Part 28

1.9K 162 16
                                    

Sudah satu minggu ini krist di abaikan oleh singto, ia menganggap krist tak pernah ada di sekitarnya, dia masih sangat kesal dengan kejadian di mall satu minggu yang lalu.

Sedangkan krist kelimpungan mencari cara agar singto tak marah lagi padanya padahal baru satu minggu tapi rasanya sudah satu tahun dirinya tak berbicara dengan singto.

Saat ini krist sudah bersiap dengan jas kerjanya dia akan pergi ke kantor sekarang sebelum itu dirinya ingin sarapan terlebih dahulu.

"Selamat pagi sayang" sapa krist, kepada singto yang tengah sarapan.

Singto tak menjawab dia malah asik dengan makanannya.

"Apa kamu masih marah? ini sudah satu tahun kita tak berbicara" ucap krist

"Satu minggu" ucap singto datar.

"Tapi bagi phi sudah satu tahun, phi tak kuat seperti ini"

"Salah phi sendiri"

"Walau phi tak dapat jatah, setidaknya bicara sayang phi tak tahan jika tak mendengar suara mu"

"Hmm...."

"Apa lagi desahan mu, phi rindu" ucap krist.

Sontak singto melepaskan sendok yang tengah di pegangannya dan hendak beranjak, krist sudah ketakutan dan menahan tangan singto agar tak pergi.

"Maafkan phi, sayang"

"Phi mesum!"

"Bukankah dari dulu sudah seperti ini?"

"Tetap saja mesum!"

"Baiklah, phi akan menjaga ucapan phi"

"Hmm....."

"Ayo makan lagi"

Mereka kembali duduk di meja makan dan mulai makan kembali dengan sesekali krist menyuapi singto.

"Phi ke kantor" ucap krist.

"Hmm...." Jawab singto.

"Jangan cemberut, kamu jelek seperti itu"

"Iya phi sayang"

"Cium...."

"Sudah ku bilang tak ada jatah"

"Tapi itu terlalu lama sayang"

"Baiklah, aku permudah... Tak ada jatah sampai phi menikahi ku"

"Itu juga masih lama"

"Atau jangan-jangan phi memang tak ada niat untuk menikahi ku?"

"B-bukan, phi memang masih sibuk"

"Ya sudah..... Jangan sentuh aku sampai kita menikah"

"Tapi tidur satu kamar bolehkan?"

"Bukankah phi punya kamar sendiri?"

"Tapi mulai sekarang phi ingin sekamar dengan mu"

"Hmm.... Terserah phi saja"

"Baiklah, phi berkerja dulu agar secepatnya bisa menikahi mu" ucap krist.

*Cup.... Krist mencuri satu ciuman di bibir singto kemudian beranjak pergi dari sana.

"Phi!!" Teriak singto geram, krist seperti tak pernah takut padanya.
.
.
.
.
.
Di tempat lain saat ini godt tengah duduk di kursi kebesarannya.

"Bagaimana singto?"

"Selama satu minggu ini, dia tak pernah keluar mansion tuan"

"Apa kalian tak bisa menculiknya dari dalam mansion?"

"Penjaga di sana sangat ketat, tapi anak buah ku selalu memperhatikan mansion tuan krist, berharap nanti singto akan keluar"

"Perhatikan terus"

"Baik tuan"

Setelah anak buahnya pergi, godt memberantakan isi ruang kerjanya.

"Sial! Aku akan membunuhmu sing! Dan aku pastikan dirimu akan menyusul force di sana, kamu harus berlutut di kakinya dan meminta maaf padanya" teriak godt kesal.
.
.
.
.
"Sepertinya ada yang memperhatikan mansion kita selama beberapa hari ini tuan" ucap joy.

Saat ini joy dan krist tengah berada di dalam mobil untuk pulang ke mansion.

"Siapa?" Tanya krist.

"Tidak tahu ,mereka sangat pandai bersembunyi"

"Mereka mengincar siapa?"

"Saya juga belum tahu"

"Jaga keamanan mansion, pastikan setiap singto keluar ada yang menjaganya"

"Baik tuan"

"Berhenti di toko bunga dulu" ucap krist.

Joy menghentikan mobilnya di depan toko bunga, krist masuk ke dalam dan membeli satu bucket bunga untuk singto juga pergi ke toko sampingnya membeli kue di sana.

Krist mencium bunga yang di pegangnya saat ini sangat wangi, singto pasti akan menyukai itu, gumamnya dalam hati.

Hampir 30 menit perjalanan akhirnya mereka tiba di mansion. Krist berjalan masuk menuju kamar singto, di lihatnya singto tengah memainkan ponselnya di atas ranjang.

"Untuk mu" ucap krist sambil memberikan bunga dan kue yang di belinya tadi.

Singto menerima itu, tapi masih dengan wajah datarnya.

"Apa maid sudah memindahkan pakaian phi" tanya krist.

"Sudah" jawab singto seadanya.

Krist pergi ke walk in closet dan mengganti baju kerjanya, dia terlalu malas untuk mandi dan juga sangat lelah.

Singto duduk di balkon kamar sambil menikmati kuenya krist berjalan mendekat ke arah singto, tiba-tiba krist mengingat, mereka pernah melakukan seks di balkon dulu, dia jadi ingin mengulang kembali.

"Sayang sepertinya phi ingin" ucap krist.

"Ingin apa?"

"Ingin menggenjot lubang mu disini sama seperti dulu" ucap krist.

"Phi!!"

"Kamu tak kasian dengan phi, sudah satu minggu phi tak mendapat jatah"

"Sudah ku katakan nikahi aku dulu"

"Perkerjaan phi masih banyak sayang, phi ingin menikah dengan pesta yang mewah nanti jadi phi harus menyelesaikan semuanya dulu"

"Baiklah, tak ada jatah!"

Singto memakan kuenya sambil menikmati indahnya malam dan mengabaikan krist yang masih menatap dirinya. Krist ikut duduk dan mengambil satu kue, ikut memakannya, mereka memakan kue dalam diam, singto dengan rasa nikmatnya karna kue yang begitu enak juga malam yang sangat indah sedangkan krist dengan perasaan menahan horny.

"Pakai tangan" ucap krist mencoba membuat perundingan dengan singto.

"Tangan phi sendiri" ucap singto.

"Phi lelah, phi rindu tangan lembut mu" ucap krist.

"Tidak"

Krist hanya mampu terdiam. Rasa cintanya yang terlalu besar membuatnya menjadi tak berani berbuat hal kasar dengan singto, bahkan di saat seperti ini krist masih memandang singto dengan tatapan cintanya.













Tbc.

Psychopath ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang