-Happy reading 🍁
-sorry for typo(s)
🍑
Sakit hati terbesar seorang anak adalah, ketika dia terlahir bukan untuk jadi dirinya sendiri tetapi untuk menjadi orang lain.
Di dunia ini bukan satu dua, orang tua yang hobi membandingkan anaknya sendiri, padahal seharusnya semua orang tau, terlahir sebagai kembar pun tidak menjamin jika semua yang melekat pada si anak akan sama persis, apalagi seorang kakak dan adik, hari lahir mereka saja berbeda, kenapa beberapa orang tua seolah ingin menjadikannya sama? Aneh
Dewasa ini, orang-orang yang berhasil menjadi orang tua seutuhnya saja jika diibaratkan bisa dihitung dengan jari. Mungkin kata mereka mendidik dengan cara seperti apa yang mereka inginkan itu baik untuk masa depan anak, agar si anak menjadi ini lah atau menjadi itu, sayangnya kebanyakan malah salah kaprah.
Menjadi orang tua itu harus pintar, pintar memilah kata yang baik untuk dibicarakan di depan anak, pintar berkomunikasi, jadi orang tua juga harus bisa menerima kegagalan anak, jangan langsung mencaci maki anak di depan orang banyak ketika si anak melakukan kesalahan. Kegagalan dan kesalahan itu sebuah proses anak mengetahui mana yang baik dan tidak.
Menjadi orang tua juga harus belajar menghilangkan gengsi untuk berterima kasih pada buah hati.
.....
Pukul 18.26, Juan sudah hendak menutup warungnya, karena hari ini dia ingin pulang cepat. Tapi sayangnya dia harus menunda untuk beberapa waktu, saat dalam waktu sepuluh menit dia duduk di kursi kasir, sudah terhitung ada enam pelanggan yang datang, namun sampai sekarang belum memesan apapun
Juan melepas apron kerjanya, menaruhnya di tempatnya, mengambil kunci bangunan di laci meja, semuanya sudah ia bereskan, tinggal mengunci pintu dan dia bisa pulang. Juan menghembuskan napasnya sebelum menghampiri enam pelanggan yang sepertinya hanya menumpang duduk saja di warung kafenya
"Abang mau tutup warung, kalian ngga mau pulang? Haha udah kaya korban begal aja gua liat-liat, kasian banget" celetuknya, yang hanya di respon tatapan sendu dari enam anak Adam di sana
Juan menggaruk tengkuknya canggung, menengok ke luar untuk melihat situasi, "mau ujan deh kayanya, disini dingin kalo malem, mau ke rumah Abang? Kalo ngga mau pulang ke rumah sendiri, pulang aja ke rumah Abang, kontrakan maksud gua, mau nteu?" Tanyanya, dan enam remaja itu langsung berdiri dari duduknya, meringis layaknya anak kecil
"Hayuk Bang"
"Yeu, dari tadi kek ngomong, berasa di datengin vampire gua, diem-diem mulu dari tadi. Abang pesen taksi dulu" katanya, berjalan ke meja kasir untuk mengambil ponselnya
ZERO'S membuntut di belakang, sudah seperti anak ayam hilang saja
"Ga bawa mobil emang Bang? Biasanya bawa" tanya Akmal
Juan menengok sebentar, sebelum kembali fokus dengan ponselnya, "mobil gua ga segede kapal titanic, ga cukup nampung lo semua elah, gua pesenin taksi biar sebagian naik taksi, sisanya ikut gua" katanya menjelaskan, ZERO'S di belakang hanya membulatkan mulutnya seraya kepalanya mengangguk-angguk
KAMU SEDANG MEMBACA
[8] Parenting || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰
Diversos- sekarang bukan lagi hanya tentang sulitnya mengurus anak, tapi tentang bagaimana cara yang tepat untuk mendidik anak berkedok 'ini semua demi kebaikan kamu' mereka sudah muak dengan omong kosong orang tuanya itu ' [ 12 Mei 2021 ]