Part 5

1K 13 0
                                    

(azel)

Aku heran dengan diriku akhir2 ini yang g punya nyali deket ma dia. Tuh kan, dia itu mahluk lain yang bisa buat aku …. Nggak seperti diriku sendiri. Apaan lagi ini, pemandangan di dalam kelas yang membuat aku berdesir, darahku seperti mengalir keubun-ubun semua. Marah, cemburu hanya liat dia duduk akrab dengan Indra. What the hell? Ingin rasanya menghampiri mereka dan menarik dia dari Indra. Tapi logikaku berkata lain, ini memalukan jika berbuat begitu. Dengan gontai dan kecewa aku pergi dari kelas. Ke perpustakaan.

“ hadow zel..ati-ati kalo jalan,kamu ken…”. jojo yang aku tabrak meringis kesakitan dia nggak meneruskan perkataanya, dan dia buru-buru pergi menghindariku. Dia sudah paham kalo tampangku lagi kusut begini berarti lagi pengen sendiri.

Sesulit ini ya jatuh cinta, untuk pertama kalinya. Aku nggak memperdulikan cewek disekelilingku yang selalu cari perhatian. Dia…hanya Dia… seonggok mahluk hidup ini, Nesha yang bikin hatiku resah, walaupun dia juga tak terlihat pacaran dengan siapapun tapi saat dengan Indra, dia bisa senyum selebar kolam renang. Oh God aku benar-benar gila. Oke kali ini aku benar-benar harus mengatakan yang sebenarnya, secepatnya.

Aku duduk di pojokan, terlihat siluet orang yang sedang aku pikirkan. Kenapa dia mau pergi? Sebelum dia menjauh aku berdiri dan “ heh kenapa balik lagi,, karena ada aku?” dia dengan malas memutar lagi ke arahku. Masang tampang nyebelinya sambil cengengesan. Tiba-tiba rasa ingin tahuku tadi meledak juga. “ tadi indra ngomong apa ke kamu” sambil tetep baca buku aku bertanya ke dia “ mau tauuu aja. Jangan2,,,kamu..”. katanya sambil mengacungan jari telunjuknya kearahku. Aku langsung memotong pembicaraanya ” heh siapa yang cemburu…huu” reflek aku menimpukkan buku ke kepalanya.

Dasar ni cewek,,, wajahku langsung pucat, aku menelan ludahku, aku tadi bilang apa CEMBURU. Mampus dah, dia pasti sadar,, tuh kan dia langsung pasang wajah penasaranya ” heh perasaan aku nggak bilang cemburu deh”. Deg tuh kan jawabanya tepat, dengan muka merah padam, kayak piting rebus aku malah nengok kearahnya yang pasang tampang lucu. Tampangnya ini bikin aku ketawa dalam hati, seketika menghilangkan kegugupanku. “ kamu cemburu zel”. Ni anak malah nyerocos dan sialnya bener.

“ salah dengar kali, au ah minggir. Kamu ngalangin jalanku”. Kataku lalu pergi menjauh darinya keluar perpus.

“ heh kodok ijo, sapi zimbabwe..” nggak salah dengarkan aku, tadi dia ngomong apa? Kodok ijo, sapi zimbabwe, dia nggak salah omongkan, semoga pendengaranku yang salah.

“ heh azel kodok ijo, tungguin, aku pengen menyelesaikan masalah KITA selama ini”. Giliran dia yang menghampiriku dan menatapku dengan serius.

“ masalah apa?” kataku malas lalu duduk di kursi taman sekolah, dia juga ikut duduk di sebelahku matanya memandang wajahku lekat. Nih anak,,,, aku nengok kearahnya sambil mengangkat alis ku, ekspresi bingung.

“ akhir2 ini kamu aneh, nggak seperti biasanya, tapi itu bikin hidupku lebih tenang dan manusiawi” dia melanjutkan ngomong, masih natap aku” oke. Aku hanya ingin tahu kenapa kamu sering gangguin aku padahal dengan yang lain enggak, aku rasa ini saat yang tepat karena beberapa hari ini kita gencatan senjata, dan bentar lagi kita mau ujian, kalau mau ujian dan siapa tau aku pernah buat salah ma kamu tapi aku nggak tahu aku pengenn minta maaf supaya ujian ku nanti lancar. Sumpah dari dulu tuh aku penasaran banget ma kamu. Why and what’s wrong?”. Busyeet ni anak ngomong panjang lebar g pakek jeda. G habis apa nafasnya.

Dengan berat hati dan menghembuskan nafas panjang aku menatapnya, dengan wajah sendu dan berdamai dengan perasaanku yang seperti mau perang, sebelum aku mengucapkan kata-kata dia malah memalingkan wajahku dengan tanganya. “ ih zel, kamu nggak lucu, natap aku gitu, horor tau” dia malah begidik ngeri dan terlihat merinding . Emang aku mahluk halus apa..?

