Hai jangan lupa Votmen ya!
-----
Alya dan Ghea berjalan beriringan di koridor, sembari menyapa beberapa murid yang menyapanya.
"Al?" panggil Ghea.
Alya menoleh. "Kenapa?"
Ghea menggeleng. "Gak jadi."
"Dih! Aneh Lo!"
Mereka terus berjalan, sesampainya di pintu kelas, Alya menemukan Alta, Bintang dan Kenzi sedang menyender di tembok depan kelas Alya dan Ghea.
Alya menghampiri Alta. "Ngapain bang?"
"Besok gue Bintang sama Kenzi mau turnamen Basket, lawan SMA sebelah. Nanti gue juga mau latihan basket." Ujar Alta.
Alya menyerit heran. "Apa hubungannya coba sama gue?"
Alta mendengus kesal. "Yah Lo liatin gue latihan lah!"
"Dih! Kerajinan, dahlah bye!" ucap Alya. "Yok Ghe gak usah dengerin ayam berkokok," Alya menarik pergelangan tangan Ghea.
"Intinya besok Lo Dateng ke turnamen gue!!" pekik Alta. Alya menoleh lalu membalas dengan ancungan Jempol.
"Lucu." Gumam seorang laki-laki yang sejak tadi memandangi Alya.
-----
Di jam istirahat ini kantin sedang sepi. Tumben? Ya karna semua murid sedang di lapangan basket outdoor hanya untuk melihat ketua basket latihan. Yang di maksud ketua basket itu Alta.
Alta adalah ketua basket, seharusnya dia sudah di gantikan. Tapi belum ada yang siap untuk menggantikan Alta. Mau tak mau Alta yang di libatkan dalam turnamen kali ini.
"Ghe, mau liat bang Alta latihan?" tanya Alya, saat mereka selesai makan di kantin.
Ghea menoleh, kemudian mengangguk.
Saat sampai di lapangan, banyak perempuan yang bertepuk tangan ricuh. Alya sendiri sampai pusing.
Kebetulan banget Alya dan Ghea sampai Alta selesai latihan. Alta yang melihat kembarannya bersama Ghea, berjalan menuju mereka.
Mengambil sebotol air mineral yang berada di tangan Ghea, airnya sisah setengah.
"Eh! Air gue!"
Alta tampak tak acuh, meminumnya dengan rakus, membuat jakunnya naik turun menggoda. Banyak kaum hawa menjerit saat melihat Alta mencuci mukanya setelah meminum airnya.
Alya dan Ghea memutar bola matanya malas. Walaupun sedikit gugup karna ketampanan sang Alta.
"Nih," Alta menyodorkan botol minum kemasan itu yang sudah habis.
"Dih, buanglah! Udah ngambil ga tau diri!" sarkas Alya.
"Mau kemana?" tanya Alya, saat melihat Ghea yang ingin pergi meninggalkan lapangan.
"Gue mau ke Perpus." Ghea melangkah meninggalkan lapangan.
"Oke, gue mau ke-- mana ya?" tanya Alya dengan dirinya sendiri.
Alta yang melihat kembarannya jengah. Menarik badan Alya, lalu mengapitnya menggunakan ketiaknya.
"ARGHH!! ABANG! BAU BADAN LO!" pekik Alya, dirinya merasa jijik dengan ketiak Alta yang berkeringat. Walaupun tak bau.
Alta melepaskan apitannya, melihat wajah kesal Alya kemudian berlari.
"ABANG SEMPRUL! BIARIN AJA GUE BILANG AYAH LO!!"
"YAHAHA NGADUAN LO!!"
"BACOT LO!!"
-----
Sehabis pulang sekolah, Ghea berniat ingin membantu Vani di dapur untuk menyiapkan makan siang. Saat sampai, dirinya di sungguhi seorang ibu yang sudah memiliki dua buah anak, tampak awet muda seakan menolak umurnya berlanjut.
"Tante," panggil Ghea.
Vani menoleh, lalu tersenyum manis. "Eh Ghea. Ghea mau apa? Makan? Duh Tante belum selesai masaknya nih,"
"Eh bukan Tante. Ghea mau bantu masak,"
"Ooh mau bantu yah? Boleh kok, sini bantu Tante potong-potong sayurannya," perintah Vani
Ghea mengangguk, lalu memotong sayuran yang telah di cuci oleh Vani. Ghea dan Vani mengobrol ringan, kadang sesekali mereka tertawa karna lelucon dari Vani.
Alta turun dari kamarnya, melangkah ke dapur, berniat untuk minum. Sesampainya di dapur, dirinya melihat dua bidadari. Melirik ke arah Ghea, senyum kecil pun terbit dari bibir Alta.
"Bund.."
Vani menoleh. "Ada apa?" tanya Vani.
"Gak papa sih, Alta cuman haus mau minum," balasnya.
Vani mengangguk, lalu melanjutkan acara memasaknya.
Alta membuka kulkas, lalu mengambil sekaleng minuman soda, lalu membawanya ke ruang keluarga.
Saat sampai di ruang keluarga, Alta menemukan Alya tengah tertidur dengan gaya absrud nya. Tangan yang ia jadikan bantal, kaki kiri yang menjulur ke bawah, dan kaki kanan ia sampirkan ke pinggiran sofa. Tak lupa dengan mulut yang terbuka.
"Woy! Tidur Mulu kerjaan Lo,"
Alya hanya balas dengan deheman, seperti Alya belum tersadar.
Alta menyeringai, mengerjai Alya sepertinya menyenangkan, pikiranya.
"ALYA ADA COGAN!!" pekik Alta di telinga Alya.
Alya terpenjat kaget, dan berteriak, "MANA COGAN?!" Vani membuka matanya dan rentina matanya menangkap Alta yang sedang tertawa. Merasa bahwa dirinya di kerjai.Alya menatap garang Alta.
"BUNDAA!! BANG ALTA NGEJAILIN ALYA!! HUAAA!!" Alya menangis.
Vani dan Ghea yang berada di dapur, bergegas berlari menuju ruang keluarga.
"Alta." Tegur Vani, dengan nada garang.
Alta yang tadinya tertawa langsung terdiam, dan menoleh ke arah Vani. Menyengir.
"Hehe,"
Vani berjalan ke arah Alta, lalu menjewer telinga nya.
"Awss sakit bund... ampuunn," rintihannya.
Vani melepaskan jewerannya. "Makanya jangan suka ngerjain adek kamu! Sudah ayo makan!"
Vani pergi dari ruang keluarga, dan berjalan ke arah dapur.
Alya mendongak menatap sinis Alta, lalu menatap Ghea. "Ghe, kayaknya gue gak jadi restuin Lo sama Abang gue,"
"Eh!" tegur Alta.
Ghea yang mendengar Alta menegur menahan tawanya. "Bang, gue bocorin aib Lo ke Ghea. Biar Ghea gak mau sama Lo!" ancam Alya.
Alta melotot. "ALYA JANGAN MAEN-MAEN LO!!"
-----
Hai, maaf seminggu kemarin g update 😩🙏🏻
Minggu ke marin aku sibuk gess☺️ [sok sibuk!]hehe...
maaf aja nichh
-Salam manis Ama
29/11/2021
17:10 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTARIO [END]
Teen Fiction-Squel dari REVANIA- "Titik tertinggi mencintai adalah, mengikhlaskannya." ~ Alta Kalau mau baca, baca dulu cerita REVANIA. Altario Fariq Xavier, Anak dari Revan dan Vani. Mempunyai kembaran Aliya Fani Xavier. Cinta pada pandangan pertama? Itu yang...