part 13

986 17 2
                                    

(azel)

Aku bersiul-siul ketika memasuki rumah. Membuat mama dan Dimas yang lagi nonton film heran.

“ habis ngapain sih kak, girang amat”. Kata Dimas. Lalu aku duduk disamping mamaku dan mecium tangannya. Mama juga terlihat heran, dan geleng-geleng kepala.

“ hehehehe”. Aku hanya tertawa menjawabnya. Lalu aku berpaling ke mama.” Ma.. tadi aku ketemu Nesha”.

Mamaku menaikkan alisnya dang manggut-manggut. “ pantesan…” kata mama.

“ dia mahasiswi tante kan, sebenernya tante beberapa bulan lalu lah pengen ngenalin kamu kedia. Mama tanya, nesha yang mana? Apa rumahnya di desa santri itu. Soalnya kamu dulu kan sering cerita ke mama. Tapi sengaja mama nggak ngasih tahu tante kalo kamu temenan dulu”.

“ emang mau dijodohin?”. Kataku asal.

Mama mau menimpuk kepalaku pakai bantal sofa, untung aku sigap menghindar.

“ kamu tuh ya zel. Ckckckck. Mami sih seneng aja kamu dapat dia, tapi dianya mau nggak sama kamu?”. Perkataan mami buat aku down seketika, walau aku tahu mami pasti sedang bercanda.

…..

Aku masih kepikiran dengan ucapan mami kemarin, sedikit membuat aku terusik. Aku menatap langit-langit kamarku. Akh aku frustasi sendiri, bagaimana jika kata mami benar. Kalo sekarang dia mau ama aku,tapi bisa nggak ya kita long distance.

Jadian aja belum. Pikiranku sudah jauh. Aku keluar rumah dan mendapati rumah sepi. Aku menuju dapur dan mengambil air minum. Mbak lela, asistent rumah tangga kami sedang memasak berkata padaku “ mas tadi ibuk pesen. Katanya beliau sama bapak kerumah nenek yang di Jepara. Nggak tega bangunin, jadi langsung berangkat”.

“ kenapa kesana? Mami nggak bilang kalo nenek sakit kan mbak?” tanyaku.

“mboten… mau silaturahmi aja, sambil ambil ukiran kayu jati, gt”.

“ o ya udah mbak, mksh”. Aku pergi kekamar dan mandi. Siang ini aku mau menemui Jojo yang kebetulan satu kampus dengan Nesha.

Aku sampai di salah satu kampus di Salatiga. Masuk pelataran dan memarkirkan mobilku disamping masjid. Aku mencari Jojo, namun tak nampak batang hidungnya. Aku mengecek HP belum ada balasan darinya. Aku duduk disalah satu beton tempat mahasiswa sini nongkrong. Beton ini sengaja dibuat mungkin memang buat duduk, ada pandangan dari mata mahasiswa sini yang mungkin sedikit asing dengan keberadaanku. Karena aku tidak mau menunggu aku menelponnya. Nggak aktif, sial, dimanasih kutu satu ini.

Saat mataku menjelajah kampus, aku memandang seseorang yang baru kemarin ku temui. Nesha..

Lalu aku berdiri dan memanggil namanya. Nesha terlihat heran melihatku disini. Aku menghampirinya.

“ huuuh untung ada kamu Nesh, kamu liat Jojo”. Kataku sambil menghembuskan nafas lega.

“ Jojo. Bukanya dia di aula, kan dia ada pertunjukan. Emang kesini mau lihat Jojo?”. Tanyanya.

Aku mengangguk “ boleh minta temenin ?”. Kataku hati-hati.” Maksudku karena aku nggak tahu kampus sini”.

Dia memandang teman wanita yang kebetulan disampingnya, temanya sama dengan Nesha berpakaian gamis dan jilbab yang lebar.

“ ya udah ayo… “. Kata Nesha, namun dia nggak sendiri saat mengantarku, dia masih bersama temanya. “ nah sampai zel, itu tempat transitnya,tanya orang aja Jojonya dimana”.katanya lalu pamit pergi.  Aku memandang Nesha dari belakang, setiap langkahnya selalu aja buat orang melirik. Ya iyalah dia cantik gitu. Lalu aku masuk dan menanyakan Jojo pada seseorang.

cinta yang tertundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang