(Australia: Tragedi).
Aku baru memarkirkan mobil mbak Mira diarea parkir aparteman cristin. Ketika aku sampai dilantai 5 aku langsung menuju apartemenya dan memencet bel. Menunggu beberapa saat sebelum pintu terbuka. " kamu datang juga?.kata kristin dan langsung mengamit lenganku masuk kedalam. " katanya kamu ada perlu?" aku melepaskan tanganya dari lenganku dan duduk disofa.
Kristin duduk disebelahku. " besok Sabtu kamu wisuda kan. Jadi berasa sepi pasti nanti. Soalnya nggak ada kamu ell disini" kata kristin memandangku dengan intens. Aku memalingkan wajahku melihat ruangan apartemenya yang nyaman dan bersih. Aku masih ingat saat pertama kita bertemu diperpustakaan kampus dulu. Sejak perkenalan itu kami jadi sering bertemu walaupun dia yang sering memintaku menemuinya. Entah kenapa aku merasa cristin seperti nesha waktu SMA dulu.
" ada apa?" kataku. Karena beberapa menit lalu dia menelfon untuk menemuinya. Dia seperti teringat sesuatu, dan tersenyum.
"oh ya. Aku mau ngerayain perpisahanya. Tunggu duluya". Dia berdiri dan menuju dapur, kembali lagi dengan membawa dua minuman yang aku nggak tahu minuman apa. " nih minum dulu. Nanti kita ngerayainya".
Baunya sedikit menyengat, aku menaruh minuman itu diatas meja.
" kenapa nggak diminum?"
" maaf aku nggak minum itu. Kalo ada aku minta air putih saja".
" o ya aku lupa kalo kamu nggak minum". Dia beranjak dari sofa dan mengambilkan aku minuman mineral.
" nih".
" makasih".
Cristin terlihat gelisah, aku memicingkan mata. " ada apa?"
" ell... eum, boleh aku jujur?".
" ya boleh. Memang kita harus jujur kan?"
" aku suka sama kamu dari awal kita bertemu". Dia menatapku, beberapa saat kami saling menatap. Aku sedikit berdesir saat membalas tatapanya tadi, aku baru sadar saat mengetahui dia hanya memakai tanktop dan hotpant menampakkan auratnya yang seharusnya tidak boleh aku lihat. Dia memegang pipiku dan membelainya. Wajahnya mendekat kewajahku, matanya terlihat sayu, spontan aku sadar dan mendorong bahunya.
" kenapa? Kamu nggak menginginkan aku?". Cristin terlihat kecewa dengan sikapku.
" maaf tidak seharusnya kita berduaan seperti ini, tidak baik untuk kita". Kataku.
" tapi Ell aku menginginkanmu, aku memendam hasrat setiap didekatmu". Dia mulai terisak. " ini tak mudah untukku, kamu beda dengan laki-laki lain Ell".
Aku beristigfar, sedikit mengambil nafas karena hampir tergelincir dalam lembah dosa. " maaf kan aku Cris, mungkin kamu salah paham dengan sikapku. Tapi tak terbersit rasa sedikitpun terhadap kamu selain rasa untuk sahabat".
" maaf aku harus pergi". Aku keluar dari apartement Cristin. Terdengar dia memanggil namaku. Astagfirullah... semua atas kuasamu, jika Engkau tidak menyelamatkanku mungkin aku akan mengikuti nafsu syahwat dari iblis ini. Aku beristigfar dan melajukan lagi mobilku kerumah mbak Mira.
.................
Teringat kata Tere beberapa bulan lalu yang memperingatkanku tentang cristin.
" zel .. kamu kenal cristin dimana?" kata tere saat melihatku ke parti Shean dengan cristin. " kampuslah ter..dimana lagi". Kataku acuh.
Tere melihat cristin yang tengah bicara dengan temanya di pojokan ruangan.
" kamu nggak tahu dia siapa? Kamu nggak ingat sama Nesha di Salatiga". Aku memalingkan wajahku dan memandang Tere. "apa hubunganya dengan Nesha. Semua orang mempunyai kelebihan dan kekuranganya sendiri Ter. Tapi bagiku Nesha jauh lebih baik dari dia" .

KAMU SEDANG MEMBACA
cinta yang tertunda
عاطفية" Ya Allah aku tidak tahu kapan dan dimana ku akan menemukan cinta. Tapi aku yakin saat aku disini sedang memperbaiki diri, pasti dirinya juga melakukan hal yang sama. Dan kami pun akan dipertemukan di tempat yang halal karena kehendakMu, dan tercat...