1..2..3..4..5 𝑑𝑎𝑛 6

3.8K 519 104
                                    


-Happy reading 🍁
-sorry for typo(s)


-Happy reading 🍁 -sorry for typo(s)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍑

Ternyata bukan sekali lagi kecewanya, tapi berkali-kali lagi, berkali-kali lagi sampai rasanya mereka sudah tidak punya harapan untuk kembali lengkap, berkali-kali lagi sampai hatinya juga harinya sudah hampa karena menunggu terlalu lama

Nyatanya, kehilangan sahabat kecil lebih sakit dari pada ditinggal orang tersayang selain orang tua

.

Rumah dengan pagar kayu yang dulu menjadi tempat bermain mereka, kini selama hampir menginjak tiga tahun, tidak pernah di buka ataupun terbuka, sepeda yang biasanya terparkir di depan rumah kini tidak pernah nampak, pun dari sela-sela pintu gerbang

Rumah besar di tengah Rekabumi itu kosong, tanpa penghuni, tidak ada lagi Papa, Bunda, Kakak ataupun Adik, sudah kosong sejak lama, hanya menyisakan sebuah memori kenangan untuk di rindu momennya

Hari ini bulan Juni, bulan dimana ZERO'S sudah berhasil menyelesaikan perjuangannya di tingkat sekolah akhirnya. Penyematan sebagai siswa lulusan Sekolah Menengah Atas Biru Raya sudah selesai sekitar setengah jam yang lalu, kini lima anak yang pagi tadi baru saja di nyatakan lulus, sedang berdiri di hadapan rumah kosong di tengah Rekabumi

Ttok ttok ttok

Pintu kayu itu di ketuk lagi, setelah hampir tiga tahun ini tidak ada yang mengetuk

"Om Aji, Tante Bunga, Assalamualaikum, Aban mau pinjem Ikbalnya boleh? Mau Aban sama yang lain ajak foto wisuda Tan, Om. Janji deh Aban kembaliin lagi" teriak Aban setalah mengetuk pintu

Namun tentu saja teriakan dari bungsu Sagara tidak mendapat respon, pintunya dibukakan saja tidak

Kelima remaja itu berakhir menghela nafas, berbalik, bukan untuk berjalan pergi, melainkan untuk sama-sama bersandar pada pintu kayu dibelakangnya, tak perduli jika baju seragam yang sudah Mama setrika pagi tadi akan kusut di buatnya

"Sial, gua nggak bisa pajang foto wisuda berenam karena lo, El. Sial banget, benci banget gua El, lo bangsat" celetuk Akmal emosi, walau nada suaranya pun terdengar bergetar menahan tangis

"Hanan sampe muak nanyain lo kemana Bal, kata dia lo ngajakin mabar, tapi sampe sekarang ditunggu nggak balik-balik, emang bngst sih lo ya" cicit Aban

Helaan nafas kasar kompak terdengar dari kelima remaja yang bersandar lesu di pagar pintu, seharunya hari ini mereka bahagia, merayakan hari kelulusan bersama teman-teman, saling mengucapkan selamat karena sudah berhasil sampai tujuan sama-sama, tapi nyatanya, lima anak itu memilih berdiri di sini, di depan rumah sahabatnya, berdiri menunggu hal yang selalu tidak pasti tiga tahun belakangan ini

"Ael, kita udah lulus loh. Gua dapet nilai bagus, El, sesuai apa mau papa. Tapi kali ini bukan karena papa maksa, tapi karena inisiatif gua sendiri, gua udah males dengerin apa maunya orang satu itu, gua sekarang mau hidup sesuai apa yang gua mau aja deh El" cicit Akmal

[8] Parenting || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang