Part 21

2.2K 168 15
                                    

Sinar matahari mulai memasuki celah jendela kamar dan membangunkan seorang pria tampan dari tidurnya, krist membuka matanya dan melihat singto masih tidur di sampingnya, krist melihat jam yang ternyata sudah jam 12 siang.







Flashback semalam.

Entah untuk ke berapa kali keduanya mengeluarkan cairan mereka, namun yang pasti jam sudah menunjukan pukul 2 pagi, mereka masih belum merasa ngantuk maupun lelah karna mereka sudah tidur siang tadi, krist bersandar di kepala ranjang dengan singto yang memeluk tubuh polosnya dari samping.

"Orang tua phi dimana?" Tanya singto.

"Sudah tidak ada" ucap krist.

"Keluarga? Om, tante atau siapa?"

"Mereka semua di jepang" jawab krist.

"Sudah berapa lama kita menjalin hubungan, phi?" Tanya singto.

"2 tahun" ucap krist asal.

"Dimana kita pertama kali bertemu?" Tanya singto.

"Hmm... Di kafe tadi siang tempat kita makan kue" jawab krist.

"Siapa yang pertama kali jatuh cinta?" Tanya singto.

"Tentu saja kamu" ucap krist sambil mencubit hidung singto.

"Benarkah??" Ucap singto tak yakin.

"Hmm, siapa lagi?" Ucap krist.

"Bukan phi?" Ucap singto.

"Hmm, sepertinya kita sama-sama jatuh cinta" ucap krist.

"Besok antarkan aku pergi ke rumah lama ku phi" ucap singto.

"Apa kamu belum mengantuk, sing?" Ucap krist mencoba mengalihkan pembicaraan agar singto tak terlalu banyak bertanya.

"Belum phi" ucap singto manja sambil mempererat pelukannya di tubuh krist.

"Apa kita melanjutkan permainan tadi saja?" Ucap krist.

"Phi aku lelah" ucap singto.

"Hmm.... Bagaimana jika kamu berlatih berjalan, ayo aku bantu" ucap krist.

Singto mencoba untuk berdiri dengan mengalungkan tangannya di leher krist dan krist memegang pinggang singto.

Singto mencoba berjalan satu langkah, dua langkah, walau terasa berat akhirnya kakinya bisa di gerakan, singto tersenyum senang akhirnya dia bisa berjalan walau hanya satu atau dua langkah, setidaknya singto sudah kuat berdiri sekarang.

Mereka saling menatap penuh cinta dan tersenyum senang, ingatkan juga mereka jika mereka masih belum menggunakan pakaian, suasana kamar yang begitu temaram dan keduanya yang tak menggunakan pakaian membuat suasana menjadi romantis, jantung keduanya berdetak kencang seperti baru merasakan jatuh cinta.

"Phi...."  Ucap singto.

"Hmm....." Jawab krist.

"Phi dengar, sepertinya aku jatuh cinta lagi dengan phi, jantung ku berdebar kencang sekarang" ucap singto sembari mengarahkan tangan krist di dadanya.

"Aku juga jatuh cinta lagi dengan mu, dengar....." Ucap krist sambil mengarahkan tangan singto ke dadanya.

"Terima kasih" ucap singto sambil tersenyum manis

"Untuk apa?" Tanya krist

"Phi dengan setia menjaga ku selama aku koma, phi bahkan tak berniat untuk mencari pengganti ku" ucap singto.

"Itu karna aku sangat mencintai mu" ucap krist.

Krist kembali menyatukan bibir mereka, singto menekan leher krist agar ciuman mereka semakin dalam, mereka saling berpagut mesra dan berperang lidah di dalam sana.
.
.

Flashback end.

"Phi....." Ucap singto, membuat krist tersadar dari lamunannya.

"Hmm.... Kamu sudah bangun?" Ucap krist.

"Iya, apa yang phi pikirkan?" Tanya singto.

"Tidak ada, sayang" ucap krist.

Krist hanya merasa bersalah karna telah membohongi singto semalam, tapi apa benar dirinya tak akan ketahuan jika berbohong? Ia habya takut jika singto mengingat semuanya, krist takut singto akan meninggalkannya.

"Ayo mandi bersama" ucap krist sambil menggendong tubuh singto membawanya ke kamar mandi.

Krist mendudukan singto di pangkuannya dan keduanya menikmati air hangat di dalam bathub, tangan krist melingkar di perut singto memeluknya posesif.

"Nanti kita ke rumah sakit, kamu harus terapi kaki" ucap krist.

"Kenapa?" Tanya singto.

"Apa kamu tak lelah berada di kursi roda?" Ucap krist.

"Hmm... Tidak phi" ucap singto.

"Tetap saja kamu harus bisa berjalan secepatnya" ucap krist sembari mencolek hidung singto.

Singto menyandarkan kepalanya di dada bidang krist dan memejamkan matanya menikmati air hangat.

"Apa kita pernah bermain di dalam bathub, phi?" Tanya singto.

"Iya, kenapa?" Ucap krist.

"Tiba-tiba ingatan itu hadir sekilas tadi" ucap singto lagi.

"Jangan di paksa untuk mengingat masa lalu" ucap krist.

"Tapi sepertinya masa lalu kita menyenangkan" ucap singto.

Krist hanya diam tak menjawab, menyenangkan? Mungkin potongan masa lalu yang di ingat singto hanya sebagian dan sebagiannya lagi menghilang, krist semakin takut sekarang, bagaimana jika singto mengingat semuanya? Apa singto akan pergi meninggalkan dirinya atau singto akan sedih mengingat anaknya yang sudah pergi.

Krist menuangkan sabun cair di tangannya dan mulai menyabuni tubuh singto, mengusap tangan dan  seluruh lekuk tubuh singto tanpa ada yang terlewat sedikit pun.

Setelah itu krist menggendong singto membawanya ke bawah shower, singto mengalungkan tangannya di leher krist agar dirinya kuat berdiri dan mereka menikmati guyuran air hangat yang mengalir dari showe, lagi-lagi mereka saling tatap dan tersenyum.

Tangan krist mulai nakal ia meremas pantat bulat singto berulang kali.

"Phi!?" Ucap singto marah sambil cemberut.

"Ya, sayang" jawab krist santai.

"Jangan" ucap singto.

"Ini lembut" ucap krist sembari meremas pantat bulat singto lagi.

"Apa masih kurang yang semalam?" Tanya krist.

"Aku tak pernah puas dengan tubhh mu, ayo kita ke ranjang dan melanjutkan kegiatan semalam" ucap krist sambil menggendong tubuh singto membawanya ke luar kamar mandi dan merebahkan tubuhnya secara perlahan ke atas ranjang.


















Tbc.

Psychopath ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang