#Nightfall-18

401 69 1
                                    

"Kita sampai!" Pekik Jeongwoo.

"Di mana kita akan menginap?" Tanya Junghwan.

"Di vila keluargaku," sahut Yoshi.

"Eh? Kau serius?" Tanya Hyunsuk.

Yoshi mengangguk. "Ya, aku serius," katanya.

"Untung saja belum memesan kamar," gumam Jihoon.

Tak berselang lama kemudian, ada dua orang pria datang menghampiri mereka. Atau lebih tepatnya menghampiri Yoshi.

"Selamat malam, Tuan. Mobil yang akan mengantarkan Tuan dan teman-teman sudah siap," kata salah satunya.

Yoshi mengangguk. "Baik, terima kasih. Tolong bawakan barang-barang kami," sahutnya

"Baik, Tuan." Kedua pria tadi segera mengambil alih barang-barang Yoshi dan yang lainnya. Dan memimpin jalan menunjukkan dimana sebuah mobil van sudah menunggu mereka diluar bandara.

Salah satu pria itu membuka kan pintu agar Tuan dan teman-temannya bisa segera masuk ke dalam mobil. Sementara yang satunya lagi dengan cepat memasukkan barang-barang ke dalam bagasi. Setelahnya, van itu melaju meninggalkan bandara menuju vila keluarga Kanemoto yang akan mereka tinggali selama satu minggu.

Setibanya mereka di vila, Yoshi mengintruksikan kepada teman-temannya kalau ada 6 kamar dan teman-temannya bebas memilih kamar mana yang akan ditempati.

Dan hasilnya adalah Jihoon & Hyunsuk, Yoshi & Mashiho, Haruto & Junkyu, Jeongwoo & Junghwan, Asahi, dan Jaehyuk. 4 kamar berpasangan dan 2 kamar lagi sendiri-sendiri.

Usai memilih kamar, mereka semua langsung istirahat setelah perjalan yang cukup melelahkan.

*
*
*
"Kau berkencan dengan Haruto?" Junkyu menatap Yoshi kaget.

"K-kau tau dari mana?" Tanya nya.

"Aku melihat kalian di taman belakang."

Junkyu cukup merasa terintimidasi dengan tatapan yang dilayangkan oleh Yoshi padanya. Pemuda itu terlihat menakutkan ketika sedang serius.

Namun, detik selanjutnya Junkyu menatap Yoshi terkejut setelah mendengar ucapan pemuda Jepang itu.

"Sebaiknya kau putus dengannya," ujar Yoshi.

"Apa maksudmu?" Junkyu menatap Yoshi sinis.

"Memangnya kau siapa yang menyuruhku untuk putus dengannya?" Tanya nya tak suka.

Yoshi menatap pemuda Kim itu tajam. "Aku temanmu, dan aku menyuruhmu putus itu untuk kebaikanmu Kim," katanya.

"Untuk kebaikan ku bagaimana maksudmu?! Kau-"

"Haruto bukan manusia."

Junkyu terdiam sebentar, lalu berdecih pelan. "Kau gila? Haruto itu manusia, Yoshi! Dia sama seperti kita!" Katanya.

"Memangnya kau tidak sadar dengan hal-hal aneh yang terjadi saat kau bersama Haruto?" Tanya Yoshi.

Junkyu kembali terdiam. Melihat itu, Yoshi kembali membuka suara.

"Apa kau tidak merasa aneh saat berdekatan dengan Haruto?"

Pemuda Kim itu masih terdiam. Yoshi menghela napas pelan.

"Maaf jika memperingatkan mu dengan cara yang salah," katanya.

Yoshi kemudian mengutak-atik ponselnya beberapa saat, lalu beberapa detik setelahnya ponsel Junkyu berdenting.

"Kau bisa baca artikel yang sudah ku kirimkan padamu. Sekali lagi, maaf Junkyu." Ucapnya sebelum pergi meninggalkan Junkyu yang masih terdiam di tempat.
*
*
*

Junkyu menatap layar ponselnya yang mati. Pemuda itu baru saja membaca artikel yang Yoshi kirimkan kemarin. Artikel itu berisi tentang berita seorang siswa yang ditemukan tewas di sekolahnya.

Kabarnya siswa itu bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari atap gedung sekolah. Artikel itu sudah ada sejak 4 tahun yang lalu. Yang artinya kejadiannya ketika Junkyu masih duduk di bangku SMP.

Yang membuat Junkyu takut dan tidak tenang adalah percakapan dirinya dengan Yoshi kemarin, juga mimpi buruk dan artikel itu.

Jika benar Haruto bukan manusia. Apa yang harus Junkyu lakukan?

Tbc

Nightfall [Harukyu] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang