19

743 17 8
                                    

Astagfirullahaladziim.....

Aku bangkit dari tidurku, bersandar di kepala ranjang kamar sambil mengusap wajah. aku mengucapkan kalimat istigfar menghalau setan yang menghampiri mimpiku. mimpi buruk tentang azel, lagi-lagi dia. Aku bangkit menuju kamar mandi, aku tunaikan rukun wudhu untuk sholat sepertiga malam. Ku hempaskan sajadah, dan mulai sujud kepadanya.

................

" nesh...kamu sudah bangun nduk?". terdengar ibu mengetuk pintu dan memanggilku.

aku melipat mukena dan menuju pintu . " sudah buk, baru saja selesai dzikir, ada apa?". aku mengikuti ibu berjalan kedapur. Tidak seperti biasannya ibu murung seperti ini. " ada apa buk?". aku menyentuh bahu ibuk yang membelakangiku, memeluknya dan bersandar dibahunya. rasanya damai sekali. " sebetulnya ini urusan kamu sama Azel, tapi sebagai orang tua, ibu harus tahu, bagaimana hubungan kalian selama ini,ibuk lihat kamu nggak ceria sejak beberapa hari lalu mendapat telepon dari Azel'.

Ibuk berbalik menghadapku. mengusap pipiku yang tirus. " kamu juga kurusan nesh, apa terjadi sesuatu?'.

Aku lupa, kalau kodrat sebagai wanita atau ibu mempunyai kepekaan perasaan yang lebih. Ibu pasti sadar dengan perubahan sikapku walau senyum yang aku perlihatkan. Mata bening ibu memancatkan kasih sayang, yang mampu menembus kegundahan dalam hati putrinya.

" Nesha.... memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan lagi dengan azel buk". kataku lirih. aku dengar helaan kecewa dari ibu, aku sadar semua keluargaku menyukai azel. tapi kejadian beberapa bulan yang lalu membuatku sadar, tak sepantasnya memberikan cinta kepada manusia yang belum jelas kadar kesetianya. ighfirlii ya Robb. aku menunduk, perlahan air mata menetes jatuh kepipi. usapan tangan ibu terasa menyeka di sudut mataku.

" ibu tahu semuanya. ibu hanya memastikan. ibu tahu kamu wanita yang logis nesh... tidak akan mendakwa tanpa bukti yang jelas. pasti kamu punya alasan yang kuat untuk itu. ibu hargai itu semua".

air mataku semakin mengalir, aku memeluk ibu menumpahkan semua sesak yang menghimpit dadaku. rasanya luar biasa bahagia mempunyai wanita hebat disamping kita.

flashback.

" kak nesh tahu nggak. mas ello pulang loh...".

Sejenak aku menghentikan tanganku yang sedang merapikan buku. Karena melihatku yang bingung, bila menambahkan, " mas Ello nggak bilang kakak?'. Aku menggeleng. Ada rasa sebal dan bahagia bersamaan. Sebal dengan ketidak tahuanku, bahagia karena dia datang. " cie cie cie yang seneng banget...". goda bila sambil menoel pipiku.

" Mas Azel pulang kapan?".

Tanyaku sambil memasukkan buku kedalam tas. Aku dan bila sedang berada di perpus kampus. Kebetulan Bila libur sekolah dan ikut mengajar di TPA.

Bila terlihat menerawang dan menghitung dengan jarinya. " kira-kira 3 hari yang lalu, soalnya mampir juga kerumah Bila. Maaf mbak nesh, aku kira mbak Nesh tahu. Oh ya, mas Azel sama cewek cakep. Upps...". Dia membekap mulutnya, reflek.

Aku tidak kaget, dan aku tahu dia siapa. Aku memandang bila yang merasa bersalah.

" cristin kan?". Tanyaku sedikit acuh.

Bila hanya mengangguk, dan menggigit bibirnya karena keceplosan. Aku tahu anak ini pandai dalam menjaga perasaan orang lain. Tapi kali ini dia gagal, buatku tidak masalah.

Aku memandang HP ku, tidak ada satupun pesan dari Azel. Perasaan wanita itu peka, walaupun aku tidak menduga-duga hatiku mengatakan Azel telah, ck, perasaan burukku lagi yang bicara. Mungkin dia sedang sibuk dengan kuliah dan kerjaanya disana. Hingga tidak sempat memberi tahu aku tentang kepulanganya.

cinta yang tertundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang