Part 11

2.3K 202 33
                                    

Malam mulai larut, pesta telah berakhir sekarang, singto, krist dan force berjalan menuju mobil untuk pulang. Karna krist sudah berjanji tadi akan membawa force pulang bersamanya.

Krist membuka pintu belakang mobil dan masuk ke sana dengan force yang duduk di samping krist.

"Aku dimana phi?" Tanya singto, saat melihat force yang duduk di samping krist.

"Bukankah kursi depan samping joy masih kosong?" ucap krist.

Singto menatap force tajam yang di balas tak kalah tajam oleh force.

Singto masuk ke dalam mobil dan duduk di samping joy setelah itu joy mulai menjalankan mobilnya membelah jalanan, singto memperhatikan force yang sedari tadi memeluk lengan krist. Bahkan force dengan berani mencium bibir krist di dalam mobil dan krist tak mempermasalahkan itu, mereka saling melumat di dalam mobil mengabaikan singto yang sedari tadi menatap keduanya.

Singto memilih untuk memejamkan matanya dari pada melihat kegiatan krist dan force, percuma juga jika dirinya melarang krist untuk melakukan itu, pasti krist tak akan berhenti.
.
.
.
30 menit kemudian akhirnya mereka tiba di mansion krist.

Krist dan force turun lebih dulu dan berjalan masuk ke dalam mansion, mereka kembali berciuman panas di tangga, singto sudah terlalu muak melihat keduanya, ia berjalan menghampiri krist dan force lalu mendorong force hingga terjatuh dari tangga.

"Singto!!!" Teriak krist marah.

Beruntung mereka baru menaiki 5 anak tangga, jadi force terjatuh tak terlalu tinggi.

Krist langsung turun membantu force berdiri. Sedangkan singto hanya menatapnya datar.

"Masuk ke kamar mu!" Ucap krist kepada singto.

"Tidak" jawab singto singkat.

Krist menggendong force dan membawanya naik ke tangga, namun singto kembali mendorong krist hingga krist dan force terjatuh ke lantai lagi.

Krist benar-benar kesal dengan singto sekarang, ia berjalan menghampiri singto dan menampar pipi singto dengan sangat kuat sehingga memerah dan terasa perih.

"Mau ku bunuh kamu sing?" Ucap krist marah.

"Sudahlah, phi. Abaikan saja" ucap force.

Mereka kembali naik ke tangga dan singto mendorong force lagi namun sekarang force bisa menjaga keseimbangan tubuhnya, dia mendorong singto hingga singto terjatuh berguling dari lantai atas ke lantai bawah, kepala singto berdarah karna terbentur keras, ia memegang perutnya karna terasa sangat sakit.

Krist terkejut melihatnya, kenapa singto dan force malah bertengkar sekarang, krist langsung turun ke bawah dan menggendong tubuh lemah singto.

"Perut ku sakit phi" ucap singto lemah.

"Joy....." Teriak krist.

Joy yang mendengarnya teriakan krist langsung berjalan menghampiri krist.

"Siapkan mobil" ucap krist panik.

Joy langsung berlari keluar mansion dan menyiapkan mobil. Krist menggendong tubuh lemas singto membawanya ke rumah sakit.
.
.
Setelah 30 menit mengemudi akhirnya mereka tiba di rumah sakit, krist menggendong tubuh singto dan membawanya masuk ke dalam.

Dokter mengobati luka di kepala singto, juga memeriksa perut singto.

"Apa yang terjadi padanya?" Tanya dokter.

"Dia terjatuh dari tangga, dok" ucap krist.

"Sepertinya perutnya terbentur keras, jika tak secepatnya di bawa ke sini, aku khawatir janinnya tak bisa di selamatkan" ucap dokter.

"J-janin dok" ucap krist terkejut.

"Ya, dia tengah hamil sekarang, usia kandungannya sudah 2 bulan" ucap dokter.

*Deg, krist terkejut mendengarnya.

"Terima kasih dok" ucap krist.

Setelah itu dokter keluar dari ruangan itu meninggalkan krist yang masih terdiam sibuk berperang dengan isi kepalanya sendiri, hamil? Bagaimana bisa.

