"Kim Junkyu!"
Seorang pemuda tersentak kaget usai mendengar pekikan orang di sampingnya.
"Park Jihoon! Aku bisa tuli kalau kau berteriak seperti itu terus," keluhnya.
"Pfft~ mianhae Junkyu-ya. Kebiasaan ku sulit untuk di ubah," kata Jihoon.
Junkyu memutar bola matanya malas. "Kebiasaan mu itu membuat Hyunsuk tak betah denganmu," tukasnya.
Jihoon melotot. "Yak! Apa maksudmu!?" Pekiknya tak terima.
"Kalian berdua bisa tenang? Ini kelas, bukan lapangan." Kata seorang pemuda berkacamata, Yoon Jaehyuk.
"Jihoon yang duluan," adu Junkyu.
Jihoon mendelik. "Kau-"
"Cukup Park Jihoon! Jangan mengganggu ketenangan kelas," potong Choi Hyunsuk.
Pemuda Park itu mencebik dan lebih memilih memainkan ponselnya. Sementara Junkyu, pemuda itu membereskan barang-barangnya dan mulai beranjak.
"Mau kemana kau?" Tanya Jihoon.
"Aku mau duduk di belakang. Telingaku sakit jika harus terus duduk di sampingmu," kata Junkyu dan pergi ke kursi paling belakang.
Pemuda Kim itu memilih tempat duduk yang persis di samping jendela. Sementara Jihoon, pemuda itu mendengus pasrah kala seorang pemuda yang memiliki marga yang sama dengannya mendudukkan diri di tempat Junkyu sebelumnya.
"Kenapa kau pindah juga?" Tanya Jihoon.
"Aku diusir Junghwan." Sahut Park Jeongwoo, sembari menelungkup kan kepalanya ke atas lipatan tangan di atas meja.
Jihoon melirik ke arah pemuda yang sibuk dengan ponselnya dua bangku di sebelah kanannya. "Bagaimana bisa?" Tanya nya heran.
"Katanya aku mengganggu, padahal aku hanya menyapanya." Kata Jeongwoo sedikit teredam.
Jihoon mendengus. "Terserah lah," gumamnya pasrah.
Tak berselang lama kemudian, seorang pemuda yang merangkap sebagai ketua kelas masuk ke dalam kelas dan berdiri di depan. "Perhatian semua," katanya.
Semua atensi murid kini tertuju padanya.
"Hari ini kita akan belajar mandiri, wali kelas kita sedang tidak bisa mengajar," katanya.
"Lee Ssaem tidak bisa mengajar? Apa dia sakit?" Tanya Junghwan.
"Sepertinya begitu, dia tidak menyebutkan alasannya dengan jelas." Sahut si ketua kelas, Kim Doyoung.
Sesaat kemudian, bel berbunyi. Jaehyuk dan seorang siswa lainnya bernama Bang Yedam beranjak dari tempat duduk mereka.
"Kalian mau kemana?" Tanya Doyoung.
"Perpus," sahut Jaehyuk singkat.
"Aku harus ke ruang musik. Kim ssaem menungguku," kata Yedam.
Doyoung mengangguk paham. "Baiklah, kalian boleh pergi," katanya.
Jaehyuk dan Yedam pergi keluar kelas menuju tempat tujuan yang berbeda. Sisanya hanya melakukan apa pun yang mereka inginkan.
.
.
."Sampai jumpa besok." Junkyu melambai pada teman-temannya sebelum berjalan keluar dari area sekolah. Jam sekolah telah usai, saatnya para murid pulang ke rumah masing-masing.
Begitu pula dengan Junkyu, pemuda itu berjalan kaki menuju rumahnya. Hal itu sudah biasa, karena jarak antara rumahnya dan sekolahnya bisa dibilang cukup dekat. Hanya 700 meter.
Seperti biasanya, sebelum benar-benar pulang ke rumah, Junkyu pergi ke minimarket yang sering dirinya lewati untuk membeli permen buah favoritnya.
"Totalnya?" Tanya Junkyu.
"Seperti biasa Kyu," sahut si penjaga kasir.
"Oh! Tambahan ini." Junkyu meletakkan sebatang cokelat putih di atas meja.
"Totalnya 2000 won."
Junkyu menyerahkan lembaran uang 2000 won pada si penjaga kasir.
"Terima kasih, Kyu. Hati-hati di jalan."
"Terima kasih juga Taro-kun." Junkyu melambai pada Shotaro sebelum keluar dari minimarket dan melanjutkan perjalanannya ke rumah.
Tiba saatnya Junkyu berbelok ke sebuah gang...
Brukk
"O-mian! A-aku tidak sengaja."
Tbc
Gimana menurut kalian?
Kira-kira rame nggak ya? Klo rame gue lanjut..
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightfall [Harukyu] ✓
Short Story[END] Disaat senja kala mempertemukan mereka... "Kau berhasil, Haruto." "Junkyu, maafkan aku." . . . ⚠️Warning⚠️ -bxb -yaoi -homopobhic jangan dekat-dekat, tetap di zona aman kalian :) *Note : Cerita ini dibuat sebelum di rilisnya Web Drama Treas...