Hallo semoga suka sama part ini🥰💗
HAPPY READING 💖
-♡
Pagi ini cuaca sedikit berawan. Hari terakhir PAS. Suasana SMA Guntur tak jauh beda sama hari pertama PAS. Mereka sibuk membaca, menghapal dan banyak lagi.
Perpustakaan yang biasanya sepi, kini sangat ramai. Hari terakhir, jadwal pelajaran PAS kali ini Penjas dan Seni Budaya.
Bel masuk berbunyi, pertanda bahwa jam pelajaran pertama di mulai, seperti biasa pengawas kelas masing-masing memasuki kelas yang ada di awasinya. Memasuki kelas dengan membawa setumpuk kertas ujian.
Pengawas kelas Alta belum memberikan selembar kertas kepada siswa-siswi, sepertinya pengawas tersebut ingin berbicara sebentar.
"Baik, saya sebagai pengawas kelas ini ingin menyampaikan sesuatu. Hari ini adalah hari terakhir kalian ujian, saya harap kalian dapat mengerjakan soal dengan benar. Jangan sampai kalian mengulang kembali kelas 12." Ujar sang pengawas, kemudian membagikan kertas-kertas ujian tersebut kepada siswa-siswi.
Di kelas Alya, kelas tampak sedikit ricuh. Entah kenapa, padahal sebelumnya kelas Alya tak pernah seperti ini. Alya menoleh ke belakang, ternyata ada seorang murid yang mencontek lewat handphone dan ketahuan oleh pengawas.
Alya menoleh ke arah samping, Ghea tampak tenang mengerjakan ujian soal Penjas.
Berbeda dengan dirinya, pelajaran Penjas Alya kurang menyukainya, sebab apa? Menurutnya penjang lebih melelahkan, sudah banyak praktek, harus mencatat, pokoknya Alya tidak suka Penjas!
Murid yang mencontek tadi di suruh keluar dari kelas, dan akan mengerjakan soal ulangan di luar, dengan kertas baru dan handphone nya di sita, sampai PAS hari ini selesai.
-♡
Menit terakhir di jam pelajaran terakhir. Rasa haru menyelimuti murid SMA Guntur, merasa senang bisa melewati ujian selama satu minggu ini. Bahkan sekarang semua murid sudah berlarian menuju kantin, bahkan ada yang berteriak untuk meluapkan emosinya selama mengerjakan soal ujian seminggu ini.
"HUAAA AKHIRNYA GUE BEBAS DARI YANG NAMANYA UJIAN!!" teriak Alya lantang, bahkan dirinya sudah berlari ke tengah lapangan, yang pas sekali hujan sedang turun dengan derasnya.
Banyak murid yang berlari menyusul Alya ketengah lapangan, di mana hujan sedang deras-derasnya. Mereka melompat dan berteriak, bahkan ada yang sampai menangis, merasa senang bisa menyelesaikan ujian sekolah. Urusan nilai belakangan, mereka yakin usaha tak menghianati hasil.
Alta, Bintang dan Kenzi tiga sahabat itu juga sama menyusul Alya ke tengah lapangan. Mereka tertawa dan memeluk satu sama lain, merasa bangga dengan diri sendiri.
Ghea hanya diam dan menikmati hujan, tapi tak ada raut bahagia dari mukanya. Air mukanya menunjukan bahwa dirinya memikirkan suatu hal.
Hujan sudah reda, mereka mengabdikan momen ini dengan berfoto ria. Mengabdikan momen yang tak akan pernah ter-ulang.
Siswa berfoto dengan berbagai gaya, bahkan guru-guru ikut berfoto. Mereka tak memperdulikan penampilan mereka yang sudah mirip seperti gembel, pede tetep no 1, hahaha.
Selesai berfoto, siswa-siswi pergi menuju kantin, merasa dingin dan lapar. Jadi memutuskan untuk kemantin, untuk mengisi perut yang sudah berbunyi.
Alta, Alya, Ghea, Kenzi, dan Bintang berjalan beriringan dengan saling merangkul. Menuju kantin, dengan tertawa, walaupun yang mereka tertawakan adalah hal sepele.
-♡
"Ya Allah kalian? Kok bisa basah-basahan gini sih! Itu baju, astaghfirullah! Kotor semua Alta, Alyaa!" Teriakan tersebut berasal dari seorang ibu rumah tangga, yang masih terlihat sangat cantik walaupun sudah memiliki dua orang anak.
Dengan rambut di cepol, memakai daster khas ibu-ibu. Vani mengomeli kedua anaknya, bagaimana tidak? Baju mereka sudah tak layak di bilang baju, mana yang anak-anaknya pakai baju seragam putih!
Kedua anak kembar yang tak seiras itupun hanya menunjukan cengirannya. "Hehehe, bunda..."
"Ada apa ini?" tanya seorang pria, dengan stelan kaos oblong lengan pendek dan kolor hitam pendek, berjalan menemui istrinya.
"Liat tuh anak-anak!" tunjuknya kepada Alta dan Alya.
"Ya udah gak papa. Ayo kalian masuk, pasti kalian dingin. Mandi terus turun makan." Ucap Revan dengan tenang. Alta dan Alya langsung ngacir masuk kedalam, tanpa melepaskan sepatu. Ingat tanpa melepaskan sepatu!
"YA ALLAH!! ALTA ALYA!! SEPATUNYA DI LEPAS DOONG!!"
Revan mengelus pundak Vani lembut. "Udah gak papa, mereka habis ujian, pastinya stres banget makanya mereka mandi hujan, buat ngelampiasin emosinya," jelas Revan lembut.
Vani menghelah nafas, lalu mengangguk pelan. "Hmm, ya udah aku mau lanjutin masak dulu," Vani kembali menuju dapur, kembali memasak untuk makan Malam.
Revan mengerti anak-anaknya, dirinya pernah muda, pernah ngerasain gimana stresnya ujian akhir tahun. Di tambah ujian penentuan lulus atau tidak.
-♡
Hallo, ini aku nulis semua part dari part 24 sampai ending tuh di draft dulu, gak langsung pub. Aku pubnya serempak.
Kenapa aku buru-buru mau ending? Aku mau nanti pas Bulan Suci Ramadhan aku gak ada tanggungan buat pub ini cerita.
Karna bulan Ramadhan nanti, aku bakal sibuk banget😅
anjayy si paling sibuk wkwkwkaku ingetin sekali lagi, semoga kalian suka sama endingnya, aku takut kalian ga srek sama endnya:((
jangan lupa klik bintang di bawah ini yah
love you💗
24 Maret 2022
Kamis 17.18 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTARIO [END]
Genç Kurgu-Squel dari REVANIA- "Titik tertinggi mencintai adalah, mengikhlaskannya." ~ Alta Kalau mau baca, baca dulu cerita REVANIA. Altario Fariq Xavier, Anak dari Revan dan Vani. Mempunyai kembaran Aliya Fani Xavier. Cinta pada pandangan pertama? Itu yang...