"Phi...." Ucap singto, menyadarkan krist dari lamunannya.

"Anak siapa itu?" Tanya krist.

"Tentu saja anak phi! Apa phi menuduh ku selingkuh sekarang?" Ucap singto.

"Aku tak akan bertanggung jawab untuk anak itu dan jangan berharap jika aku akan menikahi mu" ucap krist.

"Kenapa?" Ucap singto.

"Aku tidak ingin menikah, jangan jadikan anak mu itu sebagai kelemahan ku ! Karna aku tidak akan pernah peduli padanya!" Ucap krist.

Krist langsung keluar dari ruangan singto di rawat, dia perlu menyegarkan pikirannya sekarang, dia tak menyangka jika singto akan hamil, padahal dia hanya dua kali menyentuh singto.

Singto terdiam, hatinya terasa sakit sekarang, kenapa dirinya bisa hamil sedangkan krist tak mau bertanggung jawab padanya.
.
.
.

Keesokan harinya singto sudah di perbolehkan untuk pulang, dokter juga menulis beberapa resep obat untuk singto minum.

Di pertengahan jalan singto melihat orang berjualan buah.

"Phi berhenti, aku ingin membeli mangga" ucap singto.

"Tidak" ucap krist datar.

"T-tapi..... Aku ingin makan mangga phi" ucap singto.

"Sekali tidak tetap tidak!" Ucap krist.

"Ini permintaan anak phi" ucap singto.

"BUKANKAH SUDAH KU KATAKAN JANGAN JADIKAN ANAK ITU SEBAGAI ALASAN KARNA AKU TAK AKAN PEDULI!!!" Bentak krist.

Singto terhenyak mendengar bentakan dari krist, dia langsung terdiam karna takut dan air matanya keluar dengan sendirinya, singto sudah berusaha menahan air matanya agar tak keluar namun itu tak bisa di elakan lagi sedangkan krist tak peduli dengan singto yang menangis, dirinya juga pusing sebenarnya memikirkan singto yang tengah hamil saat ini, krist masih belum siap untuk berkeluarga, apa lagi memiliki anak.

Kristmenghidupkan rokoknya dan menghirupnya dalam menikmati rokok tersebut dan pandangan matanya tertuju ke arah jalanan.
.
.
.
Setelah tiba di mansion ,singto langsung keluar dari mobil, sedangkan krist pergi lagi entah kemana.

Singto menangis di kamarnya, entah kenapa dia merasa sangat ingin makan mangga sekarang, singto mengeluarkan ponselnya dari kantong celananya dan menghubungi newwie, dia dan newwie memang saling bertukar nomor ponsel saat di pesta pernikahan newwie.

"New..." Ucap singto, saat krist mengangkat panggilannya.

"Ya, sing? Ada apa?"

"Aku... Aku ingin makan mangga, tapi phi krist tak mau membeli itu untuk ku" ucap singto.

"Aku akan membelikan mu mangga, tunggu aku di mansion, aku akan datang secepatnya" ucap newwie.

***
Tak lama newwie datang ke mansion krist, seluruh penjaga mau pun maid di sana sudah mengenal newwie jadi newwie langsung di perbolehkan masuk.

"Lihat apa yang ku bawa" ucap newwie, sambil memperlihatkan satu kantong mangga.

"Terima kasih, new" ucap singto bahagia.

"Apa kamu menangis tadi?" Tanya newwie.

"A-aku hamil, phi krist tak peduli itu, aku ingin makan mangga tadi, tapi phi krist malah membentak ku" ucap singto.

"Abaikan krist, jika kamu mengidam sesuatu sebaiknya kamu beri tahu aku, aku akan mencarikannya untuk mu" ucap newwie.

"Bagaimana nasib ku ke depannya new, jika aku melahirkan nanti, phi krist bahkan tak mau mengakui anaknya " ucap Singto sambil menangis di pelukan newwie.

Newwie hanya diam mengusap punggung singto, dia juga tak tahu harus menjawab apa.























Tbc.

Psychopath ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang