part 2

3.6K 244 30
                                    

Saat ini krist tengah berkutat dengan berkas-berkas miliknya, tak lama terdengar suara ketukan pintu, setelah di perbolehkan masuk, orang yang mengetuk pintu pun masuk ke dalam.

"Saya sudah mendapat informasi pribadi tentang pria yang tuan suruh cari tadi" ucap joy, orang kepercayaan krist.

"Jelaskan...." Ucap krist singkat.

"Namanya singto prachaya, dia berusia 23 tahun, dia masih berstatus mahasiswa dan berkuliah di KU, singto hanya tinggal sendiri di rumahnya yang kecil berada di gang X, kedua orang tuanya sudah meninggal dan singto berkerja part time di sebuah kafe" ucap joy.

Tunggu.... Gang x, itu gang tempat krist membunuh musuhnya tadi malam, pantas saja singto bisa memergoki dirinya tadi malam.

"Culik dia" ucap krist.

"Baik tuan" ucap joy.

Setelah joy keluar krist kembali mengerjakan perkerjaannya.
.
.
.
.
.
.
Di lain tempat saat ini, kelas singto berakhir, singto terburu-buru keluar dari kelas karna dia harus berkerja part time lagi di kafe, singto menunggu bus di halte, tak lama datang orang bertubuh besar menggunakan pakaian serba hitam, kepala singto di pukul hingga dia tak sadarkan diri.


***
Entah berapa lama singto pingsan, kini dia terbangun dari pingsannya, singto melihat ke sekeliling semuanya serba hitam, tangan dan kakinya juga di ikat saat ini, tubuh singto bergetar hebat karna ketakutan.

"T-tolong....."

"Tolong......"

Singto berteriak, namun tak ada yang mendengar teriakannya hingga beberapa jam kemudian pintu ruangan itu terbuka, singto melihat seorang pria tinggi berjalan mendekat ke arahnya, mata singto membulat saat dia mengetahui pria yang baru saja datang.

Singto berteriak, namun tak ada yang mendengar teriakannya hingga beberapa jam kemudian pintu ruangan itu terbuka, singto melihat seorang pria tinggi berjalan mendekat ke arahnya, mata singto membulat saat dia mengetahui pria yang baru saja datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"K-kamu.... Tolong lepaskan aku, tuan" ucap singto ketakutan, tentu saja dia takut, karna semalam dia menyaksikan sendiri bagaimana krist membunuh korbannya secara sadis, apa dia akan menjadi korban krist selanjutnya?

Krist memandang singto secara intents, di mulai dari wajah sampai ke ujung kaki, sepertinya krist berubah pikiran sekarang.

Sebenarnya niat awal krist ingin memusnahkan singto dengan membunuhnya, tapi setelah krist perhatikan lagi, singto sepertinya terlalu manis untuk di bunuh.

Krist berjalan semakin dekat dan dekat ke arah singto, tubuh singto semakin bergetar hebat karna ketakutan, apa lagi dia melihat pisau yang krist pegang saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Krist berjalan semakin dekat dan dekat ke arah singto, tubuh singto semakin bergetar hebat karna ketakutan, apa lagi dia melihat pisau yang krist pegang saat ini.

"A-aku mohon.... J-jangan bunuh a-aku t-tuan....." Ucap singto sambil menangis.

Krist berjongkok menyamakan posisi tubuh mereka dan tersenyum manis, bukan terpesona singto malah semakin takut padanya.

"Bukankah kamu bilang aku tampan?" Ucap krist.

*Deg...... Jadi krist menonton dirinya tadi pagi di televisi dan sekarang krist pasti akan langsung membunuhnya agar tak ada lagi saksi mata, itu yang berada di dalam benak singto.

"M-maafkan aku tuan, a-aku akan tutup mulut dan menganggap aku tak pernah melihat apapun tadi malam" ucap singto takut.

"Hmm..... Kamu tenang saja polisi itu tak akan bisa menangkap ku" ucap krist.

Krist berjalan menjauh ke arah singto dan mengambil kantong yang di bawanya tadi, krist mengeluarkan isinya dan melemparkannya ke arah singto.

"Aaarrrggggggghhhh...." Teriak singto ketakutan saat tahu apa yang baru saja krist lemparkan ke arahnya.

"Itu kepala polisi yang tadi meminta keterangan pada mu kan?" Ucap krist.

Singto yang sudah tak kuat lagi melihat kepala dan darah pun langsung pingsan, sontak krist tertawa terbahak-bahak melihat tubuh lemah singto, dia melepas ikatan di tubuh singto dan keluar dari ruangan itu, tak lupa krist mengunci pintunya kembali.

"Sepertinya aku menemukan mainan baru" gumam krist.

Saat ini dia berada di ruangan kerjanya sambil melihat singto yang masih pingsan dari layar cctv.
.
.
.
.
.
.
Singto terbangun lagi dari pingsannya dia menatap kesekeliling, sudah tidak ada lagi kepala polisi tadi, semuanya bersih, singto berharap semuanya hanya mimpi, tak lama pintu terbuka, joy masuk ke dalam sana membawakan singto makan malam.

"Makan....." Ucap joy.

"T-tolong bantu aku pergi dari sini...." Ucap singto.

"Maaf tuan, saya masih sayang dengan nyawa" ucap joy

"Aku tidak mau makan" ucap singto.

"Baiklah.... Saya akan mengatakan kepada tuan krist jika anda minta di bunuh" ucap joy sambil berlalu pergi.
.
.
.
30 menit setelah kepergian joy, krist masuk ke dalam ruangan tempat singto di kurung, singto menatap krist dengan takut apa lagi di tangan krist ada sebuah pisau yang sangat tajam saat ini.

"T-tolong lepaskan aku tuan.... Aku berjanji akan tutup mulut dan aku akan melupakan apa yang ku lihat tadi malam" ucap singto.

"Tidak.... Kamu akan tetap berada di sini menjadi jalang pribadi ku" ucap krist.

"J-jalang.... J-jangan tuan, masih banyak wanita di luar sana, aku bukan gay" ucap singto, dia semakin mundur tatkala krist semakin mendekat ke arahnya. Krist berjongkok di dekat singto.

"Aku tak peduli kamu gay atau bukan tapi yang pasti layani aku sekarang" ucap krist.

Krist membuka celananya dan menurunkannya sebatas paha , singto meneguk ludahnya saat melihat penis krist yang sangat besar dan juga berurat.

"Cepat!" Ucap krist.

"T-tidak, tuan jangan lakukan ini" ucap singto takut.

Krist mengarahkan pisaunya kehadapan wajah singto membuat singto semakin bergetar ketakutan melihat ujung pisau itu hendak menyentuh pipinya.

Singto langsung memegang penis krist yang sudah setengah menegang dan mulai mengocoknya pelan, dia hanya melakukan apa yang biasa dia lakukan saat sendirian di rumah.

Penis krist semakin menegang saat tangan lembut singto memijat miliknya.

"Hisap...." Ucap krist.

Dengan ragu singto memasukannya ke dalam mulutnya, memberi hisapan pelan, ini benar-benar aneh, singto merasa ingin muntah sekarang namun krist menahan kepalanya dan menggerakkan pinggangnya agar penisnya masuk semakin dalam.

"Nnghhhhh" desah singto saat ujung penis krist mengenai tenggorokannya.

Setelah hampir 30 menit, krist mengeluarkan penisnya dari dalam mulut singto dan memuntahkan cairannya di dalam makanan singto yang masih belum tersentuh sedikit pun tadi.

"Makan...." Ucap krist datar.

"T-tapi itu kotor" ucap singto.

"Aku tak peduli, makan!" Ucap krist.

Singto terpaksa memakan makanan yang sudah tercampur sperma, ia menangis mendapatkan perlakukan seperti itu, setelah makanannya habis singto langsung meminum air putih yang telah tersedia agar ia tak memuntahkan makanan tadi atau hukumannya akan semakin bertambah.
















Tbc.

Psychopath ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang