⁸• 𝐴𝑒𝑙 𝑑𝑎𝑛 𝑅𝑦𝑢𝑛𝑦𝑎

3.1K 483 45
                                    



-Happy reading🍁
-sorry for typo(s)


🍑

Ikbal pulang sehabis magrib hari itu, sengaja karena tadi sehabis futsal, numpang tidur di rumah haris, haha cape banget dia hari ini

Dan kepulangannya disambut sang bunda yang sedang duduk sembari memijat kaki sang adik di sofa

"Ael, kemana aja baru pulang?" Tegur Bunga

"Ada tugas tadi jadi pulang telat" ucapnya berbohong "itu Aren, enak amat di pijitin, Ael mau dong bunda"

Bunga mengalihkan pandangannya pada si putra sulung, "abis ngapain kamu minta di pijit? kerjaannya main doang masa cape"

Ikbal mengernyit mendengar penuturan sang bunda, "itu Aren juga ga ngapa-ngapain di pijitin, enak amat anak emas"

"Anak emas apaan, adekmu ini baru jatoh, makannya bunda pijitin, dia juga sering bantuin bunda, ngga kaya kamu yang kerjanya main mulu, ini pulang-pulang ngeluh cape, aneh kamu Mas"

Ikbal berdecih, "Ael bukan robot bunda, Ael bisa cape, robot juga kalo habis batre pasti bakal mati kan—

—masa iya Ael harus jadi orang tua dulu biar bisa dipijitin sama anak!!" Ucapnya, nadanya mulai meninggi karena emosi

"Masa Ael gaboleh ngeluh cape bunda!! apa harus Ael mati biar ga minta pijitin?! biar gausah sok sakit segala gitu ya bunda!!—

—haha anjing!!"

Bertepatan dengan dirinya yang mengumpat, suara bariton sang ayah diambang pintu masuk membuatnya semakin berdecih

"Aelshaka!!"

Aji dengan rahang mengeras, berjalan menghampiri sang putra, melempar begitu saja tas kantornya

Niatnya Ikbal ingin langsung pergi ke kamarnya saja sebelum sang papa menghampiri, tapi sialnya pergelangan tangannya sudah lebih dulu di genggam begitu erat, dan mungkin saja jika terlepas nanti ada bekas merah yang akan terasa nyeri disana

"Ngomong apa kamu tadi sama bunda!! ngatain apa kamu sama istri saya Ael!!"

Ikbal tak menjawab, malah memandang pergelangan tangannya yang digenggam erat sang papa, kemudian melengos dan tersenyum miring, "drama" ucapnya remeh

Aji semakin di buat emosi oleh tingkah sang putra, dan dengan sekuat tenaganya, tangannya terangkat dan menampar telak pipi kiri Ikbal sampai si empu tersungkur dan jatuh

Plak

Brugh

"Aji!!" Pekik Bunga

"Papa, itu mas Ael, kenapa di tampar" celetuk si bungsu

Aji tak menghiraukan, masih menatap tajam Ikbal yang terduduk di lantai dengan pipinya yang sudah memerah dan sampai sudut bibirnya mengeluarkan sedikit darah

"Kamu papa didik bukan buat ngga sopan sama orang tua!! papa ngga pernah ngajarin kamu ngomong kasar sama orang tua apalagi bunda Ael!!

—jadi anak kok nyusahin mulu, dari dulu ga pernah sedikitpun bikin bangga orang tua!! disuruh belajar malah tidur, disuruh bantuin orang tua malah main!! mau jadi apa kamu Ael!! contoh tuh adekmu, pinter, berprestasi disekolah, nurut sama orang tua, harusnya kamu yang jadi contoh buat adekmu, ini malah kebalikannya"

"Berdiri kamu!!"

Ikbal menurut berdiri, tapi bukan untuk tetap disana dan mendengar perkataan sang papa yang akan menyakiti hatinya lagi, Ikbal menatap tajam Aren disana, kemudian pada bunda, dan terakhir pada sang papa

[8] Parenting || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang