Tujuh belas (End)

1.2K 68 3
                                    

Tay dan New bersama dengan mama Wira sedang memilih beberapa setelan Jas untuk resepsi Pernikahan Tay dan New.

"Gimana New? Kamu suka yang warna apa? Hitam, Putih, Cream atau Biru?" Tanya mama Wira setelah membiarkan New mencoba 4 setelan Jas dengan warna berbeda. "Tapi mama pikir semuanya bagus sih, beli semuanya aja lah ya" Lanjut mama Wira.

"Hah!"/"Hah!" Tay dan New serempak.

"Ma, buat apa sih banyak-banyak setelannya? Udah ambil yang putih sama hitam aja" Tay cepat-cepat menyarankan pada mama Wira sebelum mama Wira benar-benar memborong 4 setelan Jas.

"Gak papa banyak juga, malah mama maunya cari 7 setelan Jas" mama Wira menjawab sembari kembali memilih beberapa setelan Jas.

"Ma.ma.ma gak usah kebanyakan juga ya, kasihan New nanti kalau harus ganti-ganti setelan padahal acaranya cuma sehari semalam" Tay menahan mama Wira untuk tidak lagi memilih setelan Jas, dan mendudukkan mama Wira di sofa yang ada di butik.

New hanya diam saja membiarkan Tay berbicara. Dia masih sedikit segan pada Mama Wira untuk bisa protes.

"Permisi. Dengan bapak New Tihitipom?" Salah satu karyawan butik itu menanyai New. Dan tentu saja dibalas anggukan oleh New. "Jika boleh, Direktur kami ingin berbicara dengan bapak" Lanjut karyawan itu.

New tampak kebingungan, dia tidak tau kenapa Direktur utama butik itu mau berbicara dengannya. Bahkan bukan hanya New saja, Tay dan mama Wira pun ikut kebingungan.

New menatap Tay dan mama Wira secara bergantian untuk meminta izin. Yang tentu saja dibalas anggukan oleh Tay maupun mama Wira. Setelahnya, New mengikuti karyawan butik itu menuju ruang direktur mereka.

"Silahkan pak. Direktur sudah menunggu anda" Ucap karyawan itu setelah membukakan New pintu ruang Direktur mereka. Awalnya New belum melihat siapa Direkturnya, sampai dia berada tepat didepan pintu masuk ruang Direktur.

Prapai.....New hanya bisa membatin saat melihat kembali wanita yang pernah meninggalkannya 4 Tahun lalu. Bayangan itu kembali menghampiri pikiran New, tapi New tetap nekat masuk ke ruang Direktur menemui Prapai. Bagi New, bayangan masa lalunya menjadi penyakit untuknya itu karna dia belum menyelesaikan urusan dengan Prapai.

"New...... Silahkan duduk" Prapai mempersilahkan New duduk di kursi yang ada di depan meja Direkturnya.

New masuk ke ruangan dengan perlahan. Langkahnya berat, setelah New benar-benar masuk ke ruangan. Karyawan  butik itu pun menutup pintu ruangan membiarkan New dan Direkturnya berbicara.

Setelah sampai didepan meja Prapai, New duduk di kursi yang dipersilahkan oleh Prapai. "Prapai, lama tidak bertemu" Ucap New setelah dia duduk. Rasa sakit dihatinya belum sepenuhnya sembuh untuk bisa berbicara Santai dengan Prapai. Bahkan setelah 4 Tahun berlalu.

"New. Maafkan aku, dulu aku meninggalkan kamu dengan sangat kejam. Bahkan meskipun aku tau kamu sampai trauma karna aku pun. Aku tidak bisa berada didekat mu.....Hiks, maafkan aku New" Prapai mulai melepaskan keresahan selama ini.

New melihat Prapai dengan datar. Bahkan saat ini pun New tidak bisa menenangkan Prapai lagi, karna ada hati yang harus dia jaga. Tapi bukan berarti air mata Prapai tidak meninggalkan sedikit iba di hati New.

Wanita didepannya ini, adalah wanita yang dulu selalu dia perjuangkan. Dia bahkan rela menerima semua hinaan dari keluarga Prapai hanya untuk mempertahankan Hubungannya. Bahkan sampai Lee menipunya pun New diam saja, karna New tau kalau dengan dia diam. Maka Prapai akan baik-baik saja.

Tapi lihatlah. Bahkan setelah semua perjuangannya, dia dan Prapai tetaplah tidak bisa bersama. Takdirnya bukanlah Prapai, melainkan Tay Tawan.

"Prapai, kamu adalah satu-satunya wanita yang selalu ada dihatiku. Hanya kamu, wanita yang mengisi hatiku bahkan sampai saat ini. Karna itu, mari kita lupakan masa lalu dan memulai hidup yang baru. Sekarang, biarkan kita berpisah secara baik-baik agar tidak ada yang saling menyakiti lagi. Aku sudah rela, dan kuharap kamu bisa berbahagia dengan takdir mu sekarang" Ucap New pada Prapai sembari memegang kedua tangan Prapai.

Help meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang