Hari ini adalah saatnya jadwal penerbangan Alta menuju Korea. Sekarang Alta tengah pusing dengan ocehan bundanya.
"Alta baju-baju udah rapih semua kan?"
"Sudah bundaa,"
"Celana udah masuk koper kan?"
"Udah bunda,"
"Paspor udah di bawa?"
"Udah bunda,"
"Dompet—
"Sudah semua bundaa," Alta tersenyum paksa.
"Kan bunda cuman ngingetin, siapa tau ada yang ketinggalan,"
"Udah cepetan berangkat ke Bandara, nanti kamu telat!" suara Revan dari luar rumah.
"Alya mau ikut gaa??" teriak Vani.
"Duluan aja, nanti Alya berangkat bareng Ghea," balas Alya.
"Ya udah, Bunda berangkat duluan yaa,"
"Iyaaa,"
Barang-barang Alta sudah masuk kedalam bagasi mobil. Sekarang mobil yang di kemudikan oleh Revan berjalan, menuju Bandara.
-♡
Alta tengah menunggu sang kekasih, padahal tinggal 30 menit lagi sebelum penerbangan. Takut-takut Ghea tak datang.
"Abangg!!"
Alta menoleh, terdapat Alya, Ghea, Kenzi dan Bintang datang secara bersamaan. Alya berlari lalu memeluk Alta erat.
Meskipun mereka sering berantem, pasti Alya akan merindukan sang kembaran. Alya menangis.
Saat mendengar suara isakan, lAkta langsung mengelus punggung Alya, "eh jangan nangis,"
"Ish!" Alya menatap Alta kesal.
"Jelek kalau Lo nangis. Gak malu di liatin Kenzi emangnya?" goda Alta. Iya Alta sudah mengetahui Alya dan Kenzi berpacaran.
"Diem deh Lo!"
Alta menatap Kenzi. "Jagain adek gue bro,"
Kenzi mengangguk singkat. "Tanpa Lo suruh, bakal gue jagain,"
Beralih menatap Bintang. "Kapan punya cewe?"
"Nanti di Amrik gue cari cewek yang bening," kesalnya.
"Sip dehh, nanti kalau gue udah balik kita tripel date,"
(eh bener ga si tulisannya?)
Menatap Ghea. Berjalan menuju sang kekasih. Merentangkan tangannya, seakan meminta untuk di peluk.
Ghea yang melihat itu, langsung menubruk badan Alta.
"Jangan lama-lama," lirih Ghea.
"Hahaha, aku usahain, inget ya? Tunggu aku, jangan kegoda sama cowok lain,"
Ghea terdiam, teringat perkataan sang ibu—Mona— pekan lalu.
"Gheaa, kesini dulu sebentar!"
Ghea yang tengah belajar untuk ujian besok, terpaksa berhenti sejenak. Bangkit dari meja belajar, berjalan menuju sang ibu.
"Iya Bu?"
"Kamu mau ibu jodohkan,"
Ghea terkejut, tak salah dengar kan?!
"Ibu?"
"Ibu terpaksa jodohin kamu sama anak temen ibu. Ibu sadar selama ini salah. Ini permintaan terakhir ibu. Ibu dan Cira akan pergi ke kampung. Maaf, ibu terpaksa, ibu sudah kelilit hutang. Ibu gak tau lagi cara bayarnya. Ibu harap kamu mau," Mona menatap penuh permohonan kepada Ghea.
Ghea tidak salah dengar kan? Ibu nya meminta maaf? Ghea senang mendengarnya, tapi? Apakah ibunya menjualnya? Demi membayar hutang?
Rasanya Ghea ingin menangis saja. Lebih baik dirinya di siksa dari pada harus menikah. Terlebih lagi, ia sudah punya kekasih, Alta.
"Tapi ibu, Ghea udah punya pacar.."
"Ibu mohon Ghe, demi ibu ya?"
Ghea rasanya ingin mengubur dirinya hidup-hidup. Tidak ingin ada di posisi ini.
"Ibu..."
"Mau ya?"
Ghea menghembuskan nafasnya. Tak bisa menolak perkataan sang Ibu.
'Alta maaf'
"Eh, kenapa melamun?"
Ghea tersadarkan dari lamunannya. "Ehh, enggak kok,"
"Kamu belum jawab perkataan aku tadi,"
"Iya,"
Alta tersenyum, lalu mengecup singkat dahi Ghea. "Tunggu aku, aku sayang kamu,"
"Me too,"
Alta melambaikan tangannya, "dadahh, jangan pada kangen sama gue yaa,"
-♡
Ghea menatap dirinya dari pantulan kaca dengan sendu. Dirinya sudah memakai kebaya putih. Tak siap untuk melepaskan masa lajangnya untuk pria yang sama sekali tak dirinya cintai.
Memandang fotonya dengab Alta sendu. Tak terasa air matanya turun, mengusap pelan wajah tampan Alta.
Memori-memori dirinya dengan Alta terus berputar di kepalanya. Ghea takut, Alta marah. Ia tak menepati janji.
Teman-temanya sudah tahu bahwa dirinya akan di jodohkan. Keempatnya semoat terkejut, terlebih lagi Alya.
Ghea dan yang lainnya sudah beribu kali mengubungi Alta. Namun Alta sama sekali tak bisa di hubungi. Revan pun sudah menghubungi dengan berbagai nomer sama, tak bisa.
Ghea rasanya ingin kabur saja.
"Saya terima nikah dan kawinnya Ghea Anatasya binti Galang dengan mas kawin seberat 50 gram dan seperangkat alat sholat di bayar tunai!"
"Gimana para saksi? Sah?!"
"Sah!"
Suara lantang tersebut berdengung di sepenjuru rumah Ghea. Ghea menangis, bodo amat dengan make up nya yang luntur.
"Alta... Ma-maaf, aku ikar janji. Maaf aku tinggalin kamj. Alta, sebagai cinta pertama aku. Makasih udah ngenalin yang namanya cinta. Makasih udah ngisi hati aku yang selama ini kosong dan hampa. Makasih udah beri warna di masa SMA aku. Kamu akan tetap jadi tokoh pertama di hati aku Alta. Kamu tak tergantikan, meskipun nanti aku sudah bahagia bersama keluarga aku. Maaf, sekali lagi. Aku pastikan nama kamu akan menjadi nama salah satu dari putra ku."
Saat ini Ghea tengah bertukar cincin dengan suaminya—Arsya—. Ghea menylami Arsya, lalu Arsya mengecup kening Ghea.
Air mata Ghea tak mau berhenti turun, dirinya masih tak siap untuk menjadi istri.
Di sana, di Korea. Alta tiba-tiba merasa bahwa dadanya berdebar cukup kencang. Merasa ada hal tak mengenakan, terlintas nama Ghea di otaknya.
Alta tak sengaja menghilangkan handphonenya. Entah di mana, Alta baru tersadar saat sudah sampai di Apartnya yang berada di Korea.
"Ghe, aku kenapa yah? Aku ngerasa kamu manggil aku terus, apa aku balik ke Indo aja?" monolognya.
"Apapun yang terjadi nanti, aku harap kamu selalu di lindungi oleh Allah, dan bahagia.."
-♡
WOYY HIKS AKU NANGIS BANGET...
Konflik sesungguhnya tiba...
jangan berhenti di sini bacanya pliss:((
ayo vote cerita aku😭💗💗28/Maret/2022
16.24 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTARIO [END]
Teen Fiction-Squel dari REVANIA- "Titik tertinggi mencintai adalah, mengikhlaskannya." ~ Alta Kalau mau baca, baca dulu cerita REVANIA. Altario Fariq Xavier, Anak dari Revan dan Vani. Mempunyai kembaran Aliya Fani Xavier. Cinta pada pandangan pertama? Itu yang...