dua

848 73 1
                                    

"Jadi kamu mau cuti beberapa waktu kedepan?" Tanya New pada Tay. Saat ini mereka berada di apartemen New. Tay memang sering membantu New bekerja sampai ikut ke apartemen nya.

"Iya pak. Saya sudah mengajukan cuti lewat email, tapi saya juga memberitahu bapak secara langsung juga" Jawab Tay. Dia sedikit gugup karna New sepertinya tidak suka dengan keputusan nya.

"Kamu sudah beritahu Earth kan tentang tugasnya?" Tanya New setelah lama terdiam.

"Iya sudah pak"

"Oke baguslah. Dan kamu, sampai kapan kamu bakal manggil saya pak, pak, pak? Saya sudah bilang kalau diluar kantor kamu bisa panggil saya dengan nama saya saja" Ucap New. Tay memang susah untuk di beritahu, padahal sudah sering dia mengatakan pada Tay untuk santai saja jika di luar kantor. Tapi Tay tetap saja berbicara dengan Formal walaupun diluar kantor.

New memang sedikit tidak suka dipanggil pak. Dia lebih nyaman dipanggil dengan Namanya saja, tapi karna dilingkungan kerja. New tidak bisa menolak, karna itu saat diluar kantor dan diluar jam kerja. New selalu meminta orang-orang untuk manggilnya menggunakan namanya saja.

"Baik pak, New maksudnya" Ucap Tay sedikit gugup.

New menggeleng kan kepalanya karna itu. Bisa-bisanya Tay tidak terbiasa memanggil namanya. Padahal dia sudah bekerja cukup lama di perusahaan.

"Ya sudah. Saya tidak akan menahan kamu, toh saya cari sekretaris cadangan juga agar kamu bisa santai. Nikmati cuti mu ya" Ucap New. Sembari membereskan berkas di meja ruang Tamu apartemen nya. Melihat New sudah membereskan berkas pekerjaan mereka. Tay pun otomatis ikut membantu New membereskan berkas itu.

"Terimakasih pa, New. Aku akan menikmati masa cuti ku" Ucap Tay. Mencoba berbicara sesantai mungkin dengan New.

New nampak senang karna Tay berbicara dengan santai dengannya. New tersenyum sembari menepuk pundak Tay sebelum akhirnya dia berjalan ke lantai 2 menuju kamarnya.

Manis Batin Tay melihat senyum yang sangat New tunjukkan selama ini. Setelah lama terdiam, Tay pun berjalan keluar dari apartemen New. Karna sudah biasa, Tay tidak perlu menunggu New mempersilahkan nya untuk pulang, Tay pasti sudah pulang.

"Kenapa jadi kepikiran ya? Sebenarnya, alasan kenapa gue bertahan bahkan setelah pekerjaan yang menumpuk tuh karna, senyum itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa jadi kepikiran ya? Sebenarnya, alasan kenapa gue bertahan bahkan setelah pekerjaan yang menumpuk tuh karna, senyum itu. Gue luluh banget sama senyum manisnya" Tay bergumam sendiri di balkon kamarnya.

Sebenarnya, sejak pertama masuk ke perusahaan Techaapaikhun. Dia sudah terpesan pada atasannya itu. Wajah yang terlihat sangat cantik bahkan saat New hanya diam saja itu memikat hati Tay. Tay pun tidak tahu kenapa dia bisa menganggap New yang sudah jelas laki-laki itu cantik dimatanya.

Apalagi terkadang Tay suka diam-diam memperhatikan New saat New tidur sebentar di kantor atau bahkan apartemen nya. Wajah New benar-benar perpaduan Cantik dan tampan pada saat bersamaan.

Namun Tay mencoba untuk tidak membuat perasaannya terlihat oleh New. Karna dia takut kalau New menjadi tidak suka dengannya karna dia lancang untuk memiliki perasaan dengan atasannya.

 Karna dia takut kalau New menjadi tidak suka dengannya karna dia lancang untuk memiliki perasaan dengan atasannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emm....ini gak papa New, pak maksud saya" Earth.

Saat ini, New dan Earth sedang berada di cafe dessert. Setelah melakukan meeting dengan klien, New meminta Earth untuk mampir dulu ke cafe dessert. Kebetulan Earth tau ada cafe dessert enak. Karna itu berakhirlah mereka disini.

New tersenyum senang. Karna setelah beberapa hari ini dia stres karna kerjaan akhirnya dia bisa memakan dessert hari ini.

"Santai aja Earth. Kamu boleh kok panggil saya menggunakan nama saya kalau diluar atau saat kita berdua saja" Ucap New sembari memilih beberapa menu dessert. Setelah dia selesai memilih, New juga menawarkan Earth untuk memesan.

"Kalau saya panggil Newwie boleh?" Tanya Earth hati-hati.

New mengangguk tanda setuju. Sebenarnya dia juga senang kalau ada yang memanggil nya dengan panggilan akrab, dengan begitu dia terasa memiliki teman.

Sebenarnya, selain Gun. New tidak memiliki teman lagi. Masa mudanya dia habiskan untuk belajar dan belajar. Dia melakukan itu agar dia bisa menjadi sekarang ini.

New bukanlah anak dari keturunan konglomerat. Dia hanya anak yatim-piatu yang tak tau siapa orang tuanya, kekayaan dia saat ini dia dapatkan setelah dia belajar dengan keras dan berbisnis.

Seseorang juga sebenarnya menjadi penyemangat dia untuk trus belajar dan mengembangkan bisnis. Namun saat dia masih belum mencapai puncaknya, orang itu sudah pergi meninggalkan nya.

Help meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang