Satu minggu berlalu, selepas kepergian Sinta hanya ada kehampaan dikegidupan Dea. Tapi ia tak boleh bersedih karena ibunya sudah tenang bersama ayahnya, dan ia juga senang karena Ika sudah sembuh dari penyakit nya berkat Sinta.
Untuk putriku...
Ibu tahu kalau kamu kecewa sama ibu, tapi percayalah ibu sangat menyayangi mu. Ibu bangga sama kamu, karena kamu sudah menjadi gadis yang mandiri dan mengerti walaupun ibu tidak bisa hadir di kesunyian mu. Selamat ulang tahun putri pertamaku...Tulisan ini adalah tulisan terakhir Sinta dikehidupan Dea, air matanya keluar membasahi pipi. Kenangan ini sangat berharga bagi Dea.
" Kak, udah siap-siap belum? " Dea menoleh, ia tersenyum karena hubungan persaudaraan dengan adiknya Ika membaik.
" Yuk. " Dea berdiri, lalu ia menghampiri Ika
Mereka berdua pergi untuk menikmati hari weekend, hari ini pula hari terakhir mereka menetap di Cirebon. Mereka berdua akan pergia ke kota temapat ayahnya berasal.
" Kak, ada temen kakak yang mau ketemu. " ujar Ika disaat melangkah beriringan bersama Dea.
" Hah? Siapa? " tanya Dea dengan raut wajah kebinguan
" Ada deh.. Yukk, dia udah nungguin didepan. " dengan buru-buru Ika membuka pintu rumah sambil menarik Dea.
Dea tertegun, ia berdiri berhadapan dengan Rival. Sosok yang pernah ada ketika dulu.
Flashback on
Persahabatan yang terjalin sejak sd sudah pupus terpecah belah, Dea dan Rival mereka berdua bersahabat bak saudara yang selalu ada walaupun terpaut beda satu tahun.
Ketika SMP Rival sangat terkenal, bahkan ia di juluki most wanted di sekolahnya. Saking terkenalnya ia tak mengagap lagi Dea sahabatnya, bahkan Dea menjadi sasaran bullynya dan teman-teman Rival.
" Eh cupu! " Hina Rival dan disambung gelak tawa teman-teman Rival.
" Kak.... "
" Heh! Lu jangan sok kenal, deh! " bentak Rival sambil menyiram tubuh dea dengan air berwarna hitam dan bau. Bau air got membuat kepala Dea pening, baunya sangat menyengat sehingga perutnya terasa mual.
Semua teman-teman Rival tertawa begitu pun Rival. Dea hanya bisa menangis, selain menangis apa yang Dea harus lakukan? Melawan? Ataukah diam?
Flashback off
Rival tersenyum memperlihatkan lesung dikedua pipinya, " Hai, apa kabar? " tanyanya, Dea tak bergeming ia hanya terdiam.
Ika yang melihat kakaknya terdiam langsung menyenggol lengan kakak nya. Dea pun tersadar lalu tersenyum manis memperlihatkan gigi gingsulnya.
" Baik kak. " Rival mengangkat tangan kanannya lalu mengusap lembut pucuk rambut Dea.
"Senyuman lo nggak pernah berubah, selalu manis." Dea menatap lekat wajah yang pernah hadir di kehidupan nya.
" Oh iya, gue kesini cuman mau minta maaf atas kesalahan gue dulu, maaf udah buat lu malu. Lu mau maafin gua? " tanya Rival dan diangguki Dea.
" Aku udah maafin kak Rival kok, udah dari dulu malah. " Rival tersenyum bahagia. Saking bahagianya Rival refleks melompat.
" Kalau begitu lu mau nggak full time, sama gua? " Tanpa berpikir panjang Dea langsung menganggukkan kepalanya, Rival yang melihat anggukkan tersebut langsung menarik lengan Dea untuk masuk ke mobilnya.
Saking bahagianya mereka lupa ada Ika yang tercengang, dirinya yang akan full time. Kenapa Rival yang akan full time?
" Heh anjir, gila aja! Gue yang mau full time, napa jadi lo?! " Ika mencekal tangan Rival yang hendak masuk mobil, Rival langsung menyengir seperti kuda. Ia melupakan satu wanita.
" Hehehe... Gue lupa kalau ada lu, cepet gih masuk. " Ika langsung memasuki mobil Rival dan ia duduk di belakang.
Kemudian Rival memasuki mobilnya dan duduk di bangku kemudi, mobil pun melesat meninggalkan rumah Dea.
Senin, 13 Desember 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Kenangan // Belum Revisi (TAMAT)
Teen FictionJudul awal ALIANDEA YUK MAMPIR SIAPA TAU SUKA😊 TIDAK TERIMA PLAGIAT!!! PLAGIAT BERAKSI SAYA BERTINDAK!!! ini kisah tentang cinta yang kandas karna takdir, berawal dari seorang gadis culun namun berprestasi ia adalah Dea Angelica yang terjebak dala...