“ udah ah nggak jadi. Kamu gitu sih” dia berdiri dan ninggalin aku. Aku menarik tanganya dan bilang “ kamu tahu kenapa kan? Karena aku…”

Belum sempat aku ngomong denganya tiba-tiba  Indra manggil aku, Nih anak resek banget ya. Nggak tahu situasi. “ ups… aku salah timingnya ya”. Indra menatap kami berdua dan kami menuju tatapan mata Indra, aku masih menggenggam tangan nesha. Dia mengibaskan tanganya, tapi karena genggamanku erat dia nggak bisa melepaskanya. Malah meringis dan melotot kearahku, aku seperti biasa nggak peduli. Hehehe nyaman juga kayak gini.

“ ada apa ndra”. Kataku datar. “  oh ya..” indra kaget dan tersadar dari melihat tanganku dan nesya.” Apa ya…” dia terlihat bingung dan nggak tahu mau ngomong apa. “ bukan suatu yang penting” katanya tiba-tiba lalu berbalik. Kenapa dia.. aku menoleh kearah nesya yang melotot tajam kearahku.

“ bagus ya, kamu bikin Indra salah paham”.

“ salah paham apa, emang beneran kok” kataku cuek.

Nesha mengangkat tanganya yang ku genggam ke depan wajahku “INI”.

Aku cengengesan seperti biasa, tambah ku eratkan tangan ku di tanganya. Dia mendelik dan melepaskan  dengan tangan satunya.  

Ku mengendurkan genggamanku. Ku berbalik kearahnya dan menjentikkan jari kiriku ke jidatnya. Dia meringis, dan mengelus jidatnya, bibirnya manyun lima senti. “ kamu bakal ngerasain sendiri perasaan ku. Kamu Cuma perlu mencerna lebih dalam, kenapa aku bersikap seperti ini, dan aku berharap kesimpulan dari yang aku ucapkan ini sesuai yang aku harapin ke kamu. Sejak pertama bertemu denganmu ada rasa yang berbeda, rasanya aneh, pokoknya… aneh saja saat liat kamu, marah,seneng,kecewa,semua terekam di dalam memoriku. Nggak bisa ilang. kamu NGERTI kan?” aku berkata penuh kayakinan, aku rasa dia memang nggak paham dengan ucapanku, karena wajahnya terlihat bengong dan bodoh. Apa dia nggak dikarunia membaca perasaan orang lain. Tampang oon nya ini.. kemana dia waktu pembagian kepekaan perasaan. Pasti dia dapat urutan yang terakhir dan hanya dapat sepersen saja. Huft..

“udah ah” aku melepaskan genggamanku dan menuju kelas. Terdengar  dia ngomel-ngomel, tapi tak ku hiraukan. Seulas senyum kelegaan menghiasi wajahku yang tampan ini.

(Nesha)

Aku melirik azel yang kebetulan duduk sebaris denganku, dia terlihat cuek banget. Tadi maksudnya dia ngomong kayak gitu apa? Tingkahnya tadi juga aneh deh. Aku masih melirik kearahnya, tiba-tiba aku kecolongan karena dia juga menatapku, seperti biasanya dengan senyuman songongnya dia bilang “ APA” sambil mengangkat dagunya. Tuh kan dasar sapi zimbabwe. Aku memperhatikan soal yang dituliskan guruku lagi, ih ni orang apa-apaan sih. Perasaan tadi dia nyatain cinta gitu ke aku, tapi nggak ada kata cintanya. Malah muter-muter kayak kincir angin. Kalo pun iya dia nyatain cinta, nggak papa kok, aku ihlas walaupun Cuma dia yang bilang ke aku, seenggaknya kan aku emang normal. Ada yang suka gitu… hehehehe. Aku nggak pernah naksir ma cowok, belum waktunya, nggak mau ribet dengan pacaran, nanti aja pas udah kerja, tapi pengecualian buat Indra..hehehe aku Cuma Ngefans dengan kejeniusanya. Selalu juara disetiap perlombaan,murid teladan, attitudenya baik, suka menolong sesama. Lah orang ini,, aku melirik azel lagi, udah …apa ya sulit juga mendeskripsikan kejelekanya, soalnya dengan orang lain baik banget, nyebelinya Cuma ama aku doang. Ihh..

“ ayo anak-anak jam pelajaran hampir habis, ibu minta kertas ulanganya dikumpulkan”. Aku kaget setengah mati “ What, bentar lagi buk…” kataku sambil ngerjain soal lagi. Aduh sial gara-gara ber angan-angan cuma ngerjain 6 soal doang. Apa kata dunia kalo nilai ku jelek. Haduuuh. Tiba-tiba ada yang menarik kertas ulanganku “ waktu habis, makanya ngerjain soal jangan natap aku, gitu kan jadinya” ish si songong ini…

Aku hanya bisa pasrah menerima keadaan, hah ngapain tadi bengong g penting. Iihhh nyesel nyesel nyesel. Jam pelajaran usai, aku gontai keluar kelas. “ nesh tunggu” dewi tergesa-gesa menghampiriku. “ kamu di cari Indra, katanya di tunggu di ruang bu Mimi”. Dia mengatur nafas karena sempat berlari mengejarku.

Aku menepuk jidat “ OMG..untung kamu ingetin, aku kan dah janji. Makasih wi udah ngingetin”. Aku berlari kearah ruangan bu Mimi nggak meduliin tatapan heran azel. Au ah.. aku nggak bakal ngambil kesimpulan atau mencerna kata-katanya, malas dan nggak penting.

TBC

cinta yang tertundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang