Part 7

1K 13 0
                                    

(Azel)

“ Gimana jawaban kamu zel”. Papa memandangku penuh harap.

“Ehm.. dengan senang hati pa, azel akan ngikutin kemauan papa untuk kuliah di Melbourne”.

“ nah gitu dong, kamu disana nggak sendirian, kakak mu mbak mira kan juga disana, nanti bisa tinggal di rumahnya”. Papa tersenyum lebar mendengar jawabanku. Aku ingat tempo hari sebelum wisuda sekolah, papa menyarankan aku untuk kuliah di Melbourne University. Andai waktu itu Nesha nggak menolakku, apa aku bakalan tetap kuliah di Melbourne? Apa kita bisa menjalin hubungan jarak jauh? Akh… mungkin ini memang sudah digariskan. Siapa tahu aku dan dia mendapatkan jodoh yang lebih baik. Who Know’s?

Nesha apa kabarnya dia? Pasti dia lagi sibuk dengan tes PTN nya? Aku menatap langit kamarku, menerawang kejadian-kejadian lucu q dengannya. Saat aku jahilin dia, ngerjain dia, membuat dia nangis, apa sih yang ku pikirkan dulu hingga buat hal-hal aneh buat cari perhatianya. Kalo diingat-ingat betapa nyebelinya aku. Pantesan dia nggak yakin dengan perasaanku dan langsung seketika menolak permintaanku tanpa tedeng aling-aling, basa basi pun tidak. Ck,,  

Besok terakhir aku disini. Aku harus menemuinya sekali lagi, harus. Aku mengambil kunci mobil, dan pamit mama buat keluar sebentar.

Tok tok tok tok… berkali-kali aku mengetuk pintu namun tak kunjung dibukakan. Apa pada pergi yah, sepi banget. Aku mengintip dari jendela yang gordenya terbuka sedikit. “ Assalamualaikum…”sekali lagi aku mengucapkan salam. Setelah sekian lama aku pasrah memang dia lagi pergi dengan keluarganya mungkin. Aku keluar dari halaman rumahnya,

“ mas cari siapa?” Tanya ibuk depan rumah Nesha  yang kebetulan tadi memperhatikan aku.

“ ini buk, cari Nesha?” kataku dan mendekat ke Ibu itu. “ saya teman SMA nya dulu buk”.

“ oalaah.. apa nggak dikasih tahu dek Nesha kalo keluarganya pindah ke Jombang, bapaknya dipindah tugaskan kesana, kemarin baru pindah”

“ o.. gitu ya bu, kalo begitu matur suwun buk, saya pamit dulu”. Aku membungkukkan  kepalaku dan pergi. Pindah? Ke Jombang Jawa Timur? Jauh bener, mana sempat sekarang aku kesana. Dengan lesu aku pulang lagi, “ kok cepet banget mainya” Tanya mama yang sedang di ruang keluarga nonton acara infotaiment, aku mendekat mencium pipi mama, mama menoleh kearahku.

“kok kusut gitu  zel? Ada apa?” mama meletakkan remote tv diatas meja dan menatapku. Aku menatap mama sebentar, lalu memalingkan lagi menonton infotaiment entah beritanya apa itu. Kenapasih wanita suka banget liat acara gossip. “ heh.. ditanya mama malah cuek”.

Aku tersenyum dan menatap mamaku,” nggak papa ma.., Cuma sedikit suntuk hehe”.

“ bukan karena Nesha kan?”. Aku kaget mama ngomong gitu, dari mana mama tahu. Seolah-olah bias baca pikiranku mama tersenyum “ dia yang pidato waktu wisudamu minggu lalu kan, mama tahu kamu nyimpen fotonya waktu mama masuk kamar kamu ambil kunci mobil mama yang kamu pinjam”. Mama menjawab keherananku.

Oh pantesan saat keluar kamar mandi, fotonya udah berubah posisi. “ azel ditolak ma, ,”jawabku,  hatiku nyeri ingat kejadian penolakanya.

Mama tertawa, “ udah lah zel, anak mama kan ganteng. Pinter, coba renungin jika waktu itu nesha nerima kamu, dan  kamu dah mutusin buat kuliah di Melbourne, ternyata kalian nggak kuat buat setia satu sama lain, kan akan saling menyakiti. Iya kan? Diambil positifnya aja, mungkin kalian akan dipertemukan lagi suatu saat, setelah kalian dewasa. Tidak ada kejadian yang sudah terjadi, yang tidak bisa dijadikan hikmah, kita tidak tahu rahasia Allah tentang tulang rusuk kita zel”.

Aku tersenyum menatap mama, hebat, sangat beruntung aku, Dimas dan kak mira dilahirkan oleh wanita sehebat mama, cantik, bijaksana, contoh yang baik, muslimah yang baik,koki yang hebat. Semoga kelak aku dipertemukan dengan wanita seperti mama. Amien..

cinta yang tertundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang