Yoreum menghela napas sembari menimang keputusan yang harus ia buat. Meski dikirim secara anonim, ia tak menyangka agensi akan tetap tahu siapa yang mengirimkan pernyataan itu ke media.
"Aku juga tidak mungkin membiarkan Chan Oppa dalam masalah."
Chan memang sangat kasar. Namun, dulu Chan-lah yang selalu ada untuknya. Bahkan saat dirinya ketakutan setelah dipaksa menemani sponsor yang direkomendasikan ayahnya Heejin. Selain Jungkook, Chan juga membantunya menuntut mereka meski pada akhirnya sia-sia karen mereka lebih berkuasa. Sejak saat itulah, baik Eunoia maupun Yoreum mendapat perlakuan kurang baik dari agensi. Eunoia tak mendapatkan promosi serta beberapa hak mereka, serta Yoreum yang selalu dapat sabotase dan tak kunjung debut.
Kemudian, saat Eunoia mencapai puncak dengan usaha sendiri, agensi malah tak melindungi mereka hingga Jungkook sempat dibenci. Namun, kini mereka berbalik membenci Euphoria Entertainment karena dianggap semakin memperlakukan Eunoia sebagai anak tiri.
Yoreum terkejut saat seseorang menariknya. Bahkan, ia tak tahu ke mana pria itu akan membawanya. Hingga kemudian ia tahu ke mana Chan akan membawanya. Yap! Rooftop.
"Setelah kau sulit debut, kau ingin aku juga menjadi idol gagal lagi? Kau yang berontak ke agensi 'kan?"
"Aku masih memikirkannya."
"Mereka akan merilis skandal masa laluku. Aku tidak menyangka mereka akan mencari tahu sedetil itu." Chan merogoh rokok di sakunya, membuat Yoreum menghentikannya kemudian menggantinya dengan permen. "Ah ... Apa kau bekerja sama dengan Jung untuk balas dendam? Apa sebesar itu kau mencintainya?"
Yoreum menghela napas. "Apa aku begitu buruk di matamu?"
"Tentu saja. Aku sangat tahu kau bisa melakukan apa pun demi Jung. Termasuk merilis pernyataan seolah kau bertanggung jawab atas skandal Jung. Apa kau tidak memikirkan dirimu? Kau hampir debut jika tak melakukannya saat itu. Kau dapat banyak perhatian dan dengan bodoh kau membela Jung."
Yoreum mengerutkan dahinya. Ini kali kedua dirinya melihat tatapan itu dari Chan. Yap! Tatapan rapuh. Bahkan, air mata juga mulai menggenang di mata almond milik pria itu. "Baiklah, aku memang bodoh terus mencintainya. Lalu apa bedanya denganmu yang dengan bodoh membencinya? Dia rekan satu grupmu, Oppa. Kalian juga begitu dekat sebelum masalah itu."
Chan berdecih. "Benar. Aku membencinya karena kau lebih menyayanginya. Mereka juga. Aku merasa sakit hati setiap fansign hanya dirinya yang diperhatikan. Lalu mereka hanya mengajak Jung untuk memerankan drama atau film. Padahal aku juga berusaha keras dan hanya mendapat pemeran pengganti."
"Anehnya ... Saat aku melakukannya, aku malah semakin merasa bersalah. Wae?!"
Kedekatan mereka memang merenggang saat Jungkook membawa Eunoia semakin naik ke permukaan. Hanya Jungkook yang dapat banyak projek. Entah itu iklan, drama, film, soundtrack, hingga ragam acara. Hingga Chan mulai gelap mata, menjebak Jungkook hingga akhirnya pria itu benar-benar terkena masalah yang sangat besar dan kariernya terancam tak bisa selancar sebelumnya. Namun, sisi lain Chan juga ikut merasa sakit melihat bagaimana Jungkook benar-benar berada di titik paling rendah.
Yoreum menepuk halus kepala pria yang kini dalam pelukannya. Pria itu masih sama seperti saat pertama kali mereka bertemu. Pria dingin yang hatinya cukup mudah tersentuh. Ia sangat ingat kala dirinya memberikan sepotong coklat pada pria itu dan Chan langsung berkaca-kaca. Ia tahu Chan bukannya tak penyayang. Hanya tak bisa mengungkapkannya dengan benar karena memang tak menerima rasa sayang itu sebanyak yang seharusnya. Bahkan, Chan menganggap rasa sayang adalah sebuah kelemahan.
"Tadinya aku ingin menggertak agensi dan berharap setelah ini takkan ada korban setelah aku, tapi aku lupa agensi pasti akan melindungi nama mereka seperti sebelumnya."
Perlahan Chan membalas pelukan itu. Kenyataan bahwa dirinya tak bisa membantu lebih banyak, membuat rasa bersalah itu mulai muncul dalam dirinya. Bahkan setelah banyaknya rasa egois yang ia kedepankan, Yoreum tetap memikirkannya. "Maaf."
"Anieyo. Ini salahku karena tidak menghentikanmu."
Jungkook yang berdiri tak jauh dari sana, tersenyum. Ia tahu Chan tak membencinya. Ke depannya ia harap bisa kembali akrab dengan rekan satu grupnya itu. Untuk menuntut agensi, ia jadi memikirkannya 2 kali. Agensi pasti takkan tinggal diam dan mulai menyerang kelemahannya. Entah Eunoia atau Yoreum. Ia akan memikirkan cara tepat agar orang disekitarnya tak terluka.
🍀🍀🍀
"Mari akhiri kerja samanya," ujar Jungkook setelah Heejin keluar dari ruang rekaman. Bahkan, senyum di wajah gadis itu langsung hilang dalam hitungan detik. "Sepertinya aku tidak bisa memenuhi syarat kau ajukan."
"Waeyo?"
"Aku tidak bisa mempertemukanmu dengan Joohee. Apa syaratnya tidak bisa diganti?" Jungkook sebenarnya masih tak percaya Heejin adalah orang yang terlibat dalam penusukan Joohee di Jeju. Namun, Hyunjo yang mendapat fakta itu sendiri dari salah satu staf yang berani bicara. Heejin memang memainkan ponselnya saat Jungkook sedang pergi ke kamar mandi.
"Apa itu hal sulit? Aku sudah mengatakannya padamu. Aku ingin berteman dengannya. Apa tidak boleh?"
"Mungkin ini terdengar terlalu berlebihan, tapi untuk sementara aku tidak bisa mempertemukan Joohee dengan orang lain. Apalagi ...." Jungkook menghampiri gadis itu kemudian menatapnya dengan yakin. "Denganmu. Aku tidak bisa mempercayaimu."
Heejin terkekeh mendengar ucapan pria itu. "Tidak percaya? Oh ayolah, Oppa. Aku hanya punya teman sedikit. Apa aku tidak boleh berteman dengannya?" Gadis itu kemudian menghela napasnya. "Baiklah, aku tidak akan memaksa jika kau tidak mau, tapi untuk unitnya aku tidak ingin itu dibatalkan."
"Apa yang Heejin rencanakan?" gumam Jungkook dalam hatinya. Ia pikir Heejin akan memaksa atau mengubah syaratnya. Ini di luar dugaannya.
"Kalau begitu, aku permisi." Heejin tersenyum kemudian membungkukan tubuh. Kamera sudah dimatikan sejak tadi. Makanya ia pamit lebih dulu. Namun, senyum itu segera pudar setelah gadis itu melangkah di lorong. Bahkan, wajahnya dingin meski ada trainee yang menyapanya.
"Apa dia secantik itu hingga Jung Oppa sangat terobsesi? Bayinya sudah tidak ada, seharusnya mereka berpisah 'kan? Kau dengar sesuatu yang lain?" tanya Heejin pada sang manajer. Namun, ia malah tak kunjung dapat jawaban. "Mereka menikah karena bayinya 'kan? Seharusnya mereka berpisah jika ...."
"K-kudengar Joohee-ssi baik-baik saja. Begitu pula bayinya."
"Mwo?"
"Dan ... Mereka memang sering berkencan yang artinya pernikahan itu bukan sekedar karena bayinya. Mereka saling mencintai."
Heejin mengepalkan tangannya. Ini sungguh di luar dugaannya. Ia sempat berpikir semuanya akan selesai setelah penusukan itu. Ternyata tidak. Bahkan bayi itu masih hidup. "Apa lagi yang harus kulakukan? Ini benar-benar menggangguku."
"Heejin-ah, apa kau tidak akan menyerah?"
"Menyerah sama sekali tak ada di kamusku."
🍀🍀🍀🍀🍀
7 Jan 2023
Republish : 30 Oktober 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Stage✓
Fanfiction[Sebelumnya berjudul Constellation] Sebuah insiden, membuat takdir Jungkook juga Joohee terhubung secara tak sengaja. Sebuah penolakan, tentu membuat Joohee marah besar dan berusaha keras untuk menjatuhkan karier lelaki berengsek itu. Hingga akhirny...