ALTARIO-13

294 12 0
                                    

Votemen yah?

-–––-

"Yah," panggil Alya, kepada Revan.

"Hmm?"

"Kalau misal Alya suka sama cowok, itu wajar gak?" tanya Alya.

Revan menoleh, lalu tersenyum menggoda. "Ciee anak ayah udah suka sama cowok nii," katanya sembari menjawil hidung Alya.

"Kan Alya nanya ayah," bantah Alya.

Revan terkekeh, "Yah wajar sih, kamu kan udah kelas 12. Banyak sekarang anak SD udah manggil "Ayah Bunda" sama pacarnya," tutur Revan.

Alya mengangguk mengerti. Tak lama Alya mendengar suara motor, yang Alya pastikan itu suara motor Alta.

"Yah! Alya turun dulu, kayaknya Abang udah balik,"

"Hati-hati Alya! Jangan lari lari!" tegur Revan, saat melihat Alya berlari antusias.

Perkataan Revan, hanya di balas acungan jempol oleh Alya. Revan pun geleng-geleng sendiri dengan kelakuan anaknya.

"Jadi kangen masa SMA." Gumam Revan.

-–––-

Alta memarkirkan motornya di garasi.

"Ta? Gue pulang aja yah? Gue gak enak sama orang tua lo, takut ngerepotin,"

Alta menoleh, lalu berkata, "Gak akan ngerepotin, tenang aja."

Alta membawa Ghea untuk memasuki rumahnya. Baru saja Alta ingin mengetuk pintu, Pintu sudah di buka dan menampakkan wajah Alya yabg berbinar.

"Lah? Ghe? Lo ngapa ada disini?" tanya Alya. Alya menyipitkan matanya. "Kalian pacaran yah?! T-tapi ini Ghea kenapa luka-luka?! Wah Abang kasar sama cewek! BUNDA ABANG MMMHHH!" Alta langsung membekap mulut Alya yang cempreng.

"Ada apa Alya?" tanya Vani, yang datang dari ruang tengah.

Mata Vani menangkap seorang gadis, yang mukanya penuh dengan luka-luka. "Alta? Ini siapa? Kok badannya luka-luka?" tanya Vani.

"Nanti Alta jelasin di dalam Bund." Ujar Alta.

Vani melangkah mendekati Ghea. "Ya Allah nak, sini sama Tante dulu," Vani membawa Ghea masuk ke-dalam.

Tersisah dua insan yang kembar, namun tak seiras. "Bang mana seblak gue?"

"Nih," Alta menyerahkan sebungkus seblak yang tadi sempat dirinya beli.

"Maaci!!"

"Oh yah bang? Ghea kenapa bisa sama Lo?" tanya Alya.

"Nanti gue jelasin Alya."

-–––-

Matahari telah tenggelam, berganti oleh terangnya rembulan di langit malam, di temani dengan bintang yang bertaburan.


Kini Revan, Vani, Alta, Alya dan Ghea tengah berkumpul di ruang keluarga. Revan dan Vani menatap Alta lekat, menunggu penjelasan Alta. Alya sibuk dengan semangkuk Seblak dan Segelas es teh yang tadi dirinya sempat buat. Sedangkan Ghea, duduk seraya menunduk takut, memainkan jari-jarinya.

"Ayo Alta, jelaskan." Ujar Revan.

Alta mulai menjelaskan, dari dirinya membeli Seblak hingga sampai di rumah Ghea. Alta menjelaskan tanpa ada di kurang dan lebihkan.

Revan dan Vani menatap miris ke arah Ghea, saat telah mendengar penjelasan Alta.

Vani langsung berjalan, dan duduk di samping Ghea. Membawanya kepelukannya, sembari mengusap lembut punggung Ghea.

Alya? Dirinya mengerjap-ngerjapkan matanya, menahan rasa pedas di bibir dan lidahnya. Sebenarnya Alya kurang paham dengan penjelasan Alta. Bangkit, lalu berlari ke arah dapur.

"BIBI! BUATIN ALYA SUSU CEPETAN!! Huhah huhah!" Alya tak kuat dengan rasa pedas seblak nya.

Yang berada di ruang keluarga menatap Alya jengah.

"Ghea mau tinggal sama Tante dulu?" tanya Vani.

Ghea menggeleng. "Enggak usah Tante, Ghea mau ngekos aja," tolaknya halus.

"Kamu tinggal di sini aja dulu Ghe, kamu bisa tidur di kamar tamu—

"Gak! Ghea tidur sama Alya aja!" Alya memotong ucapan Revan.

Tanpa basa basi, Alya menarik tangan Ghea. "Ayo Ghe kita tidur bareng aja! Nanti kita bisa maskeran bareng! Baca novel bareng aaa seru banget pasti!!"

BRAK!

Suara bantungan pintu.

Yang di ruang tamu terdiam. "Mas? Itu beneran anak kita kan?" tanya Vani, saat melihat perlakuan Alya.

"Yaiyalah! Kan kita buatnya bareng waktu itu,"

"Bund, Yah. Alta ke-kamar dulu." Pamit Alta. Sebenarnya dirinya Masi mau di sana, sembari bermain game, namun saat mendengar hal yang ++ Alta jadi enggan di sana.

"Van?"

"Gak! Aku lagi halangan." Vani bangkit lalu pergi ke kamar.

"Astaghfirullah, padahal mau ngajakin sholat bareng..."

-–––-

Saat ini Ghea menatap jengah Alya. Dirinya di poleskan masker. "Al, gue gak suka pake ini, risih!"

Alya menatap Ghea terkejut. "Jangan bilang Lo? Gak pernah pake masker?!"

"Iya, gak guna pake gituan."

Alya membantah, "Ini berguna buat wajah Lo Ghe. Berguna suapa bang Alta makin suka sama Lo,"

Ghea menatap Alya sinis. "Bacot."

Ghea berjalan menuju kamar mandi untuk menghapus sisah masker yang ada di wajahnya.

"Lah! Belum 15 menit Ghe!"

-—–—-

"Apa ini yang buat Lo menyendiri?" gumam Alta.

"Argh! Seharusnya gue cari tau dari dulu!"

-—–—-

Hai, sory telat up.

Kemarin g ada ide😭

Oh yah, kalau ada typo sory aja, soalnya aku selesai nulis langsung up.

Tq untuk 144 pembaca Altario 😩🖤🖤

Makasi yang udah mampir🥰 Jangan lupa vote yah?

Di bawah sini pencet 🌟

-Salam manis Ama
19/11/2021
11:56

ALTARIO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang