²⁰• 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑎𝑝𝑎 𝑙𝑎𝑔𝑖, 𝑝𝑎𝑝𝑎 𝑙𝑎𝑔𝑖

2.8K 448 29
                                    






-Happy reading 🍁
-sorry for typo(s)



🍑

Pagi-pagi sekali, Athar sudah siap dengan seragam sekolahnya, menuruni tangga untuk menghampiri sang Papa yang berada di dapur

"Pagi, Pah" sapanya, meletakkan tas ranselnya di salah satu kursi, dan dirinya membuka lemari es untuk mengambil susu

"Pagi. Tumben, Kak, pagi-pagi udah siap aja"

Athar meringis, seraya menuang susu pada gelas, "mau jemput Aban, muter dulu kalo kesiangan nanti ngamuk anaknya" candanya "Mama belum bangun, Pah?" Tambahnya

Atma membalikkan telur yang sedang ia goreng, menatap sebentar ke arah pintu kamarnya, "belum, kecapean Mama mu itu, tadi jam 4 baru pulang"

Athar juga ikut menatap pintu kamar orang tuanya, seraya duduk dan meminum susu di gelas, "pagi ini jadi Papa lagi yang buatin Athar sarapan, pagi ini juga sama Papa lagi Athar sarapannya" gumamnya yang masih bisa di dengar oleh Atma

Athar kemudian beralih menatap punggung Papanya, "Mama ga bisa berhenti aja kerjanya ya Pah?" Tanyanya spontan

Atma tidak menoleh, terdengar menghela nafas kecil, "udah Papa coba ngomong sama Mama, tapi Papa ga bisa liat Mama mu sedih. Pekerjaannya sekarang itu salah satu cita-citanya dari kecil. Kalo kamu bilang Mama berhenti aja kerjanya, Mama mu pasti mau, karena kamu yang minta, Kak, tapi..."

"Tapi dulu Mama sempat relain cita-cita paling dia inginkan karena harus ngandung Athar kan, Pah. Athar tau, dan karena itu juga Mama dulu sempat ga mau rawat Athar waktu kecil, dan milih terima tawaran pekerjaannya yang sekarang, dan ya sampai sekarang juga Athar jarang ketemu Mama Athar sendiri, padahal masih tinggal satu rumah"

Atma selesai menggoreng telur, berbalik dan tersenyum tipis untuk sang putra semata wayang, "kamu jangan pernah mikir Mama benci kamu gara-gara itu ya, Kak. Mama terima tawaran itu karena Papa yang suruh, karena Papa pikir, Mama butuh pengalihan dari rasa kecewanya, Papa yang yakinin Mama kamu kalo Papa bisa jaga kamu selagi dia nikmatin pekerjaannya, Mama sayang kamu lebih dari apapun, dan Papa juga begitu" katanya, seraya meletakkan telur yang tadi ia goreng di hadapan sang putra, lengkap dengan roti yang sudah ia panggang

Athar meraih roti telurnya, meraih juga tas nya dan ia sampirkan di sebelah bahunya, kemudian dirinya berdiri, "Athar berangkat dulu ya Pah" pamitnya, menyalami tangan sang Papa kemudian pergi untuk berangkat sekolah

"Btw Papa ganteng, makasih sarapannya, telurnya asin. Salam buat Mama nanti kalo udah bangun, Assalamualaikum, Atma"

Atma hanya geleng-geleng kepala, anaknya sudah berani melucu begitu, malah panggil Papa sendiri pakai nama langsung, padahal dia selalu mengingatkan untuk selalu sopan pada yang lebih tua

"Semoga kamu ga salah bergaul ya, nak. Papa takut" 

 Papa takut" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[8] Parenting || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang