia segera memeriksa siapa yang datang. "Kau ...."
Joohee mamasang wajah tanpa dosa sembari menyantap es krim yang ia beli dalam perjalanan pulang. Bahkan, di tangan kanannya juga menggantung sebuah plastik yang berisi makanan ringan.
"Syukurlah." Jungkook mengembuskan napas lega, membuat Joohee hanya menatapnya heran sebelum memilih duduk di ruang tengah. Ia masih kesal dan marah dengan apa yang Jungkook lakukan. Pria itu menganggap Yoreum seolah orang paling dirugikan dalam masalah itu. Padahal, dirinya juga hampir berpikir untuk mengakhiri hidupnya saat Jungkook ingin lari dari tanggung jawab.
"Mau kubuatkan sesuatu?"
"Tidak perlu," jawab Joohee. Sebenarnya hari ini Joohee benar-benar memanjakan diri. Ia makan makanan yang ia sukai dan jalan-jalan ke beberapa tempat yang dulu ingin sekali ia kunjungi. Setidaknya ia sedikit melupakan kemarahan yang Jungkook lampiaskan padanya. Faktanya ia cukup kesal karena hal itu.
"Apa kau tidak bisa mengabariku jika keluar?"
Joohee berdecak kemudian beranjak dari duduknya. Padahal sudah susah payah dirinya mengembalikan suasana hati dan Jungkook malah merusaknya lagi.
Joohee menatap pria itu sembari melipat kedua tangannya. "Aku rasa itu tidak perlu. Apa hakmu mengaturku?"
"Kau ...." Jungkook mengusap kasar wajahnya. Ia sangat khawatir. Apalagi, Joohee memang sedang tidak berselera makan. Ia takut Joohee pingsan di dalam kamar.
"Tidak ada 'kan?" Joohee meraih kantung plastik itu dengan kesal kemudian melangkah menuju kamar. Namun, ia berhenti saat ada di depan pintu. "Tidak perlu minta maaf. Aku yang salah karena masuk ke hidupmu dan mengacaukan segalanya."
Joohee kemudian berbalik dan berdecih. "Dan dengan mudah berharap hanya karena perlakuan manis yang tidak seberapa."
Jungkook menghela napasnya. Pria yang masih mengenakan kemeja putih itu sadar sikapnya pagi tadi salah. Ia hanya sedang terlalu banyak pikiran hingga emosinya terlalu tak stabil.
Jungkook menoleh saat mendengar pintu kamar itu dibuka lagi. Sebuah tangan terulur dengan kantung plastik di sana. Tentu, ini membuat Jungkook tersenyum sebelum akhirnya menghampiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Stage✓
Fanfiction[Sebelumnya berjudul Constellation] Sebuah insiden, membuat takdir Jungkook juga Joohee terhubung secara tak sengaja. Sebuah penolakan, tentu membuat Joohee marah besar dan berusaha keras untuk menjatuhkan karier lelaki berengsek itu. Hingga akhirny...