#Nightfall-19

411 69 0
                                    

"Kau tidak ikut?" Tanya Junkyu.

Haruto menggeleng. "Maaf ya, aku tidak bisa ikut. Aku harus berkunjung ke rumah orang tua ku dulu," katanya.

Ekspresi Junkyu sejak tadi sudah memelas. Pemuda itu kecewa karena Haruto tidak bisa ikut jalan-jalan bersama yang lain. Kemudian sebuah ide terlintas di pikirannya.

"Kalau begitu, aku ikut denganmu," katanya dengan mata berbinar.

Haruto mencubit kedua pipi bulat itu dengan pelan. "Maaf sayang, lain kali saja ya? Ada saatnya kau berkunjung ke rumah mereka," katanya.

Binar matanya meredup, bibirnya melengkung ke bawah. Kepalanya menunduk dan siap untuk menangis. Melihat itu, Haruto segera membawa Junkyu ke pelukannya. Detik itu juga tangis si submisif pecah. Tangisannya teredam karena Junkyu menyembunyikan wajahnya ke dada bidang sang kekasih.

Entah kenapa Haruto sedikit tertawa, menurutnya Junkyu sangat gemas jika seperti ini. Tangannya tak berhenti mengusap surai hitam Junkyu dengan lembut.

"Tidak biasanya kau seperti ini. Apa ada yang mengganggumu hm?" Tanya Haruto.

Junkyu menggeleng di pelukannya, pemuda itu tidak menjawab. Malah mengeratkan pelukannya pada Haruto.

"Junkyu! Haruto! Kalian sudah siap belum? Jika sudah, segera ke ruang tengah ya," kata Hyunsuk dari luar.

"Sebentar lagi," sahut Haruto.

"Baik."

Haruto menunduk mengecup pucuk kepala Junkyu beberapa kali. Setelah cukup dengan tangisannya, Junkyu mendongak dan menatap Haruto lekat.

"Jika ada masalah, kau bisa menceritakannya padaku," kata Haruto sembari mengusap air mata di pipi Junkyu.

"Aku tidak suka melihatmu bersedih" ujarnya lagi.

Cup
Cup

Haruto mengecup kedua mata bulat itu. "Jangan menangis lagi ya? Sekarang kita ke bawah, mereka menunggu," katanya.

Junkyu mengangguk, pemuda itu melepaskan pelukannya. Lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Dan turun ke bawah bersama Haruto bergabung bersama yang lainnya.

Mereka semua sudah berkumpul di ruang tengah. Haruto memberi tahu yang lain jika dirinya tidak bisa ikut dan harus berkunjung ke rumah orang tuanya. Walau agak kecewa, mereka semua memaklumi keputusan Haruto. Lagi pula masih ada hari lain untuk mereka jalan-jalan dengan formasi lengkap.

Yoshi, Mashiho, dan Asahi yang sebenarnya juga berasal dari Jepang memutuskan untuk berkunjung ke rumah keluarga masing-masing tiga hari sebelum kembali ke Korea.

Setelah mereka semua siap, mereka berangkat menuju tempat wisata yang akan mereka datangi di hari pertama liburan. Sementara Haruto berpisah dengan mereka.

Haruto menatap kepergian mobil yang teman-teman dan kekasihnya tumpangi itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Pemuda itu menghela napas pelan, lalu melesat pergi.

Di dalam mobil, Junkyu yang duduk di paling belakang bersama Asahi dan Jaehyuk hanya diam menatap jalanan diluar. Teman-temannya yang lain asyik berdiskusi, menentukan tempat apa yang akan mereka kunjungi terlebih dahulu.

"Junkyu-ya, bagaimana menurutmu?" Tanya Hyunsuk dari depan.

Selama beberapa saat, Hyunsuk menunggu sahutan dari Junkyu. Namun pemuda Kim itu masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Kim Junkyu." Asahi yang duduk di sampingnya menepuk bahu Junkyu sedikit kencang. Sampai pemuda itu tersentak kaget.

"Eh-anu..ada apa?" Tanya nya gelagapan.

"Kau kenapa? Apa kau sakit?" Tanya Junghwan khawatir.

"Huh? Aku tidak," Junkyu menggeleng.

"Syukurlah kalau begitu. Nah, kami membahas tempat mana yang akan kita kunjungi terlebih dahulu. Aku mengusulkan untuk pergi ke USJ. Bagaimana menurutmu?"

Tbc

Nightfall [Harukyu] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang