#51 Kau Harus Melawan

428 87 22
                                    

"Bagaimana jika bermain Go lagi nanti?"

Pertanyaan tersebut membuat Jungkook terkekeh. Masalahnya, kegiatannya benar-benar padat menjelang akhir tahun. Itu pun ia tak tahu akan mendapat jatah libur kapan. Apalagi, sebentar lagi Eunoia memang akan melaksanakan tur dunia pertama mereka.

"Mungkin lain kali."

"Kau bisa menghubungiku saat ada waktu luang. Aku jarang sibuk," ujar Junghwan diakhiri kekehan.

"Aku tidak percaya itu, sunbae." Jungkook tahu seberapa padat kegiatan Junghwan. Namun, ia takkan keberatan jika mereka bertemu saat sama-sama senggang nantinya.

"Kau belum bisa mengalakanku. Saat kau sudah bisa mengalahkanku, aku akan memberikan sesuatu padamu. Hanya kau yang belum dapat hadiah dariku. Kau mau apa?" Pria paruh baya itu memasukkan koin pada mesin minuman. Sesaat ia berpikir minuman apa yang harus ia minum. Hingga pilihannya kini tertuju pada minuman bersoda.

"Tidak perlu, sungguh."

"Ah iya, anak-anak seusiamu sangat suka game. Aku akan membelikan set-nya padamu." Junghwan tersenyum miris saat teringat sesuatu. Namun, ia segera menepis kenangan yang merasuk di benaknya. "Aku duluan. Setelah ini aku ada syuting ragam acara. Sampai nanti!"

"Hati-hati di jalan." Jungkook tersenyum kemudian membungkukan tubuhnya. Ia berniat kembali ke ruang tunggu. Namun, langkahnya terhenti mendadak kala dirinya hampir saja bertabrakan dengan Heejin.

"Oh Oppa annyeong! Jujur, aku kagum padamu. Selamat untuk drama barumu!" Gadis itu memegang kamera, membuat Jungkook tak bisa menunjukkan wajah kesal. Ia segera tersenyum ke arah kamera.

"Terima kasih banyak. Ini benar-benar kejutan. Aku pikir kau tidak akan datang."

"Oppa, bagaimana bisa aku tidak datang? Aku kemari menjemputmu karena kita akan mulai rekamannya."

Jungkook mengerutkan dahi. Ia sama sekali tak diberitahu jika hari ini akan ada rekaman untuk single unit mereka. "Hari ini?"

"Eo. Kau lupa? Wah ... Teman-teman, sepertinya Jung Oppa terlalu sibuk sampai lupa."

"Apa aku tidak berhak diberitahu? Ini terlalu mendadak," gumam Jungkook dalam hatinya.

🍀🍀🍀

"Aku perlu jadwal kegiatanku selama satu bulan," ujar Jungkook sembari membaca naskah yang diberikan agensi agar dirinya bisa mengikuti casting. "Aku tidak tahu soal rekaman hari ini."

"Ah itu? Heejin yang mendadak mengubahnya. Seharusnya kalian rekaman lusa, tapi karena dia sedang mempersiapkan comeback bersama Sirius, jadi jadwalnya sedikit berubah."

"Apa aku boleh protes untuk ini?" tanyanya. Jungkook merasa sudah terlalu kesal dengan tingkah agensi yang semakin aneh setelah skandal itu. Padahal biasanya jika seorang selebriti terkena skandal, pekerjaan mereka tak begitu banyak. Namun, agensi malah memaksanya untuk melakukan banyak hal saat kembali. Bahkan, kali ini 2 kali lipat dari hari sibuknya.

"Jung ...."

"Joohee baru saja mengalami insiden buruk dan jadwalku malah dibuat semakin padat."

"Aku tahu kau khawatir padanya, tapi kau juga harus profesional. Belakangan aku juga merasa kau lebih mengedepankan perasaan pribadimu. Padahal sebelumnya kau paling bersemangat saat berada di depan kamera. Mungkin ... Agensi ingin kau kembali seperti dulu."

Jungkook berdecih. "Itu mungkin perasaan Hyung saja."

Hyunjo menghela napas. "Itu terlihat jelas saat insiden terjadi dan kau terpaksa harus tampil. Aku tahu sangat sulit mengendalikan emosi, tapi ... Menangis di atas panggung juga bukan hal yang tepat."

"Hyung sama saja dengan mereka. Aku juga manusia dan saat itu aku sangat takut saat aku turun panggung, aku malah mendengar berita yang lebih buruk."

"Jung, aku hanya tidak mau kau dimarahi lagi, tolong untuk sekarang saja, menurutlah. Joohee akan baik-baik saja selama kau mau menuruti agensi."

"Itu sama saja aku menuruti kemauan orang gila." Jungkook memilih memejamkan mata. Padahal ia sudah berjanji akan membawakan makanan kesukaan Joohee malam ini. Namun, semuanya berantakan karena agensi menuruti keinginan seseorang yang punya kekuasaan atas uang.

🍀🍀🍀

"Maaf." Pria yang baru tiba itu memeluk erat Joohee. Ia harap Joohee tak menunggunya karena ia baru bisa pulang jam 3 pagi karena rekaman mendadak itu.

"Kau sudah pulang? Ah, syukurlah, kupikir sesuatu yang buruk terjadi," gumam Joohee.

"Kau menangis? Astaga, apa jiwamu itu makin rapuh?" Joohee terkekeh kemudian berbalik. "Kenapa kau pulang-pulang malah menangis? Bukankah Junghwan-ssi adalah idolamu? Apa ini adalah tangis bahagia?"

"Joohee, sepertinya aku sudah tidak sanggup. Apa mereka sekali saja tidak bisa memperlakukan aku seperti manusia pada umumnya? Aku tahu sudah seharusnya aku profesional sebagai seorang Jung, tapi ... aku sudah mengatakan pada agensi untuk beristirahat sebentar saja setelah insiden itu dan mereka tidak mendengarkannya. Lalu ... aku juga tidak akan dapat uang dengan alasan membayar denda yang bahkan aku tidak tahu jumlahnya berapa."

"Aigo, Jungku yang malang." Joohee memang pernah menginvestigasi soal sisi gelap salah agensi kecil di sana. Namun, ia tak tahu jika agensi besar malah menyimpan lebih banyak sisi gelap. Ia benar-benar ikut terluka melihat bagaimana pria itu menangis karena perlakuan agensinya. Padahal agensi itu dikelola oleh sang paman. "Apa yang perlu kulakukan? Kita harus menuntut mereka."

"Jangan ...." Pria itu menyeka air matanya. "Aku tidak mau kau terluka lagi."

"Oppa, lalu kau akan diam saja dan membuat mereka terus melakukannya? Semut saja jika diinjak akan menggigit. Lalu kau? Kau hanya menangis? Kau boleh menangis, tapi menangis tidak akan mengubah apa pun. Jika kau merasa ada kecurangan, kau seharusnya menuntut dengan bukti yang jelas."

"Aku takut kau yang jadi korban Joohee."

"Dan kau mau membiarkan mereka? Oppa, aku akan baik-baik saja, sungguh. Dengarkan aku. Mereka begitu karena kau tidak bisa melakukan apa-apa. Aku akan membantumu."

"Tapi ...."

"Kau mau bekerja keras sementara uang-uang itu malah masuk ke rekening pribadi tanpa kau tahu jumlahnya berapa?"

🍀🍀🍀

"Joo ... Astaga." Aekyung pelan-pelan menutup kembali pintu itu. Ia mulai tersenyum saat melihat adegan romantis di mana Joohee dan Jungkook masih tertidur sembari berpelukan. Terkadang melihat mereka membuat Aekyung juga ingin menikah. Namun, ia terlalu takut hanya untuk membuka hatinya.

"Apa aku harus memulai kencan buta? Sepertinya itu tidak terlalu buruk." Aekyung mulai mengunduh aplikasi kencan di ponselnya dengan perasaan tak sabar untuk mencicipi bumbu romantis dalam hidupnya.

Sementara itu, Jungkook dan Joohee nampaknya enggan untuk membuka mata. Hangatnya pelukan satu sama lain membuat keduanya benar-benar nyaman hingga tak ingin bangun cepat. Andai hari ini Jungkook tak perlu melakukan syuting untuk tur dunia nanti, mungkin mereka akan tidur sampai siang.

Jungkook perlahan beranjak, tersenyum saat mendapati Joohee masih tertidur pulas. "Kau benar, aku perlu melawan agar mereka tidak semakin seenaknya."

🍀🍀🍀🍀🍀

5 Jan 2022

Republish : 30 Oktober 2023

Behind The Stage✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang