Siang hari, setelah mengambil kuliah di jam pagi, Fang segera bersiap-siap untuk pergi bekerja. Mengganti jas almamater kuningnya ke pakaian kasual yang selalu identik dengan warna hitam keunguan. Mengingat dirinya bukan penduduk asli dari Bumi, dan uang yang ditransfer oleh keluarganya dari Gogobugi tidaklah sama dengan satu pun mata uang di planet ini, mengharuskannya untuk bisa menafkahi diri sendiri demi memenuhi kebutuhan hidupnya selama di tempatnya sekarang.
Fang menatap pantulan dirinya di cermin yang menempel di salah satu pintu lemari pakaiannya, lalu menyisir rambutnya menggunakan jari-jemari kedua tangannya yang kekar.
Merasa penampilannya sudah rapi, pemuda raven itu berjalan menuju meja belajar mengambil ponselnya yang tergeletak di sana. Fang berbalik hendak melangkah, namun niatnya terurungkan begitu matanya tak sengaja menengok pada foto Ying yang terbingkai indah di sebelah tempat ponselnya tadi. Dia pun memasukkan gawainya ke saku belakang celana, lalu menggerakkan tangan kanannya mengambil foto sang kekasih yang hilang beberapa tahun silam.
Fang menatap lamat-lamat benda dengan sejuta kenangan itu. Tersembunyi perasaan sesak yang tak dapat dijelaskan di balik wajahnya yang terlihat datar saja. Pun otaknya, dengan lancangnya malah memutar kembali kejadian menyedihkan dua tahun lalu.
"Cepat, ikut sini!" cemas Fang tergesa-gesa menarik tangan kiri Ying yang juga merasa cemas, untuk mengikutinya bersembunyi di balik semak-semak yang tumbuh cukup tinggi dan lebat di sekitar sana.
Seraya memegang erat tangan Ying, Fang menolehkan kepalanya ke sana ke mari, mencoba waspada kalau saja ada yang menyerang mereka secara tiba-tiba dan mengambil sebuah power sphere nonaktif berwarna kuning yang ada di rangkulan lengan kanan Ying.
Fang dan Ying segera mendudukkan diri dengan napas terengah-engah di balik semak-semak. Jantung berdebar dengan sangat cepat. Mencoba kabur dari kejaran sesuatu, seolah mereka adalah buronan. Tersirat kekhawatiran di wajah lusuh mereka yang menampilkan banyak goresan luka.
Ying mengubah posisi pelukan power sphere -nya. Ia memindahkan benda bulat itu ke depan dan kini memeluknya dengan sangat erat. Namun secara tiba-tiba, power sphera itu membalas memeluknya, membuat dirinya dan Fang membulatkan mata, terkejut.
Benda bulat itu aktif mengeluarkan kedua tangan dan membuka kedua telinga robotnya yang berbentuk bulat, mengepak seperti sayap. Membuat kedua insan di hadapannya khawatir setengah mati. "Weh, kau tak dibenarkan aktif sekarang!" risau Fang.
"Ha'ah. Jangan bahayakan diri kau, Ochobot!" panik Ying.
"Aku ... takut!" bisik Ochobot ketakutan setelah tadi menjadi incaran para alien jahat.
Fang dan Ying mencoba memperjuangkan Ochobot dengan bertarung melawan mereka. Tentunya tidak hanya berdua, mereka dibantu oleh para sahabatnya, Geng Kokotiam, yang memang anggota penyelamat power sphere (TAPOPS) juga, sama seperti keduanya.
Fang dan Ying saling berpandangan ketika melihat Ochobot hanya diam dan tidak menonaktifkan kembali dirinya. "Mana Boboiboy dengan yang lain?" cemas Ochobot mencari keberadaan tuannya yang selama ini selalu bersamanya. Kini, saat tak melihat batang hidung pemuda itu, dia sangat khawatir. Walaupun dia robot, bukan berarti dia tidak memiliki rasa sayang kepada tuannya.
"Boboiboy ada kat tempat lain, yang pasti kita tak mengetahui keberadaan dia." Ochobot menggerak-gerakkan mata robotnya gelisah. "Alaa, rileks je, dia masih ada di hutan ini, sama macam kita. Dia dengan yang lainnya tengah cuba berlindung sebagaimana kita sembunyi kat sini," jelas Fang mencoba menenangkan Ochobot, walaupun sejujurnya dirinya pun tidak bisa tenang selama alien jahat itu masih di bumi mengincar robot kuning di pelukannya sekarang.
"Aaargh! Mana kau, Wahai Para Ahli TAPOPS?!" Sebuah teriakan menggelegar di tengah hutan yang sepi ini, membuat Fang, Ying, dan Ochobot terkejut ketakutan. Mata membelalak, jantung berdebar hebat, keringat di pelipis bercucuran deras. Dalam sekejap, harapan mereka untuk bertahan pupus.
Mereka tidak bisa melawan para alien itu, lagi. Tenaga mereka sudah habis, membuatnya kelelahan dan tak sanggup lagi untuk kabur lebih jauh. Memanggil bantuan pun tak bisa dilakukan, karena sinyal alat komunikasi mereka terganggu oleh drone penghalau sinyal yang dipasang memutari hutan oleh para penjenayah itu.
Dalam sejarah hidupnya selama menjadi anggota TAPOPS, Ying tak pernah merasa setakut sekarang sampai membuat dirinya bergemetar tidak karuan langsung memeluk Fang dari samping. Ochobot pun makin mengeratkan pelukannya pada Ying, begitupun Fang, makin kuat merangkul Ying. Cukup membuat kekasihnya itu merasa terlindungi olehnya, walaupun sebenarnya ketakutan yang sama tak bisa ia sembunyikan. Mereka hanya bisa berharap ada bantuan yang segera datang. Entah kapan itu.
Alien dengan badan sebesar Kapten Vargoba itu menggeram ketika dia tidak mendapatkan satu pun tanda-tanda kehidupan manusia di sana. Gigi besarnya bergemulutuk, otot-otot bisepnya berkontraksi dan urat pun mulai terlihat, menampilkan kesan seram terhadapnya. "Ish, takde jawapan!" kesalnya.
Mata besarnya menelusuri setiap tumbuhan di sana. Sangat hijau, lebat dan tinggi, memberi kemungkinan bahwa incarannya sedang bersembunyi di salah satu tempat yang sedang ditelitinya. "Aargh!" teriaknya sekali lagi langsung menyabut pohon berukuran sedang di sebelahnya. Menggunakan otot-otot besarnya, tentu saja hal itu mudah dilakukan olehnya. "Jangan. Main. Sorok. Sorok!" tekannya seraya melemparkan batang pohon itu ke sembarang arah yang naasnya justru menuju tempat keberadaan Fang.
Ochobot yang menghadap ke belakang Fang, melihat sebuah batang pohon melayang ke arahnya dan kedua temannya yang bisa saja melenyapkan mereka dalam sekejap kalau saja tak menghindar. "Fang! Ying! Jaga-jaga kat belakang korang!" peringat Ochobot khawatir.
Refleks, muda-mudi itu menoleh ke belakang. Untuk yang kesekian kalinya, mata mereka membelalak, syok pada apa yang sedang berlaku. Fang langsung saja melepas pelukannya dan mendorong Ying menjauh darinya. Ying berteriak terkejut dan mengerang kesakitan. Dia terlempar cukup jauh dari persembunyiannya, hingga kedua matanya tak sengaja bertemu pandang dengan alien durjana yang melempari mereka pohon barusan. Dalam sedetik saja, Ying membeku, sedang monster di hadapannya menyeringai.
Ochobot mendekati gadis manipulasi waktu itu dengan khawatir. "Ying, kau tak apa?" Yang ditanya tersadar. Bukannya menjawab Ochobot, ia justru mengalihkan matanya pada Fang yang sedang menahan pohon menggunakan kekuatan jari-jemari bayangnya. Ochobot kemudian mengikuti arah pandang Ying.
Menggunakan kekuatan tubuh yang tersisa sedikit, Fang melemparkan batang pohon itu ke belakang dengan sekuat tenaga. Napasnya tersenggal-senggal setelahnya. Dada pun terasa nyeri, memaksa untuk mengeluarkan sisa respirasi.
Secepat mungkin Fang berlari mendekati gadisnya dan tidak mempedulikan energinya yang mulai menipis. Kakinya tak kuasa menopang berat badannya. Namun ia tetap memaksa, menyebabkan pergerakannya tak beraturan.
~TBC~
AN: Akhirnya saya kembali, setelah sekian lama saya menelantarkan cerita ini, hahahaha. Ups
Ehm, sebenarnya alasan dibikinnya AN ini, cuma mau ngasih tau kalo aku akhir-akhir ini sibuk sama urusan sekolah. Kadang ga mood juga buat nulis. Tapi, aku usahain buat lanjut, kok. Tenang aja. Oke, hanya itu. Selamat tinggal! Kuharap kalian menikmatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rentang Masa (Hiatus)
Fanfiction• Fanfic Boboiboy • Shipping Fang x Ying • Fanfic anak sekolahan Boboiboy dan timnya sedang menjalankan misi terakhir dari TAPOPS. Misi yang jika mereka menyelesaikannya, mereka akan dipensiunkan dari keanggotaan TAPOPS dan akan dikembalikan ke kehi...