Hari ini, kelas malam kembali ditiadakan. Junkyu menatap kosong meja di depannya. Semua teman-temannya sudah pulang. Hanya tersisa dirinya di kelas.
Sejak tadi, usai kejadian dimana dirinya menangis di depan Jeongwoo dan Jihoon. Junkyu sama sekali tidak memperdulikan teman-temannya.
Entahlah, Junkyu merasa ada yang salah dengan dirinya akhir-akhir ini. Hingga teman-temannya terkena imbasnya.
Junkyu seolah-olah kehilangan semangat hidup. Dirinya selalu murung tanpa adanya alasan yang jelas.
"Hhhh" Junkyu menghela napas pelan. Pemuda itu beranjak keluar kelas sembari menggendong ranselnya.
Sekolah sudah sepi, sepertinya memang hanya Junkyu satu-satunya orang yang ada di sana. Di sepanjang koridor Junkyu berjalan dengan kepala tertunduk.
Hingga dirinya menabrak sesuatu...
Brukk
Junkyu mendongak dan tersentak ke belakang. Di depannya ada Haruto yang menatapnya dengan tatapan tak bisa diartikan.
Keduanya saling menatap satu sama lain. Tanpa sadar sepasang mata bulat milik Junkyu memerah.
Grep
Junkyu memeluk Haruto erat. Tangisnya pecah seketika. Ada sesuatu yang sulit untuk Junkyu ungkapkan.
"Haru hiks -kun." Suara Junkyu teredam, karena pemuda itu menyembunyikan wajahnya di dada bidang Haruto.
"Uljima."
Haruto balas memeluk Junkyu tak kalah erat. "Jangan menangis Junkyu-ya," katanya.
"Aku hiks takut.."
Haruto diam menunggu ucapan Junkyu selanjutnya.
"..kau menjauhiku hiks."
Haruto memejamkan matanya selama beberapa saat, lalu menghela napas pelan. Pemuda itu melonggarkan pelukannya dan mengusap air mata di pipi Junkyu.
"Siapa bilang aku menjauhimu?" Haruto membenahi tatanan rambut Junkyu yang sedikit acak-acakan.
"Aku hanya memberimu kesempatan untuk istirahat," katanya.
Junkyu yang masih sesenggukan menatap Haruto bingung. "Istirahat hiks maksudmu?" Tanya nya.
Haruto tersenyum simpul. "Sebelumnya kau sakit kan? Maka dari itu aku memberimu waktu untuk istirahat. Aku tidak ingin mengganggu waktu istirahatmu," katanya.
"Tapi hiks kenapa harus bertukar tempat duduk dengan Asahi?"
Haruto menangkup wajah Junkyu. "Sudah ku jawab tadi. Aku tidak ingin mengganggumu," katanya.
'Dan membiarkanmu kehilangan banyak energi' ~Haruto
Tanpa sadar Junkyu mengerucutkan bibirnya. Pemuda itu sedikit menunduk dan memilih untuk memeluk Haruto kembali. Tak peduli dengan apa yang terjadi nantinya, yang jelas dirinya sangat merindukan pemuda tinggi di depannya ini.
"Aku merindukanmu," lirihnya.
Entah Haruto mendengarnya atau tidak. Tapi pemuda asal Jepang itu kembali membalas pelukan Junkyu dan sedikit menenangkan pemuda Kim itu.
Cukup lama mereka saling memeluk satu sama lain, hingga Haruto melepaskan pelukannya terlebih dulu.
"Cukup untuk sekarang. Ayo kita pulang, hari sudah mulai gelap," katanya.
"Tapi kau temani aku di rumah," pinta Junkyu.
Haruto mengangkat sebelah alisnya. "Bukannya ada Jungwoo hyung?" Tanya nya.
"Hari ini Jungwoo hyung menginap di apartemen Lucas hyung. Di rumah hanya ada aku, dan aku tidak suka sendirian."
Haruto tersenyum samar. "Baiklah, aku akan menemanimu," katanya.
"Ayo pulang."
.
.
.Sekarang, keduanya ada di kamar Junkyu. Hari sudah sangat larut, dan si empu kamar belum juga tidur. Begitu pula dengan Haruto, pemuda itu juga masih terjaga.
"Haru-kun."
"Hm?"
"Aku ingin cerita."
Posisi mereka saat ini ada di atas tempat tidur. Dengan Haruto yang duduk bersandar di kepala ranjang, dan Junkyu yang berbaring terlentang di sampingnya.
"Ya, silahkan."
Junkyu memeluk sebuah boneka llama yang pernah Haruto berikan padanya.
"Tadi saat jam istirahat, aku pergi ke rooftop. Di sana aku hanya duduk diam tanpa melakukan apa-apa."
Haruto masih di posisinya, mendengarkan cerita Junkyu dengan seksama. Walau dirinya sudah tau apa yang akan Junkyu ceritakan itu.
"Sampai aku melihatmu berdiri di ujung dinding pembatas. Aku melihatmu menggenggam sebuah kertas. Lalu tubuhmu limbung ke depan dan kau terjatuh." Junkyu memeluk erat bonekanya, entah kenapa dirinya merasa sedikit sesak di dada.
"Kau tau? Aku menangis dan berharap apa yang aku lihat itu hanyalah khayalanku saja. Aku benar-benar ketakutan saat itu. Melihatmu jatuh dengan cepat begitu rasanya aku ikut terjatuh juga."
Haruto memandang kosong ke depan.
"Aku berlari turun ke bawah, dan memastikan itu kau atau bukan. Tapi anehnya, aku tidak menemukan apapun."
Junkyu mendongak untuk menatap Haruto."Menurutmu apa yang aku lihat saat itu?" Tanya nya.
Haruto balas menatap Junkyu, pemuda itu menggeleng. "Entahlah, mungkin saja kau sedang berhalusinasi," katanya.
"Begitu ya..."
Haruto mengubah posisinya menjadi berbaring di samping Junkyu. Menyelipkan tangan kirinya di bawah leher Junkyu dan membawa pemuda itu ke pelukannya.
"Jangan pikirkan hal itu," gumamnya.
Junkyu mati-matian menahan diri untuk tidak tersenyum lebar. Pipinya memerah atas perlakuan Haruto.
"Hm..baiklah."
'Aduh jantungku...semoga Haru-kun tidak dengar.' ~Junkyu
"Sekarang ayo tidur."
"Iya."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightfall [Harukyu] ✓
Short Story[END] Disaat senja kala mempertemukan mereka... "Kau berhasil, Haruto." "Junkyu, maafkan aku." . . . ⚠️Warning⚠️ -bxb -yaoi -homopobhic jangan dekat-dekat, tetap di zona aman kalian :) *Note : Cerita ini dibuat sebelum di rilisnya Web Drama Treas...