Part 15

2.4K 205 54
                                    

Hari-hari berlalu begitu saja, tak terasa sudah satu bulan janji krist dan dokter saat itu.

Dokter dan beberapa suster masuk ke dalam ruangan singto dan melihat krist yang masih betah menjaganya, off, gun, tay dan new juga hadir ke sana karna mengingat janji krist jika hari ini alat bantu nafas singto akan di lepas.

Krist mencium kening singto sambil menangis dan menggenggam tangan singto.

"Bangun sing, jangan tinggalkan aku, aku akan menjaga mu nanti, aku akan membahagiakan mu, aku akan selalu ada untuk mu, kita menikah dan mempunyai anak lagi nanti, ayo hidup menua bersama ku" ucap krist sambil menangis namun sepertinya singto benar-benar tak ingin bangun.

"Sudah saatnya tuan krist" ucap dokter.

Dokter dan beberapa suster mulai mendekat ke arah singto dan mulai melepas satu persatu alat-alat yang menempel di tubuh singto, krist berontak dan mencegah dokter agar tak melepasnya, namun off dan tay menahan tubuh krist agar tak mencegah dokter melepas alat bantu pernafasan singto.

"Lepaskan aku off! Tay!" Ucap krist mencoba berontak dari pegangan temannya itu.

"Ku mohon dok, jangan lakukan itu, aku akan membayar berapa pun nanti, aku juga akan bertanggung jawab jika rumah sakit kalian di tuntut" ucap krist sembari menangis histeris

"Jangan lepas alat bantunya, singto akan sadar, aku akan bertanggung jawab nanti" ucap krist sambil menangis dan di peluk oleh off.

Dokter yang melihat krist histeris langsung menghentikan kegiatan mereka melepas alat-alat yang menempel di tubuh singto.

Off dan tay merasa kasian melihat krist menangis, mereka juga menitikan air mata mereka sekarang.

"Biarkan singto tetap bertahan hidup ,kami akan bertanggung jawab nanti" ucap tay.

"Kami berjanji rumah sakit ini akan tetap beroperasi, kami akan mengganti semuanya dan kami tak akan membiarkan rumah sakit ini di tutup" ucap off ikut memohon.

Off dan tay juga menangis melihat krist yang sepertinya sangat mencintai singto dan tak merelakan singto pergi.

"Baiklah, jika sesuatu terjadi, kalian harus bertanggung jawab" ucap dokter.

Dokter dan beberapa suster memasang kembali alat-alat di tubuh singto, setelah itu mereka keluar dari ruangan singto di rawat.

Setelah dokter keluar force kembali mengintip dari balik kaca ruangan singto.

"Harusnya dokter langsung mencabut alat bantu nafasnya!" Gumam force geram.

Force memang menyaksikan semua yang terjadi tadi dirinya ikut kesal karna krist yang menangis histeris membuat dokter tak jadi mencabut alat bantu nafas singto.

"Jika dokter tak bisa melakukan itu, biar aku saja nanti" gumam force lagi, kemudian ia langsung pergi dari sana.
.
.
.
Krist memeluk singto erat, dia benar-benar bahagia karna alat bantu nafas singto tak jadi di cabut, krist mencium kening singto sambil menitikan air matanya.

"Makan dulu, krist" ucap gun sambil memberikan makanan yang di bawanya tadi.

Krist menerima makanan itu dan kembali memeluk singto tanpa menghiraukan teman-temannya yang masih berada di ruangan itu.

"Apa krist gila?" Bisik off kepada tay

"Mulut mu off mau ku pukul!" Ucap tay.

"Sebaiknya kamu mandi dan makan, krist. Lihat tubuh mu sangat kurus bahkan rambutmu sangat panjang! Apa kamu mau saat singto terbangun nanti dia melihat penampilan mu yang sangat berantakan, singto pasti akan menyesal bangun karna melihat wajahmu yang sangat jelek itu" ucap off.

Psychopath ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang