12. Aku bukan Dia

312 27 22
                                    

"Kau ... tak kenal kitaorang?" tanya Yaya dengan tatapan berkaca-kaca menatap 'Ying'. Susah-susah ia menelan saliva nya.

Sebagai jawaban, 'Ying' pun mengangguk.

"Dey, apa maksud kau ni? Jangan merepek, la!" ujar Gopal.

"Merepek apa? Aku memang tak kenal korang, lah," jawab gadis yang mirip dengan Ying itu dengan tatapan terheran-heran.

Mata Boboiboy membelalak, lalu ia menoleh ke arah Fang yang terlihat sedang menunduk dan memejamkan matanya, serta mengepalkan kedua tangannya. Boboiboy paham dengan kondisi Fang sekarang, pasti pria itu sedang menahan lukanya karena 'Ying' tidak mengenalnya. Boboiboy pun kembali beralih menatap 'Ying'. "Kau bergurau, kan?"

"Buat apa aku bergurau?"

"Untuk ... tipu kitorang?" tebak Gopal asal-asalan dan membuat dirinya mendapatkan tatapan krik-krik dari ketiga sahabatnya dan 'Ying'.

"Hehehe."

Krik ... Krik ...

"Hehehe."

'Ying' memutar bola matanya malas. Seharusnya pria gempal itu tidak perlu menjawab pertanyaan retorisnya, tapi dia menjawabnya, mengasal pula. "Aku tak bergurau."

"Lagi satu, namaku bukan Ying dan aku bukan d-i-a," tekan Ying pada akhir kata.

"Tapi ... muka kau dengan dia ... sama," lirih Yaya menatap 'Ying'.

'Ying' membalas tatapan Yaya. "Sama? Mungkin kebetulan je tu," sanggah 'Ying'.

"Kebetulan? Tapi kenapa gaya fashion yang kau pakai pun sama ngan dia?" tanya Boboiboy.

'Ying' menatap pria itu dan menaikkan sebelah alisnya, pertanda dirinya bertanya-tanya.

"Kau pakai cerminmata dan kau pun pakai cekak. Sama dengan Ying, la," jawab Boboiboy.

"Pakai cerminmata ke, cekak ke, tu hak semua orang. Bebas nak pakai apa apa pun. Gaya fashion sama, bukan bermakna orang tu sama."
"Lagipun, aku ras China, dan entah orang yang korang maksud tu ras apa."

"Dia pun ras China," ujar Fang penuh penekanan. Membuat 'Ying' tersentak kaget.

Boboiboy, Yaya, dan Gopal menatap 'Ying' dengan perasaan penuh harap bahwa yang ada di depan mereka ini memang 'Ying'.

'Ying' yang ditatap seperti menghela napas kasar. "A-ku-bu-kan-Ying!" tekannya sambil memejamkan matanya menahan kesal.

"Kalau kau bukan Ying, apasal tadi kau jawap panggilan aku? Datang ke sini pula," ujar Gopal dengan nada tak terima.
"Kau ingat, aku tak tahu ke kau ni tengah tipu kitorang," lanjutnya masih bersikukuh. "Mengaku je lah, kau ni memang Ying."

"Dah berapa kali aku cakap, aku bukan Ying. Aku tak kenal siapa Ying tu, malahan aku tak kenal kamu semua!"
"Jangan mengada-ngada," lanjutnya.

"Heuh, mungkin kau tak kenal diorang, tapi mesti kau kenal aku," ujar seseorang tiba-tiba, membuat perhatian mereka teralihkan pada sumber suara, pria berambut landak dan bermata empat dengan ciri khas wajah dinginnya.

Gadis China itu menghela napas lelah dan berwajah datar. "Aku nak jujur je. Aku tak kenal kau jugak."

"Eh?!" sahut mereka.

Bagai disambar petir di siang bolong mendapatkan jawaban seperti itu dari 'Ying'. Hatinya hancur seketika. Ia pun menatap tak percaya pada 'Ying'.

"Cis, tak tahu diri. Kau ni kekasih Fang, tau tak?" ujar Gopal sambil menunjuk ke arah 'Ying'.

"Mengarut. Aku tiada kekasih."
"Dan siapa tadi? Fang? Aku tak kenal dia."
"Sudahlah, aku takde masa untuk berbual dengan korang!" ujar 'Ying' langsung melenggang meninggalkan empat sekawan yang sedang terpaku dengan tatapan tak percaya.

Rentang Masa (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang