Part 17

753 26 4
                                    

Terlihat seorang wanita datang kerumah mbak Mira, saat zahra menarik tanganku untuk segera bergabung dengan keluarganya diruang tengah. Aku melihat wanita cantik yang tengah duduk akrab dengan mbak Mira dan mama Mila.

“ halo sayaaaang” sapa wanita muda itu pada zahra.

Zahra melepas genggaman tanganku dan berlari kearah wanita itu, “ aunty cristin”. Zahra duduk dipangkuannya dan mengecup kedua pipi wanita itu. Oh namanya cristin.

Wanita itu menengok kearahku, tersenyum dan aku balas dengan anggukan. Mama mila menyuruhku untuk bergabung dengan mereka. “ Nesha ini cristin, teman baik Azel”. Kata mbak mira kepadaku. Aku mengulurkan tanganku dan menyalaminya. “Nesha” dia juga melakukan hal yang sama dan menyebut namanya. “ ini yang namanya Nesha, Ello banyak cerita tentang kamu”. Katanya sopan.

“ benarkah?’ aku jadi salah tingkah, semoga cerita yang disampaikan Azel bukan cerita konyol kita waktu SMA. “ cerita tentang apa?” kataku menambahi.

“ tenang dia hanya cerita kebaikan kamu saja kok”. Hehehe

……………

Aku rasa ini saatnya membalas perbuatan Ello padaku, mendatangi rumah kakaknya menurutku hal yang akan membuatnya kaget. Dan aku begitu penasaran dengan sosok Nesha, yang selalu dia banggakan. Tak lebih dari cewek biasa. Selera ello terlalu payah. Aku mungkin wanita kejam. Mempunyai pikiran untuk merusak hubungan ello dan Nesha adalah dengan menjadi sahabat baru bagi nesha. Itu hal yang mudah bagiku, karena disitu aku akan mencari celah dimana aku akan masuk kedalam hubungan mereka. Lagi pula ello tidak akan curiga, karena aku telah meminta maaf dengan sungguh sungguh kepadanya atas kejadian kemarin. Seperti sekarang ini saat keluarga ello telah kembali ke Indonesia, aku chating dengan Nesha, menyisipi cerita hal negative tentang ello aku rasa ini permualaan untuk menggoyahkan hatinya.

……..

Kenapa aku menjadi resah seperti ini ? Aku memandang laptopku yang sudah aku matikan. Pikiran negatife muncul dalam otakku.

Bagaimana pergaulan azel disana ya?  Setelah beberapa bulan kami kembali ke Indonesia selepas graduate azel aku menjadi akrab dengan cristin. Dia wanita yang menyenangkan, humble dan murah senyum. Mungkin ada sesisip cemburu dalam hati saat mengetahui kalau dia salah satu sahabat baik Azel.

Aku mengusap mukaku, aku yakin rian disana akan menjaga diri, walaupun banyak culture yang mungkin bertentangan dengan ajaran agama kami, dengan mantap aku jawab aku percaya Rian.

Aish.. kenapa dia malah memutuskan melanjutkan S2 juga disana, kenapa nggak disini sih?

Triing..

Pesan masuk, haish baru saja aku memikirkanya. Ck

“ assalamualaikum…”

Belum sempat balas dia sudah menelponku, apa dia nggak merhitungin berapa banyak uang yang dia keluarkan untuk meneleponku ya. Aku yakin, dia lebih sering menelpon aku dari pada mama mila.

“ waalaikum salam”. Kataku sedikit acuh< bayangkan baru sehari kupingku panas karena telponya sekarang harus panas lagi.

“ gimana skripsnya? Lancar kan?”

“ Alhamdulillah,,,” jawabku. Aku nggak seperti Azel, menghabiskan 3,5 tahun buat kuliah. Otak Azel sih kejeniusan. Aku jadi ingat akhir akhir ini aku sering panggil dia Rian.

“ ya sudah. Met malem”.

Demi apa…dia telpon hanya untuk mengucapkan dua patah kata. Ya Allah ,,, sabar-sabar. Padahal aku ingin bertanya banyak hal ke dia, aku segera mengetik pesan buat dia.

Aku dengar beberapa mahasiswa mengadakan pesta nudis ya disana? Send

Tahu dari mana? Tenang aku g bkl ikt ko”.

Ih ngeri aja sampai kamu ikut? Send

Nggak percaya nih? Hehehe. Alhamdulillah ya robb ada yang perhatian.

Apa-apaan ini. Ish dasar..

Percaya kok, jaga diri baik-baik ya. Send

Ok. Miss u.

Dasaaaar gimana bias jaga hati, kalau azel se frontal ini. Ckk. Aku memilih tidak menjawab pesanya. Triing

Nesh ko’g bls?

Aku mengacuhkan pesan azel. Kalau dibalas bakal selesai besok chatnya. Mending nggak dibales aja. Aku menaruh hape ku dinakas. Aku merebahkan diri dikamar, setelah mematikan lampu, Nampak bintang kerlap kerlip dari bintang-bintang yang aku tempel di dinding atas kamarku.

Aku menerawang tentang berbagai informasi yang disampaikan cristin kepadaku, tentang Azel  yang suka main ke club, pesta sampai larut malam dengan temanya, kata cristin itu hal wajar. Lagi pula Azel tidak pernah melanggar aturan agamanya, tapi jika tempat dan pergaulan itu yang terus didatanginya apa dia akan kuat dan nggak goyah. Semoga saja jangan. Ya allah jagalah dia untuk keluarganya.

………………

Haduuh maaf pemirsa, sudah lama saya ngilang. Untuk part besok insyaallah saya akan rutin update nya. Btw masih ada yang nunggu g ya? Kalo ada kasih jejaknya di koment dan vote nya ya. Seperti biasa masih banyak typo dan tulisan yang nyelip. Syukrron…hug hug hug.

 

cinta yang tertundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang