HAPPY READING 💖
-♡
Sekarang Alta, Alya, Ghea, Kenzi dan Bintang sedang berkumpul di rumah Alta dan Alya. Sebelum berangkat, Vani menyuruh ke lima anak muda itu untuk sarapan bersama. Sengaja Vani memasak banyak.
"Gimana? Enak gak masakan Tante?" tanya Vani dengan senyum ceria.
Kelimanya mengangguk semangat, terlebih lagi Bintang. Kalian tau? Bintang sudah nambah 3 kali!
"Enak banget sumpah tan!! Bintang mau di bungkus ah buat nanti lagi makan," kata Bintang dengan mulut belepotan akibat makan yang terburu-buru.
"Enak aja! Lo itu udah nambah 3 kali! Udah abis jatah makan Lo!" sinis Alya, ia saja baru makan sepiring.
"Sudah-sudah jangan berantem, ini Tante udah siapin rantang buat kalian makan di sana. Jangan lupa habisin ya?"
"Pasti Bintang habisin Tan!" seru Bintang bersemangat.
"Dihh," Alya mencibir Bintang dengan mata sinis.
"Makan aja ribut." Kenzi mencibir dengan nada ketus, kemudian cowok itu bangkit untuk mencuci tangannya.
"Eh! Lo tuh gak di ajak yahh!" Alya berteriak sembari menunjuk Kenzi.
"Gak peduli!" balas Kenzi dengan berteriak juga.
Alya mendengus, kemudian menyuapkan kembali nasi yang ada di piringnya.
"Udah eh jangan ribut terus. Cepetan habisin, nanti keburu panas kalau udah siang." Alta memperingati, kemudian bangkit menyusul Kenzi.
-♡
Terik matahari yang lumayan menyengat, tidak memudarkan semangat kelima sahabat itu. Dengan posisi, Ghea bersama Alta. Bintang sendiri dan Kenzi bersama Alya.
Selama ini, Kenzi diam-diam mendekati Alya. Tak ada yang tahu, hanya Kenzi dan Alya. Kenzi sudah menyimpan rasa kepada Alya sekitar beberapa bulan yang lalu. Walaupun mereka dekat, Kenzi masih belum berani mengungkapkan perasaannya.
Jadi Kenzi dan Alya itu seperti, terjebak Frendzone. Seperti pembaca cerita ini 🥰. Hahaha bercandaa.
Tak tahu bagaimana manusia dingin seperti Kenzi mendekati Alya, biarkan itu menjadi rahasia mereka.
Karna matahari semakin menyengat, kelima sahabat itu memutuskan untuk istirahat sejenak di warkop terdekat. Perjalanan menuju Pantai masih lumayan jauh, makanya mereka memutuskan untuk istirahat sejenak.
"Masih jauh ya?" tanya Ghea kepada Alta. Alta menoleh, kemudian mengangguk.
"Panas ya?"
Ghea mengangguk. Dengan pekaknya Alta memberikan topi yang dirinya pakai kepada Ghea. Memakaikannya dengan apik di kepala Ghea.
Ghea yang di berikan topi itu terkejut. Ingin melepaskan dari kepalanya, Alta yang melihat itu pun buru-buru mencegahnya.
"Udah gak papa," Ghea tersenyum, kemudian mengangguk.
"Buu beli mie pake telur satu yaa," Alya memesan mie kepada, ibu penjual makanan yang berada di warkop. Sang ibu penjual mengangguk, kemudian menyiapkan pesanan Alya.
"Buu saya juga pesen, samain kaya Alyaa,"
Alya menoleh kepada Bintang. "Copass," kemudian Alya kembali berteriak ke pada sang ibu penjual, "ibu saya pakein cabe rawit yaah,"
"Siap neng," sahut sang ibu.
"Bu—
Ucapan Bintang terpotong. "Apa?! Mau ngikutin juga pake cabe rawit?!" tanya Alya ngegas.
"Dih, siapa juga yang mau ngikutin, orang gue mau mesen es teh,"
Alya cemberut, lalu berjalan menuju Kenzi, duduk di samping cowok dingin itu.
"Mau makan apa Ghe?" Alya bertanya kepada sang kekasih. Ghea yang di tanya mendongak menatap Alta.
"Gak laper, mau minum es teh aja,"
Alta mengangguk, kemudian bangkit untuk memesan.
Mereka berlima menghabiskan istirahat kurang lebih 30 menit. Setelah di rasa cukup, kelimanya kembali bersiap untuk melanjutkan perjalanannya menuju Pantai.
-♡
"Huaaa cantik banget Pantainya!!!" pekik Alya, memandang kagum hamparan pasir putih, serta desiran-desiran ombak yang mengenai kakinya.
Alta, Ghea, Kenzi dan Bintang juga menatap hamparan pasir putih, serta desiran ombak dengan mata berbinar.
Kelima sahabat itu memutuskan untuk bermain air sejenak. Menaruh barang-barang di bawah pohon kelapa. Tanpa mengganti baju kelimanya langsung melompat ke dalam air laut yang tampak biru jernih.
Keadaan Pantai cukup sepi, entah mengapa. Hanya beberapa orang saja yang berada di sana.
Byuurr
Suara lompatan seseorang kedalam air.
Tertawa lepas, melupakan semua masalah mungkin yang sedang mereka hadapi.
Saling mencripati air satu sama lain, kemudian kembali tertawa.
Serasa sudah cukup bermain air, mereka memutuskan untuk berfoto bersama. Meminta seseorang untuk berfoto, kemudian bergaya bebas.
Hari sudah lumayan sore, Alta memutuskan untuk menginap di hotel terdekat, dengan memesan 2 buah kamar. Dengan Ghea bersama Alya, dan sisahnya anak laki-laki di kamar satu nya.
Setelah semua selesai mengganti baju dan membereskan barang, Ghea dan Alya mengusulkan untuk melihat sunset.
"AAAAAA KEREN BANGET GILAA!!" Alya berteriak sembari meloncat-loncat kecil.
"Bisa gak si Lo gak usah teriak-teriak?" tanya Bintang jengah.
Alya memutar bola matanya malas, mengabaikan pertanyaan dari Bintang, dan melanjutkan melihat pemandangan yang amat indah.
"Foto yuk?" ajak Alta, keempatnya mengangguk mengiyakan.
Menaruh Handphone di Tryport, dan menyalakan timer, mereka berpose. Dengan berlatar belakang sunset, hasil foto sangat indah.
"Woii gilaa estetok sekalii..." Alya bergumam.
Setelah berfoto Alta, Alya, Ghea, Kenzi dan Bintang duduk di hamparan pasir putih. Menikmati detik-detik matahari terbenam.
Ghea menyender kepalanya di bahu Alta. Alta melihatnya tersenyum, kemudian mengelus rambut Ghea pelan.
Sedangkan Alya dan Kenzi mereka diam-diam menautkan kedua tangannya.
Bintang merasa bahwa dirinya adalah nyamuk. Menghela nafas, menerima nasib.
-♡
Wkwkwk kasian nih Bintang. Ada yang mau nemenin dia gakk??
Jangan lupa klik bintang di bawah ini
love you 💗
26/Maret/2022
Sabtu 20.36 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTARIO [END]
Teen Fiction-Squel dari REVANIA- "Titik tertinggi mencintai adalah, mengikhlaskannya." ~ Alta Kalau mau baca, baca dulu cerita REVANIA. Altario Fariq Xavier, Anak dari Revan dan Vani. Mempunyai kembaran Aliya Fani Xavier. Cinta pada pandangan pertama? Itu yang...