Part 20 DOA DALAM DIAM

719 14 3
                                    

Epilog

Aku berjalan tergesa-gesa. Melewati pelataran luas sekolah anakku. Karena sudah tidak cukup waktunya, aku mencoba untuk sedikit berlari. Menerobos banyak orang yang lalu lalang. Anakku wisuda penghafal Quran sekarang dan sebagai ayah aku sangat bangga.

Aku sudah sampai diaula sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku sudah sampai diaula sekolah. Lewat pintu belakang aku mencari keberadaan istriku. Aku melihatnya duduk dibarisan kedua dari depan. Dia melambaikan tangannya, menyuruhku duduk disampingnya. Nafasku masih ngos-ngosan saat sudah duduk.

" kenapa terlambat bi..". dia berbisik ditelingaku.

Aku menangkup tanganya dan tersenyum. "

tenang sayang, masih ada beberapa menit". Dia memukul lenganku pelan. Rasanya sangat bahagia, mendapat istri yang baik  sholehah dan anak yang lucu penghapal Al-Quran. salsa diatas panggung matanya mencari keberadaan kami berdua. Saat sudah menangkap keberadaan kami, dia tersenyum dengan lebar dan penuh semangat. Dia menjalankan dengan baik acara wisudanya.

Kami menghampiri Salsa saat dia sudah selesai. Nesha memeluk anaknya dengan erat. Buliran air mata bahagia jatuh di pipinya. Aku menepuk pelan bahunya, mengecup kening anak perempuanku satu-satunya. Bagiku surga adalah bersama dengan orang yang kita cintai dengan rahmat dan izinNya,

...............

Aku mengaguminya sudah lama. Gadis berkerudung lebar yang meneduhkan hati. Perempuan pengurus TPQ dimana tempatku sebagai dosen mengajar.

" namanya Nesha mas. Beliau mahasiswi tingkat akhir saya. Dia baru saja mengalami hal yang tidak enak karena keponakan saya". Bu Zahra menerawang, menyesali perilaku keponakanya. " ck disesali sedalam apapun kalau tidak jodoh ya bagaimana lagi dan peristiwa itu sudah lama". Bu Zahra kembali menatapku. " kalau mas ghoni ada perasaan, saya bisa menjadi perantara ta'aruf kalian".

Ada binar bahagia dimata bu Zahra ketika aku akan mengutarakan apa yang aku rasakan selama ini. Sebetulnya aku sudah lama mengamati nesha.  sejak pertama bertemu denganya di masjid, tepatnya dikantor TPQ. Dan aku juga tahu kalau dia akan menikah dengan orang lain dalam waktu dekat saat itu. Namun entah kenapa dalam mimpi dan istikharohku selalu memunculkan dia sebagai pendamping. Saat aku tahu dia batal menikah, ada rasa yang sangat melegakan. Walaupun Ini tidak adil,di saat dia sakit aku malah merasa sebahagia itu.

Dan ketika dia sudah sembuh dari sakitnya, aku memberanikan diri untuk taaruf. Dengan bantuan Bu Zahra aku bertemu dengan keluarga Nesha. Dan Alhamdulillah dia menerima lamaranku.

Hingga tiba saatnya kami menikah dan mempunyai keluarga kecil yang bahagia sekarang.

" Kenapa nggak di makan nasi gorengnya bi?'. Kata Nesha sambil menyentuh lenganku lembut.

Aku menggeleng. Aku mengambil tangan halusnya dan menggenggamnya erat. " aku hanya sedang bersyukur karena memiliki istri yang baik dan anak sholihah seperti Salsa".

Nesha berdiri dan memelukku. " aku juga bersyukur karena memiliki abi dan anak kita". Dengan lembut dia mengecup pipiku.

Kesabaran akan cinta dan doaku pada Allah agar dijauhkan dari

perasaan cinta selain pada istriku diijabah oleh Allah. Terimakasih ya Robb.

.................

 Aku tidak menyangka jika Allah mentakdirkanku dengan lelaki sholeh seperti mas Abdul Ghoni. beliau adalah pengobat laraku dimasa lalu. membuka mata hatiku akan keberadaanya yang nyata tapi tak terlihat oleh jangkauan perasaanku. mata hatiku dibutakan oleh lelaki yang telah menhianati ketulusanku. namun ketika diriku mulai sadar akan takdir, detik itu juga Allah menggantinya dengan yang lebih baik. kesabaran manusia itu seperti pohon. semakin sabar Allah akan menguji dengan hal yang lebih besar.  saat Allah merasa kita layak lulus ujian disitulah Allah menggantinya dengan hal luar biasa yang tidak kita sangka. terimakasih mas ghoni yang mau menerimaku. 

cinta yang tertundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang