Pertemuan Pertama

706 62 3
                                    

Luke sedang memeriksa kondisi dan Infus New. Sedangkan New diam berbaring di ranjang pasiennya, membiarkan Luke memeriksa.

"Uumm..... Dok. Terima kasih karna dokter udah bantu saya" New berucap saat Luke sudah hampir selesai memeriksanya.

Luke tersenyum ke arah New, dia duduk dikursi dekat ranjang pasien New. "Gak papa New. Sebagai Dokter, saya tidak bisa membiarkan orang yang membutuhkan bantuan begitu saja"

"Saya benar-benar merepotkan. Mungkin karna itu Prapai ninggalin saya" Raut wajah New berubah menjadi Sedih.

"Huh. Mungkin iya, karna kamu sangat berat saya angkat" Luke sedikit bercanda untuk mencairkan suasana. "Dengar ya New. Kamu ditinggalkan bukan karna kamu merepotkan. Tapi karna hubungan kalian memang tidak bisa diselamatkan, dari yang saya liat. Pacar kamu yang kamu sebut Prapai itu, juga berat ninggalin kamu" Luke menepuk pundak New untuk menenangkannya.

"Bagaimana pun alasannya. Kenyataannya, saya adalah orang yang lemah. Mau sekuat apa pun saya berjuang sekali rendah tetaplah rendahan" air mata New sudah menggenang di pelupuk matanya. Kenyataan bahwa dia tidak bisa mempertahankan Prapai disisinya adalah hal yang nyata. "Oh iya dok. Sekali lagi terima kasih karna dokter sampai repot-repot bawa saya kesini dan juga sudah menenangkan saya disana" meskipun New sedih. Tapi dia tetap menampilkan senyum manisnya pada Luke untuk berterima kasih.

"Uumm...... Sebenarnya saya ada sedikit permintaan sih" Luke menggaruk tengkuk kepalanya karna tidak tau harus bagaimana mengatakannya pada New.

"Apa Dok? Kalau saya bisa turutin. Saya lakukan" New.

"Tapi itu tidak bisa saya yang sampaikan. Kalau kamu gak keberatan setelah kamu keluar dari rumah sakit, kita bisa ketemu lagi" Luke berkata setelahnya pamit untuk pergi.

Beberapa hari setelahnya New dan Luke bertemu lagi, seperti janji yang telah mereka buat. Luke dan New bertemu di rumah Luke, New kira dia akan berbicara dengan Luke. Tapi nyatanya dia justru berbicara dengan Tuan Vihokratana, Ayah Luke.

"Sebelumnya maafkan saya. Karna tidak memberitahukan kalau saya lah yang ingin berbicara dengan Anda bukan Luke" Tuan Vihokratana membuka pembicaraan. Saat ini, New berbicara diruang kerja Tuan Vihokratana.

"Saya sengaja meminta Luke untuk membawa Anda kesini karna saya dengar anda memulai bisnis di usia muda. Benar?"

New menganggukan kepalanya, dia sangat gugup sekarang. Orang yang didepannya bukan lah orang biasa.

"Karna itu saya bertanya apakah anda mau menerima anak saya sebagai sekretaris anda? Saya bisa berikan apa pun yang Anda mau jika anda mau menerima anak saya"

"Uumm...... Sebenarnya bukan soal mau atau tidaknya. Tapi, kalau saya boleh bertanya. Kenapa ya Tuan Vihokratana yang terhormat mau anak anda menjadi sekretaris saya?" New.

"Karna anak saya kurang bisa menjalani bisnis. Sudah berkali-kali dia gagal mengembangkan bisnisnya, karna itu saya ingin dia berjuang dari bawah bersama orang yang kompeten seperti anda"

"Baiklah saya bisa menerima anak Tuan. Karna kebetulan saya juga belum memiliki sekretaris, tapi itupun jika tuan tidak keberatan kalau anak anda harus bekerja keras dengan saya. Karna, perusahaan saya baru saja berkembang" Jawab New

Akhirnya pembicaraan pun selesai. New menyetujui permintaan Tuan Vihokratana tanpa syarat. Tapi anak Tuan Vihokratana tetap harus mendapat wawancara kerja darinya.

"APA!? JADI SEKRETARIS? GAK MAU" Tay menolak

"Kamu gak bisa nolak lagi. Ini sudah keputusan ayah, kamu harus ke sana besok pagi untuk mengikuti wawancara kerja!?"

Tay tetap memberontak, dia tidak mau sama sekali menjadi bawahan. Sekretaris untuk seorang anak Tuan Vihokratana itu tidak cocok sama sekali.

"Tay kamu itu harus mencontoh calon atasan mu. Dia hanya lulusan universitas biasa, tapi dia bisa membangun Bisnis yang lumayan di usianya. Tanpa bantuan siapapun, sedangkan kamu yang lulus S1 Harvard bagaimana? Ayah berikan dana, koneksi sampai penasihat bisnis. Tapi kamu trus gagal dan gagal" Tuan Vihokratana "Pokoknya tidak ada penolakan. Kamu harus kesana besok pagi untuk mengikuti wawancara kerja, kalau kamu tidak mau. Ayah akan sita semua fasilitas yang ayah berikan! Dari mobil sampai ATM kamu akan ayah Blokir"

"Gak! Aku gak mau. Biarkan aku coba sekali lagi yah, aku yakin kali ini aku bakalan berhasil" Tay tetap menolak.

Luke dan Bu. Wira mama Tay hanya bisa menggelengkan kepala. Tay dan ayahnya sama-sama orang yang keras kepala, tidak akan ada yang mau mengalah. Sampai tiba-tiba Luke mendapat ide untuk membujuk Tay.

"Tay kamu tau. Calon atasan kamu itu laki-laki yang ganteng, cantik, imut, manis campur jadi Satu. Kamu gak penasaran?" Luke mulai menggoda Tay.

Tay yang mendengar seperti itu pun tiba-tiba berfikir. Dia sedikit goyah karna perkataan Luke.

"Iya papa juga pas pertama ketemu malah ngiranya dia perempuan" Tuan Vihokratana menimpali.

Luke menyenggol ibunya untuk ikut membujuk Tay. "Iya Tay. Apa lagi body nya. Waw mama aja kalah"

Benar. Tuan Vihokratana dan Bu. Wira sudah tau kalau kedua anaknya Gay. Bagi mereka itu tidak masalah, asalkan mereka serius dengan hubungan mereka. Mau bersama laki-laki atau perempuan itu sama saja.

"Tapi kalau kamu gak mau sih gak papa. Kakak aja yang ambil, sayang kalau yang kayak gitu di sia-siakan" Luke mengangkat satu alisnya menantang Tay.

"Ayah setuju. Bukan hanya pintar dan bertalenta, tapi juga cantik, imut, manis dan body bagus lagi. Ayah setuju kalau dia menjadi menantu keluarga Vihokratana" Tay semakin panas mendengar ayahnya.

"Oke aku setuju melakukan wawancara kerja besok. Tapi kalau ayah, mama sama Kakak bohong......Aku bakalan langsung lari dari tempat wawancara besok" Tay yang penasaran pun akhirnya setuju.

Tuan Vihokratana, mama Wira dan Luke tersenyum senang ternyata tidak susah membujuk Tay.

Keesokan harinya Tay benar-benar datang ke kantor New untuk wawancara kerja. Seperti yang dikatakan, kantor itu benar-benar sederhana. Tay dibimbing oleh Staf yang administrasi ke ruang kantor New.

Tok...tok....tok....
"Permisi pak. Ini ada seseorang yang melamar kerja di kantor sebagai sekretaris" Ucap staf itu setelah mengetuk pintu kantor New.

Setelahnya Tay dipersilahkan untuk masuk. Baru saja Tay melangkah ke ruang kantor, dia sudah melihat New yang menyambutnya dengan senyum ramah.

"Silahkan masuk" Ucap New.

Tidak ada yang salah. Semua yang dikatakan kakak benar, kalau gini ceritanya gue bisa kerja sambil cuci mata nih Batin Tay. Pikirannya sudah kemana-mana, bahkan dia belum ada niat untuk masuk sedikit pun. Baru setelah New memanggilnya beberapa kali, Tay tersadar dari lamunannya.

TBC 💙

Jangan lupa buat Vote dan Comen 😁

Help meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang