Berbeda dengan Junkyu yang terlihat berjalan malas.
"Pasti aku sendiri lagi," gumamnya miris.
"Junkyu, kau tidak di jemput?"
Yang di panggil menoleh, pemuda itu menggeleng. "Tidak, aku pulang sendiri," katanya.
"Kau sendiri bagaimana, Haruto?" Tanya nya.
"Sama, aku pulang sendirian," sahut Haruto sembari tersenyum simpul.
"Dimana rumahmu?"
"Di jalan XX."
Junkyu menatap Haruto kaget. "Jinjja!?" Tanya nya.
Haruto mengangguk. "Kenapa memangnya?" Tanya nya balik.
"Rumahku juga di jalan itu," kata Junkyu antusias.
"Kalau begitu, kita bisa berangkat dan pulang sekolah bersama," sambungnya.
Haruto menaikkan alisnya sebelah. "Memangnya aku mau?" Tanya nya.
Junkyu yang tadinya antusias berubah sedikit murung. "Oh.. Haha maaf," pemuda itu berujar pelan.
Haruto mengulum bibirnya menahan tawa. "Pfft~~ Hahahahah"
Junkyu menatap Haruto kaget, teman sebangkunya itu tiba-tiba tertawa? Hei! Tidak ada yang lucu!
"Mianhae, aku hanya bercanda Junkyu-ya. Ayo kita berangkat dan pulang sekolah bersama, mulai besok," ajak Haruto.
Junkyu menatapnya sembari merengut sebal. "Aku tidak mau" katanya dengan tangan terlipat dan menoleh ke arah lain.
"Neo gwiyeobda."
Junkyu menghentikan langkahnya dan menatap Haruto. Pemuda Watanabe itu pun ikut menghentikan langkahnya.
"Ada apa?" Tanya Haruto bingung.
"Apa yang kau ucapkan tadi?" Tanya Junkyu balik.
"Ada apa?"
"Bukan! Yang sebelumnya."
"Berangkat dan pulang bersama?"
"Bukan! Huh! Setelah kalimat itu, kau mengucapkan apa?"
Junkyu menatap Haruto lekat, sementara yang ditatap mengalihkan pandangannya.
"Bukan apa-apa," sahut Haruto.
Pemuda itu kembali berjalan mendahului Junkyu.
"Yak! Haruto! " Junkyu segera menyusul pemuda itu yang berjalan sedikit terburu-buru.
Karena Junkyu termasuk orang yang memiliki kaki panjang, pemuda itu bisa mengimbangi langkah besar Haruto.
"Haruto."
"Hm."
"Haruto."
"Hm?"
"Ruto-kun."
Deg
Haruto seketika menatap Junkyu tajam. Sementara Junkyu yang ditatap seperti itu secara tiba-tiba, mendelik kaget sekaligus takut. Haruto terlihat menyeramkan sekarang.
"M-mian," cicitnya.
Haruto memejamkan matanya sejenak. Kemudian menatap Junkyu dengan tatapan bersalah.
"Tidak, aku yang minta maaf. Aku membuatmu takut," katanya.
Entah kenapa Junkyu merasa ada yang aneh. Dirinya tiba-tiba merinding, tapi berusaha terlihat biasa saja.
"Kau menyeramkan," katanya pelan.
Haruto terdiam sebentar, lalu mengangguk samar.
"Hm, aku minta maaf untuk itu," katanya.
'Aku tau itu.' ~Haruto
"Baiklah, karena ini untuk pertama kalinya kita berdua dekat padahal sudah lama satu kelas. Jadi aku memaafkanmu. Tapi... Apa aku boleh minta satu hal?" Kata Junkyu.
Tanpa berpikir dua kali Haruto mengangguk mengiyakan. "Tentu, apa itu?" Tanya nya.
"Ayo jadi sahabatku."
.
.
."Sudah sampai."
Mereka berhenti di depan rumah Junkyu. Haruto memperhatikannya secara sesama, lalu beralih ke si pemilik rumah.
"Ini rumahmu?" Tanya nya.
"Rumah orang tuaku, aku belum punya," sahut Junkyu.
Haruto mendelik, sementara Junkyu tertawa kecil.
"Haruto-"
"Haru."
Junkyu menatap Haruto bingung.
"Panggil aku Haru," kata Haruto.
Junkyu mengerjap beberapa kali, lalu mengangguk pelan. "Baiklah, Haru-kun... Kau mau mampir?" Tawarnya.
Haruto menatap ke arah langit selama beberapa saat, lalu kembali menatap Junkyu. Pemuda itu menggeleng.
"Mianhae, aku tidak bisa untuk hari ini," katanya sembari tersenyum simpul.
Junkyu mengangguk paham. "Baiklah, tidak apa-apa. Bisa lain kali," katanya.
"Aku pulang dulu ya?"
Junkyu mengangguk. "Hati-hati," katanya.
Haruto mulai melangkah mundur, tangannya melambai pada Junkyu.
"Bye-bye, Kyu."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightfall [Harukyu] ✓
Historia Corta[END] Disaat senja kala mempertemukan mereka... "Kau berhasil, Haruto." "Junkyu, maafkan aku." . . . ⚠️Warning⚠️ -bxb -yaoi -homopobhic jangan dekat-dekat, tetap di zona aman kalian :) *Note : Cerita ini dibuat sebelum di rilisnya Web Drama Treas...